Pariwisata saat ini sedang tren dalam kehidupan masyarakat modern. Model desa wisata merupakan tren pengembangan wisata alternatif di Indonesia yang terus meningkat popularitasnya. Desa Leuwidingding memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai desa wisata berbasis pertanian dengan sumber daya alam unggulan berupa lahan pertanian seluas 61 hektar dan objek wisata Bendungan Plester serta Kawasan Cabang Tilu. Namun, jumlah pengunjung masih rendah karena pembangunan belum optimal dan terhenti saat pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengembangkan konsep "Agro-Edu-Tourism" sebagai strategi pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan daya tarik wisata dan perekonomian desa. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui observasi lapangan dan wawancara dengan perangkat desa, dilanjutkan metode partisipasi dengan implementasi program kerja selama 35 hari (13 Agustus - 17 September 2024). Program meliputi tahap wawancara-observasi, analisis permasalahan, perencanaan, dan pengembangan produk. Program menghasilkan tiga produk utama: (1) vertikultur tanaman obat dan hias dengan 4 jenis tanaman apotek hidup dan 6 jenis tanaman hias, (2) banner edukasi tanaman obat berisi informasi khasiat dan cara pengolahan, dan (3) papan penunjuk arah menuju objek wisata. Program diresmikan oleh Kepala Desa pada 13 September 2024 dan mendapat respon positif masyarakat. Konsep "Agro-Edu-Tourism" berhasil mengintegrasikan elemen pertanian, edukasi, dan pariwisata untuk meningkatkan daya tarik Desa Leuwidingding.