Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Kependidikan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII MTsN 1 SUMBAWA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Tanti Septiawati; Nining Andriani; Suharli Suharli
Jurnal Kependidikan Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTsN 1 Sumbawa Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian di fokuskan pada nilai disiplin dan nilai tanggung jawab siswa pada mata Pelajaran IPS Terpadu. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif Deskriptif, menggunakan pendekatan penelitian studi kasus. Untuk memperoleh data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan (1) Reduksi data (2) penyajian data (3) menarik kesimpulan. Selanjutnya untuk melakukan uji keabsahan data dilakukan triangulasi sumber dimaksudkan untuk membandingkan dan mengecek kebenaran data yang diperoleh dari informan dengan informan lain dan triangulasi metode, dimaksudkan mengecek kebenaran data yang diperoleh dari informan dengan mengunakan teknik pengumpulan data yang berbe da. Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh hasil bahwa pelaksanaan pendidikan karakter disekolah melalui pemberian contoh dan tauladan yang baik dari guru, sekolah memiliki buku tentang pendidikan karakter. Guru sudah mencantumkan nilai karakter dalam silabus dan RPP dalam perencanaan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran guru menerapkan nilai disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan materi yang diajarkan, siswa dan guru sudah disiplin terlihat dari siswa dan guru masuk kelas tepat waktu, siswa mengumpulkan tugas tepat waktu, kemudian siswa dan guru memakai seragam sesuai tata tertib sekolah, sementara itu siswa dinilai masih kurang disiplin masih terdapat beberapa siswa yang tidak tertib saat mengikuti proses pembelajaran. Terkait nilai tanggung jawab, siswa sudah bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru seperti, siswa mengembalikan peralatan pembelajaran, siswa dapat bekerjasama dengan satu kelompok, siswa mengerjakan tugas dengan baik, dan melaksanakan tugas piket sesuai dengan jadwal yang dibuat, sementara masih terdapat siswa yang kurang bertanggung jawabmemelihara lingkungan sekolah dengan membuang sampah pada tempatnya. Evaluasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru ialah dengan cara mengamati perilaku siswa saat proses pembelajaran. Faktor pendukung terlaksananya pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS Terpadu ialah sekolah mempunyai komitmen kuat untuk melaksanakan pendidikan karakter serta siswa sudah lumayan memiliki perilaku yang baik. Sedangkan faktor penghambatnya ialah kurangnya kesadaran dari siswa itu sendiri, siswa kurang tertib dan ramai dalam proses pembelajaran.
MODEL KONSEPTUAL PEMBELAJARAN IPS BERORIENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA 4.0 Suharli Suharli; Andi Haris
Jurnal Kependidikan Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan wawasan dan keterampilan untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan model konseptual pembelajaran IPS yang berorientasi penguatan pendidikan karakter di era 4.0. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kajian pustaka yaitu melakukan proses penelaahan secara kritis terhadap pustaka-pustaka yang relevan dengan konsep dasar dan tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penelaahan secara kritis diperoleh gambaran bahwa pembelajaran IPS harus dapat dirancang secara lebih efektif yaitu melalui tahapan sebagai berikut: (1) tahap pemberian tugas lapangan sebagai upaya membentuk kepekaan sosial, tanggung jawab dan learning by doing; (2) tahap analisis tugas lapangan sebagai bentuk aktivitas membangun makna, kejujuran dan berpikir kritis dalam belajar; (3) tahap berbagi pengetahuan sebagai upaya membentuk tanggung jawab, kepedulian sosial, tolong menolong, dan upaya memperkuat pemahaman peserta didik terhadap materi; dan (4) tahap kerjasama timsebagai upaya untuk membangun kesetaraan dalam belajar, saling menghargai, dan tanggung jawab individu dalam kelompok. Melalui empat tahapan tersebut, maka proses pembelajaran IPS dapat mendorong terjadinya penguatan pendidikan karakter
