Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengabdian Masyarakat di Sanggar Seni Lukis Balitung Denpasar “Menggambar Storyboard Komik Anak-Anak” Janottama, I Putu Arya; Wibawa, Arya Pageh; Yasa, Gede Pasek Putra Adnyana; Indira, Wahyu; Artha, I Gede Agus Indram Bayu; Kusuma, Gede Lingga Ananta; Pramayasa, I Made Hendra Mahajaya; Wiwana, I Putu Adi; Prabu, Anak Agung Bayu Krisna; Swandi, I Made Dwiarya
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2024): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/awjpm.v3i2.4356

Abstract

Sanggar Seni Lukis Balitung sebagai salah satu sanggar seni yang berada di jalan Tukad Yeh Biu Gang Pudak No. 1, Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, kotamadya Denpasar. Sanggar ini didirikan pada tahun 1989 oleh Drs. I Ketut Sudiana dengan tujuan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memajukan seni sebagai bagian dari warisan budaya. Sanggar Seni Lukis Balitung telah menjadi tempat untuk dilaksanakannya pengabdian masyarakat oleh dosen Program Studi Animasi Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan wawasan pengetahuan tentang storyboard komik kepada anak-anak. Tambahan pengetahuan tentang pembuatan storyboard komik ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kemampuan teknik menggambar komik kepada peserta didik. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah ceramah dan pelatihan kepada peserta didik yang selanjutnya diaplikasikan dalam media gambar berupa kertas. Selain itu, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan berbagai cerita yang kreatif secara mandiri sehingga mereka memperoleh pemahaman secara komprehensif dan menyeluruh tentang storyboard komik. Tahapan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Implikasi kegiatan ini adalah pengetahuan yang terwujud dalam bentuk narasi visual yang digambarkan oleh peserta didik secara mandiri tidak hanya diimplementasikan ke dalam media komik tetapi juga nantinya dapat diterapkan pada media-media lainnya.
ANIMASI UPIN IPIN: MEDIUM DIALOG KEBANGSAAN INDONESIA-MALAYSIA Yasa, Gede Pasek Putra Adnyana
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 3 (2023): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara histori, budaya Indonesia-Malaysia memiliki keterkaitan yang erat, meskipun dalam hal politik, hubungan negara Indonesia-Malaysia sering mengalami konflik. Meskipun muncul konflik dan wacana tentang potensi perang, namun hingga saat ini, konflik tersebut tidak pernah mencapai titik nyata yang mengancam eksistensi kedua bangsa. Upaya diplomasi selalu ada untuk meredakan ketegangan. Selama satu dekade terakhir, animasi Upin Ipin dari Malaysia telah berkembang dan meraih popularitas di Indonesia. Meskipun dalam satu dekade ini terjadi beberapa kali konflik antara Indonesia dan Malaysia, animasi Upin Ipin tetap diterima dengan baik di Indonesia. Bahkan jumlah tayangan animasi Upin Ipin di televisi Indonesia semakin meningkat. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis potensi animasi Upin dan Ipin sebagai salah satu bentuk diplomasi Indonesia-Malaysia. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan analisis deskriptif kritis dan pemanfaatan teori analisis wacana untuk mengkaji data penelitian. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa animasi Upin Ipin memiliki tujuan untuk mempererat dialog dan hubungan antara Malaysia dan Indonesia. Karakter Susanti dari Indonesia yang hadir dalam animasi Upin Ipin dapat diartikan sebagai simbol yang menggambarkan hubungan baik antara kedua negara. Artikel ini memberikan kontribusi dalam memahami bahwa animasi Upin Ipin bukan hanya sekadar hiburan semata, melainkan juga dapat berfungsi sebagai media untuk memperkuat dialog dan kesatuan antar bangsa.
The Role Of Information Technology In The Animation Industry Yasa, Gede Pasek Putra Adnyana; Pratistha, Indra
Jurnal Scientia Vol. 13 No. 03 (2024): Education and Sosial science, June - August 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58471/scientia.v13i03.2531

