Krisis energi dan perubahan iklim meningkatkan konsumsi energi untuk pemanasan, pendinginan, dan ventilasi, dengan sektor ini menyumbang 33% dari konsumsi energi global. Pendinginan udara mencapai 60% dari permintaan listrik musim panas, sehingga konservasi energi penting. Sistem pendinginan evaporatif dengan cooling pad berbahan sabut kelapa dan tapis lontar menjadi solusi yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variasi debit aliran air pada cooling pad berbahan sabut kelapa dan tapis lontar terhadap efektivitas pendinginan evaporatif. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen pada ruang pendingin evaporatif dengan dimensi 2,44 m x 1,22 m x 1,22 m dengan merubah jenis bahan cooling pad dan variasi debit aliran air 5 lpm, 7 lpm, dan 9 lpm. Berdasarkan hasil penelitian variasi debit aliran air memiliki pengaruh terhadap efektivitas pendinginan evaporatif menggunakan cooling pad berbahan sabut kelapa dan tapis lontar. Peningkatan debit air dari 5 lpm hingga 9 lpm menghasilkan penurunan temperatur yang lebih besar di ruang pendingin, terutama di ruang 1 yang dekat cooling pad, dan meningkatkan kelembaban relatif di ruang pendingin. Cooling pad sabut kelapa menunjukkan penurunan temperatur awal di ruang satu dekat cooling pad , sementara tapis lontar memberikan distribusi pendinginan yang lebih merata dan konsisten di ruang 1 maupun ruang 2 yang lebih jauh dari cooling pad sehingga tapis lontar menjadi bahan cooling pad yang memiliki performa yang lebih baik dibandingkan sabut kelapa.