COVID-19 adalah penyakit infeksi saluran pernapasan dan merupakan jenis virus baru yang ditemukan oleh manusia sejak kemunculannya di Wuhan, China pada Desember 2019. Sekitar 60-70% individu yang telah terpapa dari populasi telah memperoleh kekebalan kelompok terhadap SARS-CoV-2. Dosis yang diberikan kepada peserta vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk menginduksi kekebalan yang sama seperti kelompok penyintas COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas vaksin COVID-19 dalam membentuk antibodi terhadap SARS-CoV-2 setelah dosis kedua. Desain penelitian menggunakan metode cross sectional atau eksperimental dengan analisis data deskriptif (kuantitatif), menggunakan alat ukur berupa pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan antibodi menggunakan metode immunochromatographic assay. Dalam pemeriksaan ini, sampel dari 50 responden diambil dan setiap sampel diambil secara berkala, yaitu pada minggu keempat dan minggu keenam setelah dosis kedua vaksin diberikan. Hasil menunjukkan bahwa lebih banyak antibodi reaktif terbentuk pada minggu keenam, yaitu 48 orang (48%) dengan nilai p = 0,031<0,05 sehingga ada hubungan antara pemberian vaksin Covid-19 dan hasil pembentukan antibodi dan terdapat hubungan antara waktu dan pembentukan jenis antibodi, nilai p = 0,047 <0,05, ditemukan bahwa lebih banyak jenis antibodi IgG terbentuk pada minggu keenam, yaitu sebanyak 46 orang (46%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa vaksin COVID-19 efektif dalam membentuk antibodi terhadap SARS-CoV-2, dengan peningkatan jumlah antibodi reaktif dan jenis IgG yang signifikan pada minggu keenam setelah dosis kedua vaksin diberikan, menunjukkan hubungan yang erat antara waktu pemberian vaksin dan pembentukan antibodi (p < 0,05).