Abstract

This research examines the role of information technology in the animation production process, focusing on how recent technologies have improved the efficiency and quality of production output. The main objective of this research is to explore the impact of various information technology-based tools and software on the creativity and productivity of animation teams. The research method used is a qualitative method with a case study approach in several animation studios in Bali. The theories underlying this research are visual communication theory and diffusion of innovation theory, which are used to understand how new technologies are adopted and applied in the animation industry. The results show that the integration of information technology in animation production not only accelerates the production process but also opens up opportunities for greater creative innovation. Technologies such as 3D animation software, cloud-based project management systems, and online collaboration tools have been shown to contribute significantly to the improvement of animation quality and teamwork effectiveness. These findings confirm the importance of investing in information technology for the animation industry to remain competitive in the global market.
Building Environmental Awareness Through Animation: Transforming Nature from Plastic Waste Yasa, Gede Pasek Putra Adnyana; Wibawa, Arya Pageh; Pramayasa, I Made Hendra Mahajaya
Jurnal Scientia Vol. 13 No. 04 (2024): Education and Sosial science, September-December 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58471/scientia.v13i04.2708

Abstract

This study examines the role of animation as an effective medium in socializing environmental issues, especially regarding plastic waste management. Through a qualitative approach, this study explores how animation can convey important messages related to reducing plastic waste and preserving the environment to various groups in society. In this case study, animation is used as a communication tool that emphasizes the importance of pro-environmental behavior through an attractive and easy-to-understand visual narrative. The results of the study indicate that animation has great potential to raise awareness and change people's behavior in dealing with plastic waste. With a combination of strong visuals and deep moral messages, animation has proven effective in healing nature from the negative impacts of plastic waste. These findings indicate the need for further development in the use of creative media, such as animation, as an innovative socialization strategy in environmental conservation efforts.
Semiotic Analysis of Visual Illustration In The Animation “Legend of Garuda Wisnu Kencana” Putra, Gede Lingga Ananta Kusuma; Yasa, Gede Pasek Putra Adnyana; Pramayasa, I Made Hendra Mahajaya
Jurnal Scientia Vol. 13 No. 04 (2024): Education and Sosial science, September-December 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58471/scientia.v13i04.2709

