Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat

PELATIHAN PENGAWETAN BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) DENGAN METODE PENGAWETAN BOUCHERIE DI HKm AIK BUAL Dwi Sukma Rini; Febriana Tri Wulandari; Kornelia Webliana
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2019): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.167 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v2i1.1017

Abstract

Tanaman bambu tumbuh secara alami dan berumpun di kawasan hutan Indonesia, tak terkecuali di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, pemanfaatan bambu di daerah ini cukup tinggi. Bambu biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan berugak, kerajinan, mebel, dan berbagai souvenir khas daerah. Selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, bambu memiliki fungsi perlindungan terhadap mata air, bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang penting dalam penyerapan CO2. Pengembangan bambu telah dilakukan di HKm Aik Bual, kecamatan Kopang, Lombok Tengah. Bambu di daerah ini merupakan salah satu HHBK yang telah mendapatkan sertifikasi PHBML, sehingga mulai dilirik untuk dijadikan bahan baku oleh perusahaan pengolahan bambu. Namun, hingga saat ini masyarakat masih menjual bambu dalam keadaan segar, padahal bambu memiliki kerentanan terhadap serangan serangga perusak. Hal inilah yang menyebabkan kualitas bambu menurun dan harga jual menjadi rendah. Untuk meningkatkan nilai jual bambu, maka pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk menangani bambu pasca panen perlu ditingkatkan. Mengingat bambu rentan terhadap serangan serangga perusak seperti kumbang bubuk, maka salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas adalah dengan melakukan kegiatan pengawetan bambu pasca panen sebelum dijual. Pengawetan bambu segar dapat dilakukan dengan metode Boucherie saat bambu baru ditebang dan masih memiliki daun. Metode ini sesuai untuk dilakukan masyarakat karena mudah dan murah dalam penerapannya.
PELATIHAN TEKNOLOGI PENINGKATAN KETAHANAN BAHAN BAKU TERHADAP ORGANISME PERUSAK PADA PRODUK KERAJINAN DI DESA KARANG SIDEMEN, NUSA TENGGARA BARAT Andi Tri Lestari; Febriana Tri Wulandari; Endah Wahyuningsih
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2020): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.596 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v3i4.2203

Abstract

Produk kerajinan Kelompok Wanita Tani (KWT) Karang Sidemen berbahan dasar bambu. Bahan baku berupa bambu sering kurang optimal karena kerentanannya terhadap organisme perusak terutama jamur pelapuk, rayap kayu kering dan kumbang bubuk kayu kering. Kerusakan pada bambu dapat terjadi pada bahan baku, barang kerajinan yang sudah jadi, bahkan yang sudah sampai di tangan konsumen. Oleh karena itu maka perlu dilakukan upaya pencegahan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui teknologi peningkatan ketahanan bahan baku terhadap organisme perusak. Selain dapat meningkatkan ketahanan bambu terhadap organisme perusak kegiatan ini juga dapat menambah nilai jual produk kerajinan sehingga diperlukan optimalisasi kualitas dan nilai produk kerajinan tersebut melalui pelatihan. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan kualitas produksi sehingga para pengrajin dapat berkembang baik secara kualitas maupun nilai ekonomi produk kerajinannya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa anggota KWT Karang Sidemen sangat kooperatif dalam pelaksanaan pelatihan ini dan mampu melaksanakan kegiatan pengawetan bambu dengan baik. Anggota KWT Karang Sidemen menyampaikan apresiasi kepada Tim Pengabdian dari Jurusan Kehutanan Universitas Mataram dan berharap ada kegiatan tindak lanjut terkait pengawetan bahan baku bambu untuk produk kerajinan yang akan bersentuhan langsung dengan makanan.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LEBAH MADU TRIGONA SP DENGAN KAYU DADAP (ERYTHRINA VAREIGATA L) SEBAGAI BAHAN BAKU STUP LEBAH, DI DESA PENDUA, KEC. KAYANGAN, KAB. LOMBOK UTARA, NTB Endah Wahyuningsih; Febriana Tri Wulandari; Andi Tri Lestari
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2020): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.493 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v3i4.2223