ETNO-ENTREPRENEUR MASYARAKAT SUMBAWA (Perspektif Pendidikan, Budaya dan Ekonomi) Andi Haris; I Gusti Made Sulindra; Suharli Suharli; I Made Sentaya
Jurnal Kependidikan Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.097 KB)

Abstract

Etno-entrepreneur menjadi issue strategis jika dikaitkan dengan perspektif pendidikan, ekonomi, dan budaya yang mengacu pada nilai-nilai kearifan lokal. Etno-entrepreneur menjadi tantangan ke depan untuk berkreasi, inovasi dalam menopang ekonomi suatu anggota keluarga, masyarakat, daerah, dan bangsa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil temuan dari perspektif ekonomi, perspektif pendidikan, dan perspektif budaya terhadap etno-entrepreneur masyarakat Sumbawa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penedekatan naratif dan interpretatif yang menjadi ciri khas penelitian kualitatif. Usaha mikro kecil dan menengah menjadi responden yang tersebar di 7 kecamatan dengan jumlah 30 orang dan menggali data melalui wawancara mendalam dan observasi. Data ini diseleksi, disajikan, dan ditarik kesimpulan lalu dilakukan keabsahan data dengan teknik triangulasi, member check dan audit trail. Hasil menunjukan bahwa rata-rata entrepreneur yang dibentuk oleh orang tua dan dibentuk oleh dirinya sendiri masuk dalam kategori tipe usaha sampingan (part time entrepreneur) dan usaha yang didasarkan pada hobi memasak (home base entrepreneur). Dari perspektif pendidikan menunjukkan bahwa dengan faktor pendidikan yang rendah, maka nilai-nilai budaya yang tertanam kuat dalam masyarakat serta tertanam dalam pendidikan keluarga, maka ada pertentangan antara nilai budaya dengan eksistensi entrepreneur Sumbawa yang menyebabkan entrepreneur tidak begitu penting. Dari perspektif budaya menunjukkan adanya memegang nilai tradisi yang sangat mengakar dalam sendi kehidupan, yang tercermin dalam saleng tulung (saling tolong menolong), saleng pedi’ (saling mengasihi), dan saleng sakiki’ (saling memberi dikala waktu lapang dan sempit sehingga terbentuk saling mengayomi). Konsep Saleng ini menjadi pegangan, dalam upaya menghilangkan stigma negatif yakni ubik (pelit). Stigma negatif ubik (pelit) ini yang dihindari agar menuju manusia yang beriman, bertakwa demi mendapatkan ridha Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) yang seuai dengan filosofi dasar yaitu Syara barenti ko Kitabullah (hukum, aturan, norma dan aqidah adat budaya harus merujuk pada al-quran. Entrepreneur masyarakat Sumbawa juga memegang nilai agama yang cukup kuat yakni “merasa cukup”. Dengan kata “cukup” keuntungan dan perencanaan yang telah direncanakan ketika tidak terpenuhi, maka pemilik usaha cepat mengatakan “cukup” dan tidak menjadi sebuah beban. Kata “cukup” mendorong entrepreneur masyarakat Sumbawa untuk tidak kiak (memiliki etos kerja) yang kuat, dalam mengelola usahanya baik dari sisi perencanaan, mengorganisasikan, implementasi, dan pengontrolan yang baik. Hal ini yang membuat entrepreneur Sumbawa tidak sukses (kekayaan usahanya) sampai dua generasi). Oleh karena itu, budaya tradisi Sumbawa dan spritualitas keagamaan (Islam) mewarnai perilaku, karakter, watak, dan tindak tanduk dalam kesehariannya.
