Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Manuju : Malahayati Nursing Journal

Pasien Paska Stroke Pada Fase Subacute: Informasi Yang Dibutuhkan Sri Hartati Pratiwi; Eka Afrima Sari; Ristina Mirwanti
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.474 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i2.5901

Abstract

ABSTRACT: POST STROKE PATIENTS IN THE SUBACUTE PHASE: INFORMATION REQUIRED Introduction: Post-stroke patient care in the subacute phase is carried out independently by the patient and family at home. Post-stroke patients must have adequate knowledge to carry out self-care at home. The lack of information obtained by post-stroke patients can affect the patient's ability to carry out self-care so that his health status decreases. Therefore, nurses as educators must be able to provide information according to the needs of post-stroke patients.Purpose: This study was conducted to determine the information needs of post-stroke patients in the sub-acute phase so that the nursing care provided is in accordance with the patient's needs.Method: This study is a quantitative descriptive study conducted on post-stroke patients at the Neurology Polyclinic, one of the hospitals in Bandung. The sample technique used was consecutive sampling as many as 83 people. The inclusion criteria of post-stroke patients in this study were having full awareness and not experiencing aphasia. The instrument used in this study was based on the concept of the needs of post-stroke patients Kevitt (2009) and Moreland (2009) with a validity coefficient of 0.73 and an r of 0.75.Result: The information needs of post-stroke patients in a row include information about self-management to prevent recurrence or stroke recurrence ( = 1,59), nformation about nutrition that must be taken ( = 1,54), information about risks and side effects of treatment ( = 1,49), information about certainty of disease condition ( = 1,48), and information about stroke   ( = 1,45).Conclusion: Post-stroke patients need all information related to stroke, especially regarding self-management. Therefore, health workers are expected to provide education according to patient needs. Education for stroke patients can be done using various media and focuses on the patient. Keywords: Informations needs, Subacute, Stroke Patients         INTISARI: PASIEN PASKA STROKE PADA FASE SUBACUTE: INFORMASI YANG DIBUTUHKAN Latar Belakang: Perawatan pasien post stroke pada fase subacute dilakukan secara mandiri oleh pasien dan keluarga di rumah. Pasien paska stroke harus memiliki pengetahuan yang adekuat untuk menjalankan perawatan diri di rumah. Kurangnya informasi yang didapatkan pasien paska stroke dapat mempengaruhi kemampuan pasien menjalankan perawatan diri sehingga status kesehatannya menurun. Oleh karena itu, perawat sebagai edukator harus mampu memberikan informasi sesuai kebutuhan pasien paska stroke.  Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan informasi pasien paska stroke pada fase subacute agar asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.Metoda Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan kepada pasien paska stroke di Poliklinik Saraf dua Rumah Sakit di Bandung. Teknik sample yang digunakan adalah consecutive sampling sebanyak 83 orang. Kriteria inklusi pasien paska stroke dalam penelitian ini adalah memiliki kesadaran penuh dan tidak mengalami aphasia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan konsep kebutuhan pasien paska stroke khususnya bagian kebutuhan informasi yang dikembangkan oleh Kevitt (2009) dan Moreland (2009) dengan koefisien validitas 0,73 dan r 0,75.Hasil: Kebutuhan informasi pasien paska stroke secara berturut-turut diantaranya adalah informasi mengenai manajemen diri untuk mencegah kekambuhan atau stroke ulang ( = 1,59), informasi mengenai nutrisi yang harus dijalani ( = 1,54), informasi mengenai resiko dan efek samping pengobatan ( = 1,49), informasi mengenai kepastian kondisi penyakit ( = 1,48), dan informasi mengenai penyakit stroke ( = 1,45).Kesimpulan: Pasien paska stroke membutuhkan semua informasi yang berkaitan dengan stroke khususnya mengenai manajemen diri. Oleh karena itu, petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien.  Edukasi pada pasien stroke dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media dan berfokus pada pasien. Kata Kunci : Kebutuhan informasi, Pasien Stroke, subacute
Laporan Aktivitas Perawatan Diri Pasien Hipertensi di Kota Bandung Eka Afrima Sari; Sri Hartati Pratiwi
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.533 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i2.5885

