Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

SUBSTITUSI TEPUNG SUKUN SEBAGAI SUMBER SERAT UNTUK PENINGKATAN KUALITAS FLACKY CRACKERS Zefanya Agatha Chandra; Yuliana Rani Swasti; Franciscus Sinung Pranata
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.25.2.153-161.2021

Abstract

Flaky crackers adalah crackers dengan tekstur berlapis. Penggunaan terigu dapat digantikan dengan tepung sukun untuk meningkatkan kualitas crackers. Tepung sukun memiliki kandungan serat 8,06 %. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologis flaky crackers dengan adanya substitusi tepung sukun. Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 4 variasi terigu dan tepung sukun yaitu 100:0 (K), 90:10 (A), 80:20 (B), 70:30 (C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh terhadap uji kimia, warna, tekstur, serta uji mikrobiologi yaitu meliputi perhitungan angka lempeng total (ALT) dan angka kapang khamir setelah dilakukan substitusi tepung sukun pada flaky crackers. Produk flaky crackers perlakuan 80:20 (B) menghasilkan kualitas paling baik dengan kadar air 5,35 %, abu 2,52 %, protein 8,41 %, serat tidak larut 0,48 %, serat larut 1,20 %, angka lempeng total 3,72 log koloni/gram dan angka kapang khamir 1,43 log koloni/gram.
REVIEW JURNAL: PEMANFAATAN BAKTERIOSIN UNTUK MENINGKATKAN MASA SIMPAN PRODUK MINUMAN F. Nindita Apiliani Putri; Ekawati Purwijantiningsih; Fransiskus Sinung Pranata
JITIPARI Vol 6 No 2 (2021): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.558 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v6i2.5689

Abstract

Produk minuman memiliki permasalahan masa simpan yang rendah akibat adanya kontaminasi mikrobia. Beberapa metode pengawetan dapat dilakukan untuk meningkatkan masa simpan produk minuman. Bahan pengawet alami dapat digunakan sebagai senyawa antimikrobia, salah satunya adalah bakteriosin. Penggunaan bakteriosin dalam industri minuman dapat membantu mengurangi penggunaan pengawet sintetik serta intensitas perlakuan pemanasan. Fokus kajian pustaka ini pada aplikasi bakteriosin untuk mengurangi mikrobia pada produk minuman dan mengevaluasi kualitasnya setelah dilakukan penambahan bakteriosin. Berdasarkan kajian pustaka diketahui bahwa aplikasi beberapa jenis bakteriosin dari berbagai bakteri asam laktat pada produk minuman menunjukkan terjadi penghambatan pertumbuhan mikrobia pada produk dan tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas produk minuman tersebut. Bakteriosin berpotensi untuk digunakan sebagai pengawet alami yang dapat memperpanjang masa simpan produk minuman.
KUALITAS MUFFIN DENGAN KOMBINASI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) Anita Gunawan; Franciscus Sinung Pranata; Yuliana Reni Swasti
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 14, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.313 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v14i1.46841

Abstract

Muffin is a cake whose manufacturing process is very easy, practical and fast. In this study, muffin with a combination sorghum flour and red bean flour are expected to be preferred because have a good nutritional content, especially fiber content. The purpose of this study was to determine the effect of adding sorghum and red bean flour to the chemical, physical, and microbiological qualities of the muffins and to determine the best concentration of adding sorghum flour and red bean flour. The experimental design in this study was a completely randomized design with variations of wheat flour, sorghum flour and red bean flour as much as 100: 0: 0 (K), 65: 30: 5 (A), 70:20:10 (B) and 75. : 10:15 (C). The parameters tested in this study included chemical, physical, and microbiological qualities. The results showed that the muffins with the best treatment were the combination of wheat flour, sorghum flour and red bean flour 75: 15: 10%. Muffins with the best treatment containing 25.99% water content, 1.46% ash content, 20.15% fat content, 9.02% protein content, 39.62% carbohydrate content, 12.11% insoluble fiber content, soluble fiber content of 3.92%, texture 133.5 g and microbiological tests which include total plate and yeast mold numbers that meet the SNI standards for sweet bread (SNI 01-2840-1995).
PENINGKATAN KUALITAS COOKIES DENGAN PENAMBAHAN MINYAK ATSIRI BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior) Ivan Pratama Hartoyo; Franciscus Sinung Pranata; Yuliana Reni Swasti
JURNAL AGROTEKNOLOGI Vol 16 No 01 (2022)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/j-agt.v16i01.22090

