Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Kalatanda : Jurnal Desain Grafis dan Media Kreatif

MITOS KEMATIAN FOTO KARYA OSCAR MATULOH DENGAN PERSPEKTIF ROLAND BARTHES Siti Desintha; Syarip Hidayat; Ira Wirasari
KalaTanda Vol 1 No 2 (2016): Kalatanda
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/kalatanda.v1i2.1379

Abstract

Foto jurnalistik menekankan fakta dimana kekuatan berupa ide, gagasan dan naluri kecepatan fotografer dari sebuah peristiwa yang berlangsung singkat. Oscar Matuloh mendokumentasikan jejak gempa tsunami Aceh yang terangkum dalam buku fotografi Soulscape Road. Karya fotografi beliau memberikan gambaran betapa dahsyatnya bencana tsunami yang kemudian menjadi foto essai. Keilmuan fotografi erat kaitannya dengan nilai makna pesan yang terkandung didalamnya. Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti struktur visual dalam fotografi dan mitos karya Oscar Matuloh. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memecahkan masalah perancangan terutama pada desain komunikasi visual mengenai struktur fotografi sebagai media penyampaian pesan yang efektif bagi khalayak sasarannya. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan fotografi sebagai media penyampaian pesan dan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Pemilihan semiotika dikarenakan karya fotografi sejatinya memiliki tanda dan petanda pada setiap visualnya. Adapun tanda dalam fotografi karya Oscar Matuloh merupakan sekuensi kehancuran dan kematian. Karya beliau merupakan sebuah proses perenungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Hal tersebut menjadi mitos bagi manusianya itu sendiri dimana mereka menjadi rapuh, tidak ada tempat aman dan nyaman untuk ditempati.
Perancangan Buku "Jari Berbicara" sebagai Pengenalan Bahasa Isyarat bagi Kalangan Generasi Z Sandha Farah Difa Husna; Desintha, Siti; Arry Mustikawan
KalaTanda Vol 7 No 1 (2025): Kalatanda September 2025
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/kalatanda.v3i1.9706

Abstract

Kesetaraan hak dan kesempatan berpartisipasi dalam masyarakat adalah hak setiap individu, termasuk penyandang disabilitas seperti tunarungu. Di Indonesia, jumlah penyandang disabilitas mencapai 8,5% dari total penduduk. Penyandang tunarungu menggunakan bahasa isyarat SIBI atau BISINDO untuk berkomunikasi. Namun, stigma negatif di masyarakat sering menghambat interaksi sehari-hari dan menyebabkan audisme. Generasi Z memiliki peran penting dalam mengubah stigma ini dan menciptakan lingkungan inklusif untuk penyandang tunarungu. Namun, akses terbatas terhadap media pendidikan mengenai bahasa isyarat menjadi salah satu hambatan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan media edukasi yang inovatif untuk meningkatkan pemahaman Generasi Z terhadap bahasa isyarat. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi penyandang tunarungu dan disabilitas lainnya tanpa diskriminasi.