Abstract

ABSTRACT: REPORTS OF SELF-CARE ACTIVITIES OF PATIENT’S WITH HYPERTENSION IN BANDUNG CITY Introduction: Hypertension can be controlled by self-care. Self-care is an effort that can be done by both hypertensive patients and the patient's environment to prevent complications and improve the quality of life.Purpose: This study aimed to identify reports of self-care activities by hypertensive patients. Method: It used a descriptive quantitative approach  Participants consisted of 115 people with hypertension in primary health care, acquired through purposive sampling with inclusion criteria was aged > 18 years old and in the treatment of hypertension. Reports of self-care activities were measured using a Self-Reported Self-Care Activities on the Hypertension Self-Care Profile Instrument. Data were analyzed using frequency distribution.Results: The results showed that as many as 52% of patients also measure blood pressure besides time to control in primary health care but do not record blood pressure readings regularly (87.83%), as many as 59.13% of patients measure weight regularly but do not record weight readings regularly (96.52%), patient’s do not keep a food diary (99.13%), the patient’s do not use any mobile apps to maintain a healthy lifestyle (86.96%), and as many as 80.87% of patients were never reduced by their doctor’s dose of medicine.Conclusion: This condition shows that self-reported self-care activities are not optimal, so efforts are needed to improve self-care that involves not only patients but also families and health services. Keywords: hypertension, self-reported, self-care activities  INTISARI: LAPORAN AKTIVITAS PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI DI KOTA BANDUNG Latar Belakang: Hipertensi dapat dikendalikan dengan perawatan diri. Perawatan diri pasien hipertensi merupakan upaya yang dapat dilakukan baik oleh pasien hipertensi maupun lingkungan pasien untuk mencegah terjadinya komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan: mengidentifikasi laporan aktifitas perawatan diri yang dilakukan oleh pasien hipertensi.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada 115 orang pasien hipertensi di Kota Bandung yang dipilih dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi usia > 18 tahun dan dalam pengobatan hipertensi. Laporan aktifitas perawatan diri dilihat berdasarkan instrumen Self-Reported Self-Care Actvities pada Hypertension Self-Care Profile Instrument. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi.Hasil: Didapatkan sebanyak 52% pasien memeriksakan tekanan darah selain pada jadwal kontrol di puskesmas namun tidak mencatat hasil pengukuran tekanan darah secara teratur (87,83%), sebanyak 59,13% pasien menimbang berat badan secara teratur namun tidak mencatat hasil pengukuran berat badan secara teratur (96,52%), sebanyak 99,13% pasien tidak menyimpan buku harian yang berisi makanan yang dikonsumsi, sebanyak 86,96% pasien tidak menggunakan aplikasi kesehatan pada handphone untuk menjaga gaya hidup sehat, dan sebanyak 80,87% pasien tidak pernah dikurangi dosis obatnya oleh dokter.Simpulan: Hal tesebut menunjukkan bahwa perawatan diri yang dilaporkan oleh pasien hipertensi masih belum optimal, sehingga diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan perawatan diri tersebut yang melibatkan tidak hanya pasien hipertensi, namun juga keluarga dan pelayanan kesehatan. Kata kunci: Hipertensi, Laporan, Perawatan Diri
Penerapan Terapi Pijat Pada Pasien yang Menjalani Hemodialisa: A Scoping Review Harun, Hasniatisari; Herliani, Yusshy Kurnia; Pratiwi, Sri Hartati; Setyawati, Anita
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 8 (2025): Volume 7 Nomor 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i8.19070

