Pendahuluan: Kanker payudara ditandai oleh perkalian dan transformasi sel yang tidak terkendali di jaringan payudara, sering kali menyebabkan benjolan dan massa. Ini memiliki tingkat kematian tertinggi secara global, dengan 684.996 kasus (13,6%). Di Kota Bengkulu pada tahun 2021, terdapat 120 kejadian tumor/benjolan. Metode: Studi ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan potong lintang. Populasi sasaran terdiri dari semua wanita usia subur di Pusat Kesehatan Masyarakat Pasar Ikan Kota Bengkulu yang telah menerima pendidikan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Sampel dipilih melalui sampling acak proporsional, dihitung menggunakan rumus Lameshow, menghasilkan 45 subjek. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang mengukur pengetahuan, sikap, dan praktik, menggabungkan sumber data primer dan sekunder. Analisis dilakukan menggunakan metode univariat dan bivariat. Hasil dan Pembahasan: Temuan mengungkapkan bahwa hampir semua peserta memiliki pemahaman yang baik tentang SADARI, dan sebagian besar memiliki sikap positif terhadapnya. Namun, mayoritas tidak secara rutin melakukan SADARI. Kesimpulan: Studi ini tidak menemukan korelasi signifikan antara pengetahuan (p=0.281) dan praktik SADARI, tetapi ditemukan korelasi signifikan antara sikap (p=0.017) dan praktik SADARI. Penelitian ini menyarankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan praktik rutin SADARI di kalangan wanita usia subur, menekankan perlunya dukungan tambahan dari profesional kesehatan.