Abstract

Pengembangan budidaya lebah madu trigona sudah banyak dilakukan masyarakat. Akan tetapi pengembangannya masih terdapat sedikit kendala dan permasalahan, salah satunya adalah ketrampilan dan teknologi yang terbatas, serta peralatan budidaya yang belum standar sehingga mempengaruhi hasil produksi madunya. Salah satu komponen peralatan budidaya madu adalah kotak lebah (stup). Bahan baku pembuatan kotak lebah atau stup memberikan pengaruh terhadap produksi madu baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Jenis kayu sebagai bahan baku stup berpengaruh terhadap produksi madu yang dihasilkan lebah madu trigona. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah upaya meningkatkan produktivitas lebah madu Trigona sp dengan menggunakan bahan kayu dadap (Erythrina Vareigata L) di kelompok tani lebah madu pendua, Desa Pendua, Kec. Kayangan, Kab. Lombok utara. Metode yang dilakukan yaitu metode partisipasif dengan memberikan penyuluhan tentang pembuatan stup dengan bahan baku kayu dadap, serta peran partisipasi kelompok tani lebah madu Pendua. Hasil pengabdian adalah terdapat peningkatan produksi madu yang dihasilkan dengan menggunakan bahan baku stup kayu dadap dan cara pemindahan koloni lebah trigona. Trigona mulai memproduksi kantong madu diperlukan waktu 1,5 bulan, sehingga diperkirakan setelah 3 bulan bisa dipanen, dimana sebelumnya masa panen memerlukan waktu 4 bulan. Rekomendasi yang diberikan yaitu selain menggunakan kayu dadap sebagai bahan baku stup, perlu ditunjang pula dengan diversifikasi sumber pakan lebah juga, sehingga akan lebih meningkatkan produksi madunya.
PENGAYAAN TANAMAN PAKAN LEBAH DENGAN POLA AGROFORESTRY HOME GARDEN UNTUK MENDUKUNG KELESTARIAN SUMBER PAKAN LEBAH MADU TRIGONA Endah Wahyuningsih; Andi Tri Lestari; Maiser Syaputra; Febriana Tri Wulandari; Hairil Anwar; Januardi Januardi; I Putu Angga Teja Maya; Dita Anggraini; GB Daril Rama Aditia; Abdul Muin
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2021): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.338 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v4i4.3145

Abstract

Pengembangan budidaya lebah madu trigona yang dilakukan masyarakat Desa Pendua kebanyakan masih berskala rumah tangga. Sumber pakan trigona didapatkan dari tanaman pekarangan (home garden) di sekitar tempat tinggal. Peran home garden dalam mendukung ketersediaan sumber pakan lebah trigona sangat besar, karena sangat memengaruhi hasil produksi madu. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang jenis-jenis tumbuhan yang potensi sebagai sumber pakan lebah trigona yaitu jenis tanaman yang menghasilkan nektar, polen dan resin, juga menjadi salah satu kendala pengembangan budidaya lebah trigona, sehingga belum memenuhi kecukupan sumber pakannya. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu penyuluhan tentang upaya pelestarian pakan trigona melalui pengayaan jenis-jenis tanaman sumber pakan trigona, sehingga terjaminnya sumber pakan sepanjang musim dan penataan sumber pakan lebah trigona dengan pola agroforestri home garden yaitu mengkombinasikan tanaman buah-buahan, dan tanaman berbunga. Hasil kegiatan pengabdian adalah melakukan pengayaan jenis tanaman sumber pakan trigona, penghasil nektar, polen dan resin yang meliputi tanaman tahunan (buah-buahan) dan tanaman berbunga, sebanyak 10 jenis sumber pakan. Sebelum dilakukan pengayaan sumber pakan yang tersedia hanya 6 jenis tanaman buah-buahan yaitu pohon kelengkeng, rambutan, mangga, jambu air dan pohon anggur, sehingga belum memenuhi ketersediaan pakan sepanjang tahun. Jenis tanaman tahunan (buah-buahan) untuk pengayaan sumber pakan trigona penghasil nektar, polen dan resin yaitu mangga (Mangifera indica), durian (Durio zibethinus), jeruk (Citrus reticulata),  Delima (Punica granatum), Cempedak (Artocarpus integer) dan kelengkeng (Dimocarpus longan). Jenis anaman bunga untuk sumber pakan trigona penghasil nektar, dan polen yaitu air mata pengantin (Antigonon leptopus), sikat botol (Callistemon viminalis), bunga matahari (Helianthus annuus), dan widelia (Sphagneticola trilobata). Pengayaan sumber pakan trigona dengan pola agroforestri home garden telah memenuhi ketersediaan pakan trigona, karena jenis untuk pengayaan sebagai sumber pakan terpilih adalah tanaman potensial penghasil nektar, polen dan resin.