Abstract

ABSTRACT The prevalence of chronic kidney failure in the world is increasing every year. Most patients require hemodialysis as a kidney replacement therapy. Complementary and alternative medicine (CAM) researchers revealed that massage therapy is widely used by hemodialysis patients to overcome the side effects caused by hemodialysis. To identify the effectiveness of massage therapy in hemodialysis patients. This scoping review was developed based on the Arskey and O'Malley framework. Study searches were conducted through Scopus and CINAHL. Inclusion criteria in selecting articles included: primary research results discussing the application of massage therapy in patients undergoing hemodialysis in the form of full-text articles, in English, and published in 2019-2023. The 13 articles analyzed in this study revealed that massage therapy has a positive effect on general health, physical symptoms, nausea, fatigue, pain due to muscle cramps, and restless legs syndrome (RLS), pruritus severity, sleep quality, insomnia severity, quality of life, anxiety, and intradialytic hypertension in hemodialysis patients. Foot massage therapy can be used as a complementary therapy to reduce the side effects of hemodialysis. Nurses and health workers need to have certified massage therapy skills in order to provide and teach massage to hemodialysis patients and their families. Keywords: Hemodialysis, Massage Therapy, Nurses.  ABSTRAK Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis di dunia meningkat setiap tahun. Sebagian besar pasien memerlukan tindakan hemodialisa sebagai terapi pengganti ginjal. Para peneliti complementary and alternative medicine (CAM) mengungkapkan bahwa terapi pijat banyak digunakan oleh pasien hemodialisa untuk mengatasi efek samping yang ditimbulkan oleh hemodialisa. Untuk mengidentifikasi efektivitas terapi pijat pada pasien hemodialisa. Scoping reviewini dikembangkan berdasarkan kerangka kerja Arskey dan O’Malley. Pencarian studi dilakukan melalui Scopus dan CINAHL. Kriteria inklusi dalam pemilihan artikel meliputi: hasil penelitian primer yang membahas tentang penerapan terapi pijat pada pasien yang menjalani hemodialisa dalam bentuk artikel teks lengkap, berbahasa Inggris, dan dipublikasikan ahun 2019-2023. 13 artikel yang dianalisis pada studi ini mengungkapkan bahwa terapi pijat memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan umum, gejala fisik, mual, kelelahan, nyeri akibat kram otot, dan restless legs syndrome (RLS), keparahan pruritus, kualitas tidur, keparahan insomnia, kualitas hidup, kecemasan, dan hipertensi intradialitik pada pasien hemodialisa. Terapi pijat kaki dapat dijadikan sebagai terapi komplementer untuk mengurangi efek samping hemodialisa. Perawat dan petugas kesehatan perlu memiliki keterampilan terapi pijat bersertifikasi agar dapat memberikan dan mengajarkan pijat pada pasien hemodialisa dan keluarganya. Kata Kunci: Hemodialisa, Perawat, Terapi Pijat
Co-Authors Ade Rosi Amalia, Fany Andini, Nathania Putri Andri Agustin Anita Setyawati Aprilia, Rahmita Nurul Asri Nurkarimah Aulia, Hannifa Dwi Azizah, Levina Bambang Aditya Nugraha Bambang Aditya Nugraha Chandra Isabella Hostanida Purba Citra Windani Mambang Sari Citra Windani Mambang Sari Dahlia, Debie - Dewin Safitri Dwi, Tia Dyah Setyorini Early Octavia Limbong Eka Afrima Sari Eka Afrima Sari Eka Afrima Sari Eka Afrima Sari Eka Afrima Sari, Eka Afrima Eka Fitri Ningsih Endah Yuniarti Estiqomah, Yuli Etika Emaliyawati Fauzia, Salwa Ghaida Fitri Nurul Khotimah Fitri, Siti Ulfah Rifa'atul Fitris, Siti Yuyun Rahayu Giovanni Maria Gusgus Ghraha Ramdhanie Hamidah . Hana Rizmadewi Agustina Handayani, Nathasa Harun, Hasniatisari Harun, Hasniatisari Helwiyah Ropi Herman, Regina Heryani, Hesti Hesti Platini Ida Maryati Indah Wahyuni Karina, Grashiva Khairunnisa, Chandra Kirana Khairunnisa, Nisrina Kusman Ibrahim Liya Arista lukman, dede Ma'ripah, Isnan Mira Trisyani Muhammad Ramdhani, Muhammad Musawi, Husein Mutiarasani, Anjani Nur Fitriani Nurfadila, Eva Nurjanah, Ismirani Nurkarimah, Asri Nurrofiqoh, Malihatunnisa Nursalma, Aisyah Nursiswati Nursiswati Nurul Azmi Fauziyah Oktorullah Oktorullah Puspita, Tita Rahmah, Tira Nur Rahmayani, Melly Ria Sitorus Ristina Mirwanti Ristina Mirwanti Ristina Mirwanti, Ristina Rohaeti, Sri Elis Rohayanti, Yanti Ryan Hara Permana Salsabila, Nada Salwa, Sayyidah Sandra Pebrianti Sari, Yuyun Kartika Seizi Prista Sari Sicilia, Asha Grace Siti Ulfah Rifa’atul Siti Yuyun Rahayu Fitri Slamet Riyanto Sri Elis Rohaeti Sutandi, Andi Sya'fa, Siti Noor Tanjung, Rifani Taty Hernawaty Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Tuti Pahria Urip Rahayu Urip Rahayu Urip Rahayu, Urip Wati, Putri Windiramadhan, Alvian Pristy Yosilistia, Yosilistia Yusshy Kurnia Yusshy Kurnia Herliani, Yusshy Kurnia