Ketahanan pangan menjadi isu penting di wilayah pedesaan yang memiliki potensi lahan namun belum dimanfaatkan secara optimal. Desa Kepunten memiliki lahan yang memungkinkan pengembangan budidaya tanaman hidroponik sebagai alternatif bercocok tanam yang efisien dan ramah lingkungan. Kegiatan ini bertujuan mengimplementasikan sistem hidroponik sekaligus meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan partisipatif, melibatkan mahasiswa, perangkat desa, dan perwakilan warga. Tahapan kegiatan meliputi persiapan lahan, perendaman bibit selama 24 jam di tempat gelap, pemantauan pertumbuhan tunas, pemindahan bibit ke media rockwool, serta penempatan pada wadah hidroponik. Hasil sementara menunjukkan sebagian bibit tidak bertunas sesuai target waktu, sehingga waktu perendaman diperpanjang menjadi 36 jam untuk meningkatkan keberhasilan perkecambahan. Antusiasme masyarakat cukup tinggi, meskipun masih ada kendala teknis seperti pemilihan bibit yang tepat. Walaupun hasil panen belum dapat dinilai secara kuantitatif karena proses budidaya masih berlangsung, kegiatan ini berpotensi menjadi model pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.