Industri tekstil merupakan sektor vital yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan kerja, khususnya gangguan pernapasan, akibat paparan debu dan serat. Selain paparan lingkungan, faktor individu seperti status gizi dan masa kerja juga diduga berperan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi (IMT) dan masa kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja tekstil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 51 pekerja tekstil di PT. X Sragen yang diambil secara purposive sampling. Data status gizi (IMT) diperoleh melalui pengukuran antropometri, sedangkan gangguan fungsi paru diukur dengan spirometry. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan SPSS. Penelitian ini telah disetujui secara etik. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dengan gangguan fungsi paru (p-value= 0,000). Nilai korelasi positif moderat (r=0,602) menunjukkan bahwa semakin buruk status gizi (baik obesitas maupun malnutrisi), semakin besar kemungkinan terjadinya gangguan fungsi paru. Sebaliknya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan gangguan fungsi paru (p-value = 0,168), meskipun sebagian besar pekerja dengan masa kerja lebih singkat menunjukkan gangguan paru sedang. Temuan ini mengindikasikan bahwa status gizi menjadi faktor risiko dominan dibandingkan masa kerja dalam memengaruhi fungsi paru pada populasi ini.