INTEGRASI NILAI KEARIFAN LOKAL SUMBAWA (FILOSOFI BARAPAN KEBO) DALAM PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Eek Aldayana; Jhon Kenedy; Fatmawati Fatmawati; Suharli Suharli; Arbi Batulante
Jurnal Kependidikan Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.038 KB)

Abstract

Kearifan lokal (local wisdom) merupakan sebuah budaya atau gagasan yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional dalam masyarakat. Barapan kebo merupakan warisan secara turun temurun, dari nenek moyang tanah Sumbawa dan biasanya diadakan oleh seseorang yang berhajat menyelenggarakannya berdasarkan kaul maupun berdasarkan keinginan beberapa orang. Barapan kebo memiliki beberapa filosofi didalamnya yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran yaitu 1. religius (barapan kebo menjadi penyatu semua komponen masyarakat dan memperkuat silaturrahmi antar masyarakat) yang terintegrasi dalam proses pembelajaran seperti kegiatan berdoa sesuai kepercayaaan sebelum memulai pembelajaran, 2. disiplin (bagi pelaku barapan kebo, mereka hendaknya disiplin dalam merawat dan menjaga kerbau-kerbaunya) yang terintegrasi dalam proses pembelajaran seperti menjaga ketertiban, dan patuh pada aturan dan ketentuan yang ada selama proses pembelajaran, 3. kerja keras (dalam barapan kebo, peserta dituntut untuk melatih dan mempersiapkan kerbaunya sebaik mungkin dan didalam perlombaan, kerbau dituntut mengenai saka dalam waktu yang cepat dan tepat) yang terintegrasi dalam sikap sungguh-sungguh dalam belajar, 4. cinta damai (nilai ini menjadi karakter dalam barapan kebo, sejauh ini sangat jarang bahkan hampir tidak pernah ada perkelahian dalam permainan barapan kebo) yang terintegrasi dalam proses pembelajaran pada sikap, perkatan ataupun tindakan yang dilakukan siswa menyebabkan orang lain merasa senang akan kehadirannya, 5. tanggung jawab (dalam permainan barapan kebo, pelaku bertanggung jawab atas kerbaunya masing-masing) yang terintegrasi dalam proses pembelajaran, siswa melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik, 6. kreatif (sebelum permainan, peserta mempersiapkan kerbau secantik dan sekreatif mungkin dengan memberikan pernak-pernik hiasan) yang dalam pembelajaran terintegrasi pada proses berfikir atau menemukan hal-hal baru, 7. toleransi (dalam barapan kebo mempertemukan berbagai elemen masyarakat dan saling menghargai meskipun terdapat berbagai perbedaan) yang terintegrasi dalam proses pembelajaran dimana seluruh siswa saling menghargai berbagai perbedaan yang ada, 8.persaingan dan penghargaan (adanya persaingan untuk mendapatkan juara antar masyarakat atau pelaku permainan barapan kebo) yang terintegrasi dalam proses pembelajaran dimana siswa bersaing untuk menjadi yang terbaik, 9. percaya diri (setiap pelaku barapan kebo dituntut untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi) yang terintegrasi dalam proses pembelajaran dimana siswa merasa percaya diri dalam bertanya, menyampaikan pendapatnya ataupun dalam kegiatan presentasi di kelas, 10. nilai ekonomis (dalam barapan kebo, setiap kerbau yang memiliki kecepatan tinggi atau sering mendapat juara akan cenderung lebih mahal dibandingkan kerbau biasa pada umumnya). Pada mata pelajaran Produk Kreatif & Kewirausahaan khususnya pada materi Prototype sangat lekat dengan nilai ekonomis. Beberapa nilai tersebut sangat penting untuk diintegrasikan ke dalam sebuah model pembelajaran sesuai dengan kriteria pendidikan budaya dan karakter bangsa saat ini.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL (FILOSOFI BARAPAN KEBO) DI SMKN 3 SUMBAWA BESAR Eek Aldayana; Jhon Kenedy; Fatmawati Fatmawati; Suharli Suharli; Arbi Batulante
