Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)

Analysis Of Factors Affecting Stunting In Toddlers Iskhak, Muhamad; Diana, Sulis; Anggreni, Dhonna; Wari, Fitria Edni
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 9 (2025): Volume 11 Nomor 9 September 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i9.22176

Abstract

Latar Belakang: Stunting pada balita memerlukan perhatian khusus karena menghambat perkembangan fisik dan mental anak, yang secara tidak langsung terkait dengan risiko penyakit dan kematian.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi insidensi stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Klenang, Kabupaten Probolinggo.Metode: Studi ini menggunakan desain kasus-kontrol kuantitatif. Variabel independen meliputi faktor individu (Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), riwayat ASI eksklusif, penyakit menular pada balita, status imunisasi), faktor ibu (status gizi ibu, usia ibu saat hamil, paritas, jarak kelahiran), dan faktor lingkungan (sumber air bersih, akses ke toilet). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah insidensi stunting. Populasi penelitian meliputi 359 ibu dan balita di wilayah kerja Puskesmas Cakar, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode proportional random sampling, menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Analisis menggunakan uji regresi logistik.Hasil: Sebagian besar balita dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) mengalami stunting, 44 (52,4%). 71 (84,5%) di antaranya diberikan ASI eksklusif. 83 (98,8%) balita stunting tidak menderita penyakit menular. 73 (86,9%) balita stunting telah mendapatkan imunisasi lengkap. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (nilai P 0,000 < 0,05), pemberian ASI eksklusif (nilai P 0,017 < 0,05), dan status imunisasi (nilai P 0,046 < 0,05) secara signifikan mempengaruhi stunting. Status penyakit menular (P-value 0,556 < 0,05) tidak mempengaruhi stunting.Kesimpulan: Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan faktor dominan yang mempengaruhi stunting akibat asupan nutrisi yang tidak memadai selama kehamilan dan riwayat berat badan lahir rendah.Saran: Tenaga kesehatan harus meningkatkan pendidikan dan konseling bagi ibu hamil, ibu balita, dan calon orang tua tentang stunting, gizi, pengasuhan anak, dan pencegahan penyakit menular, melalui posyandu terpadu, kader kesehatan, dan media digital. Kata kunci: Faktor ibu, faktor individu, faktor lingkungan, stunting ABSTRACT Background: Toddler stunting requires special attention because it inhibits the physical and mental development of children which will indirectly be related to the risk of illness and death.Objective: The purpose of the study: to analyze the factors that influence the incidence of stunting in toddlers in the working area of the Klenang Health Center, Probolinggo Regency.Method: This study used a quantitative case-control design. The independent variables were individual factors (LBW, history of exclusive breastfeeding, toddler infectious diseases, immunization status), maternal factors (maternal nutritional status, maternal age during pregnancy, parity, birth spacing), and environmental factors (source of clean water, access to toilets). The dependent variable in this study was the incidence of stunting. The population was all 359 mothers and toddlers in the Cakar Community Health Center work area, Banyuanyar District, Probolinggo Regency. Proportional random sampling was used, with a questionnaire as the instrument. Analysis used a logistic regression test.Results: The majority of toddlers with LBW experienced stunting, 44 (52.4%). 71 (84.5%) were exclusively breastfed. 83 (98.8%) of the stunted toddlers did not have infectious diseases. 73 (86.9%) of the stunted toddlers had complete immunizations. Low birth weight (LBW) (P-value 0.000 < 0.05), exclusive breastfeeding (P-value 0.017 < 0.05), and immunization status (P-value 0.046 < 0.05) significantly affected stunting. Infectious disease status (P-value 0.556 < 0.05) did not influence stunting.Conclusion: Low birth weight (LBW) is the most dominant factor influencing stunting due to inadequate nutritional intake during pregnancy and a history of low birth weight.Suggestion: Health workers should increase education and counseling for pregnant women, mothers of toddlers, and expectant parents about stunting, nutrition, parenting, and infectious disease prevention, through integrated health posts (Posyandu), health cadres, and digital media. Keywords: Environmental factors, individual factors, maternal factors, stunting
Factor-Factor What Influences Open Defecation Behavior Meutia, Reni; Diana, Sulis; Alamudi, Yusuf; Wari, Fitria Edni
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 9 (2025): Volume 11 Nomor 9 September 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i9.21794

Abstract

Latar Belakang: Buang Air Besar Sembarangan (BASS) merupakan masalah kesehatan lingkungan yang masih umum terjadi di Indonesia dan berdampak pada penyebaran penyakit menular, terutama diare.Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Buang Air Besar Sembarangan di Desa Tegalrejo, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.Metode: Studi ini menggunakan desain analitis observasional dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 1.015 rumah tangga di Desa Tegalrejo, dengan 225 responden yang dipilih melalui sampling acak proporsional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur dan dianalisis melalui uji univariat, bivariat (uji Chi-Square), dan multivariat (regresi logistik).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang secara signifikan terkait dengan perilaku Buang Air Besar di tempat terbuka meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, pekerjaan, usia, pendapatan, kepemilikan jamban, ketersediaan air bersih, peran tenaga kesehatan, dan dukungan dari pemimpin masyarakat. Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku Buang Air Besar di tempat terbuka adalah kepemilikan jamban dan tingkat pengetahuan responden.Kesimpulan: Temuan ini menunjukkan pentingnya intervensi berbasis komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan lingkungan, peningkatan akses ke sanitasi dasar, dan keterlibatan aktif pemimpin komunitas dan tenaga kesehatan dalam mendukung program Stop BABS menuju pencapaian desa bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS).Saran: Pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan perlu meningkatkan intervensi promotif dan preventif dengan memperkuat program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), khususnya pilar pertama (Stop Buang Air Besar Sembarangan). Pendekatan berbasis komunitas dan keterlibatan lintas sektor perlu diperluas untuk meningkatkan akses ke toilet yang sehat. Kata kunci: Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Kepemilikan Toilet, Pengetahuan, Perilaku, Sanitasi. ABSTRACT Background:Open Defecation is an environmental health problem that is still common in Indonesia and has an impact on the spread of infectious diseases, especially diarrhea.Objective:This study aims to analyze the factors that influence open defecation behavior in Tegalrejo Village, Dringu District, Probolinggo Regency.Method:This study employed an observational analytical design with a cross-sectional approach, involving 1,015 households in Tegalrejo Village, resulting in 225 respondents selected through proportional random sampling. Data were collected using a structured questionnaire and analyzed through univariate, bivariate (Chi-Square test), and multivariate (logistic regression) tests.Results:The results of the study showed that variables significantly associated with defecation behavior included education level, knowledge, attitude, occupation, age, income, latrine ownership, clean water availability, the role of health workers, and support from community leaders. The dominant factors influencing defecation behavior were latrine ownership and respondents' level of knowledge.Conclusion:These findings indicate the importance of community-based interventions that include environmental health education, increasing access to basic sanitation, and actively involving community leaders and health workers in supporting the Stop BABS program towards achieving Open Defecation Free (ODF) villages.Suggestion:Regional governments and the Health Department should increase promotive and preventive interventions by strengthening the STBM program, particularly the first pillar (Stop Open Defecation). Community-based approaches and cross-sectoral engagement need to be expanded to increase access to healthy latrines. Keywords: Behavior, Knowledge, Open Defecation, Sanitation, Toilet Ownership