Abstract

The animation "Legend of Garuda Wisnu Kencana" is a visual work that combines art and culture to convey profound messages through dynamic graphic representations. This research aims to explore the use of visual elements in the animation, focusing on semiotic aspects involving symbols, colors, and settings. The animation serves not only as entertainment, but also as a medium for education and cultural preservation, by depicting the mythological story of Garuda, a mythical bird in Balinese culture. This research method uses a semiotic approach to analyze how visual elements, including colors, symbols, and settings, play a role in conveying cultural and mythological messages. The results of the analysis show that the characters in the animation, such as Garuda, Winata, Kadru, and the nine dragons, play an important role in building the narrative and conveying moral values such as persistence and loyalty. The use of white and gold colors and symbols such as Garuda and dragons reinforce these messages, while the Balinese cultural setting and Kahyangan Dewa provide an authentic and immersive context. The main message of the animation is the importance of striving to achieve goals and not giving up on obstacles, inspiring viewers to face challenges with determination and compassion. This research underscores how animation can serve as a bridge between art, culture and education, and provides insight into the way visual elements contribute to meaning and narrative experience in animated media.
KAJIAN FILM ANIMASI “ANIMA JAGRA LOKA” MELALUI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Yasa, Gede Pasek Putra Adnyana; Wibawa, Arya Pageh; Pramayasa, Made Hendra Mahajaya
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik telah menjadi salah satu masalah yang paling mendesak di seluruh dunia yang harus segera ditangani. Berbagai jenis media digunakan untuk menyebarkan pesan edukasi dan memperingatkan masyarakat akan bahaya sampah plastik. Film animasi adalah salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan pesan lingkungan. Selain hiburan, animasi juga efektif sebagai sarana penyampaian pesan, termasuk pesan-pesan pendidikan, budaya, dan sosial yang mampu membentuk opini publik. Salah satu contoh animasi dengan misi edukatif adalah “Anima Jagra Loka,” yang mengusung tema pentingnya menjaga lingkungan dari sampah plastik. Film ini merupakan hasil dari penelitian dan penciptaan dalam bidang Seni-Desain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana film animasi Anima Jagra Loka menggunakan simbolisme dan visualisasi untuk menyampaikan pesan penting tentang bahaya sampah plastik yang mencemari air, tanah, dan udara. Metode yang diterapkan adalah semiotika Roland Barthes, yang menitikberatkan pada cara manusia memberikan makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui makna denotasi, konotasi dan mitos dari visualisasi film ini menyampaikan pesan yang sangat kuat tentang pentingnya menjaga air, tanah, dan udara dari polusi sampah plastik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya sampah plastik serta mendorong partisipasi dalam menjaga lingkungan.
MENGANGKAT CERITA RAKYAT BALI DALAM ANIMASI: STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGUATAN IDENTITAS BUDAYA Pramayasa, I Made Hendra Mahajaya; Putra, Gede Lingga Ananta Kusuma; Yasa, Gede Pasek Putra Adnyana
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya lokal Indonesia, termasuk kekayaan tradisi Bali, menghadapi tantangan besar di tengah derasnya pengaruh budaya global. Salah satu upaya penting untuk melestarikan dan mempromosikan identitas budaya Bali adalah melalui pengangkatan cerita rakyat dalam bentuk media animasi. Penggunaan animasi sebagai medium edukatif diharapkan dapat menjembatani tradisi budaya dengan teknologi modern, sehingga budaya Bali dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat di luar Bali, terutama di kalangan generasi muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan memahami secara mendalam bagaimana cerita rakyat Bali dapat diimplementasikan dalam animasi untuk tujuan pendidikan karakter dan penguatan identitas budaya. Melalui analisis cerita rakyat Bali yang dipilih dari buku Kumpulan Cerita Rakyat, penelitian ini mengeksplorasi aspek budaya khas Bali yang relevan untuk ditampilkan dalam animasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat Bali yang diangkat dalam animasi dapat menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, kebanggaan budaya, serta membentuk karakter mulia pada generasi muda.
Visual Concept in the Animated Music Video of Gending Rare “Penyu Mataluh” Nandaryani, Ni Wayan; Yasa, Gede Pasek Putra Adnyana; Purwita, Dewa Gede; Widyantara, I Gusti Ayu Kinar Putri
Jurnal SASAK : Desain Visual dan Komunikasi Vol. 7 No. 1 (2025): SASAK (In Press)
Publisher : Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/xss4tj11

Abstract

Penelitian ini membahas perancangan konsep visual video musik animasi untuk lagu Gending Rare berjudul Penyu Mataluh. Gending Rare merupakan lagu-lagu tradisional Bali yang memiliki nilai budaya tinggi dan sering digunakan sebagai media pendidikan dan hiburan bagi anak-anak. Penyu Mataluh sendiri bercerita tentang penyu yang merupakan hewan langka dan dilindungi, dan mataluh yang berarti bertelur. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang konsep visual yang menarik dan edukatif, sehingga dapat menyampaikan pesan lagu secara efektif kepada anak-anak dan masyarakat luas. Penelitian ini memiliki urgensi yang tinggi karena tidak hanya berkontribusi pada pelestarian budaya dan edukasi anak, tetapi juga pada upaya konservasi lingkungan dan pengembangan indus- tri kreatif lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Data yang dianalisis meliputi lirik lagu, observasi referensi visual, serta eksperimen dalam pembuatan story board dan desain karakter animasi. Selain menggunakan metode penelitian, perancangan ini juga menggunakan metode penciptaan yang terdiri dari tiga tahapan yaitu, eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan elemen visual yang cerah, karakter yang mudah dikenali, serta alur cerita yang sederhana namun mengandung pesan moral yang kuat, dapat meningkatkan daya tarik dan pemahaman penonton terhadap lagu tersebut. Kontribusi dari hasilperancangan ini yaitu diharapkan mendapatkan konsep yang baik untuk perancangan selanjutnya, serta bisa menjadi media edukasi yang efektif dalam mengajarkan  nilai-nilai pelestarian lingkungan kepadagenerasi muda.