Jurnal Kependidikan Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.587 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kondisi faktual pembelajaran ekonomi di SMKN 3 Sumbawa Besar, (2) filosofi permainan tradisional barapan kebo (3) tingkat kelayakan model pembelajaran berbasis permainan tradisional (filosofi barapan kebo) yang akan dikembangkan oleh peneliti menurut para ahli, (4) respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis permainan tradisional (filosofi barapan kebo) yang akan dikembangkan oleh peneliti. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian Research and Development (R&D). Prosedur penelitian dan pengembangan menggunakan teori menurut Robert Maribe Branch. Subyek penelitian dilakukan pada siswa kelas XI Jurusan Multimedia di SMKN 3 Sumbawa Besar yang bersedia sebanyak 13 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Instrumen penelitian diperoleh dengan menggunakan lembar validasi ahli dan lembar angket untuk siswa terkait respon siswa terhadap produk pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi faktual pembelajaran produk kreatif dan kewirausahaan di SMKN 3 Sumbawa Besar belum memiliki kreatifitas dalam menciptakan inovasi baru, terutama inovasi pengembangan model berbasis lokal untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan kebosanan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, terdapat siswa yang sering menggangu konsentrasi siswa lain selama proses pembelajaran berlangsung. Filosofi yang terkandung dalam permainan tradisional barapan kebo, berdasarkan hasil wawancara menunjukkan adanya nilai disiplin, religius, kreatif, ekonomi, toleransi, tolong-menolong, kebersamaan, kecepatan/ketepatan, sportif, percaya diri, persaingan, penghargaan, kerja keras, cinta damai, dan tanggung jawab yang sesuai dengan nilai pendidikan karakter bangsa. Sedangkan hasil pengembangan menunjukkan kelayakan model setelah dilakukan validasi oleh ahli model dengan kategori layak. Skor rata-rata diperoleh sebesar 3,8 dan nilai kelayakan model berada diatas nilai kelayakan produk minimal yaitu 3,4<3,8<4,2. Kelayakan perangkat pendukung pembelajaran setelah dilakukan validasi oleh ahli perangkat pendukung pembelajaran dengan kategori sangat layak. Skor rata-rata diperoleh sebesar 4,8 dan nilai kelayakan perangkat pendukung pembelajaran berada diatas nilai kelayakan produk minimal yaitu 4,8>4,2. Kelayakan model setelah dilakukan uji coba terbatas pada materi manajemen di kelas X IPS2 diperoleh skor rata-rata sebesar 5,54, dan nilai kelayakan uji respon siswa berada diatas nilai kelayakan produk minimal yaitu 5,54>4,2. Maka, hasil validasi ahli dan uji respon siswa model pembelajaran berbasis permainan tradisional (filosofi barapan kebo) layak dijadikan sebagai model pembelajaran.
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH (Studi Multikasus Pada SMP dan MTs di Kabupaten Sumbawa) Suharli Suharli; Jhon Kenedi
Jurnal Kependidikan Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS di dalam kelas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi multikasus. Penelitian ini dilaksanakan di SMP/MTs di kabupaten Sumbawa. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru IPS. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara. Sedangkan teknik analisis data menggunakan alur reduksi data, penyajian data, perivikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebagian besar guru belum mampu memaksimalkan pembelajaran IPS di dalam kelas dan permasalahan utama yang dihadapi adalah kemempuan guru dalam memilih dan menerapkan metode serta media pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman karakteristik siswa di dalam kelas.
PENGEMBANGAN EXPERIENTIAL LEARNING MODEL BERBASIS COLABORATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BUDAYA SISWA Suharli, Suharli; Iksan, Muhammad
Jurnal Kependidikan Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengembangan model pembelajaran experiental berbasis kolaboratif problem solving untuk meningkatkan kecerdasan budaya siswa di sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Rancangan penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah research and development. Pada penelitian ini peneliti hanya melaksanakannya sampai pada tahap kedua yaitu proses pengembangan. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan angket. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, hasil uji pakar, dan uji coba terbatas terhadap desain awal Model Pembelajaran Eksperiental Learning Berbasis Colaborative Problem Solving (ELCOPS) yang dirancang, dapat memfasilitasi siswa menguasai materi pelajaran sebagai upaya meningkatkan kecerdasan budaya.