Abstract

Antioxidants are compounds that can inhibit or slow down oxidative damage due to free radicals. Torch ginger flower (also known as kecombrang flower in Indonesia) essential oil has antioxidant activity values ranging from 61.61-83.17%. This study aim to determine the concentration of torch ginger flower essential oil (Etlingera elatior) in cookies and to improve the chemical and microbiological qualities of cookies. Torch ginger flowers are cut into pieces and then distilled. The stage of adding torch ginger flowers essential oil was carried out according to the experimental design namely P (100: 0), Q (100: 0.1), R (100: 0.2), S (100: 0.3). The observation parameters in this study were proximate, antioxidant activity, and microbiological (total plate count) parameters. Data processing was carried out in a completely randomized design (CRD) based on data from observations of the test parameters with three repetitions. The result of study showed that the cookies with the addition of torch ginger flower essential oil had moisture content of 4.50-5.11%, ash content of 0.80-1.05%, fat content of 20.68-22.45%, protein content of 6.88-7.95%, carbohydrate content of 63.85-65.30%, antioxidant activity of 55.45-70.78%, the total plate count (bacteria, mold, and yeast) about <10 colonies/g. Keywords: antioxidants, cookies, torch ginger flower
KUALITAS BOLU KUKUS SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN TEPUNG TEMPE KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) Anna Julie Chandra Priharyanto; Yuliana Reni Swasti; Franciscus Sinung Pranata
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 26, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.26.2.207-221.2022

Abstract

Bolu kukus adalah jenis makanan berupa kue yang dibuat dengan metode kukus, bertekstur lembut dan empuk, serta memiliki ciri khas mengembang dengan sisi bagian atas yang terbelah menjadi 3-5 bagian secara alami. Pemanfaatan tepung labu kuning (Cucurbita moschata) dan tepung tempe kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) dalam pembuatan bolu kukus bertujuan untuk meningkatkan kandungan serat pangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung labu kuning dan tepung tempe kacang koro pedang terhadap kualitas kimia, kandungan gizi, fisik, mikrobiologi, dan tingkat kesukaan panelis pada bolu kukus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan variasi substitusi antara tepung gandum, tepung labu kuning, dan tepung tempe kacang koro pedang, yaitu 200:0:0 (K), 100:60:40 (A), 100:50:50 (B), dan 100:40:60 (C). Bolu kukus hasil penelitian ini diperoleh kadar air sebesar 32,80-37,11 %, kadar abu 1,26-1,70 %, kadar lemak 2,70-3,86 %, kadar protein 5,63-7,44 %, kadar karbohidrat 50,42-57,27 %, kadar serat tidak larut 4,13-6,00 %, dan kadar serat larut 2,60-3,56 %, serta hasil uji mikrobiologi yang meliputi angka lempeng total dan angka kapang khamir yang telah memenuhi syarat mutu roti manis berdasarkan SNI 01-3840-1995. Bolu kukus terbaik berdasarkan kandungan serat pangan adalah variasi substitusi 100:60:40, yaitu mengandung 6,00 % serat tidak larut dan 3,06 % serat larut.
Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Penambahan Minyak Daun Salam (Syzygium polyanthum(Wight) Walp) Medi Rambu Kareri Emu; Franciscus Sinung Pranata; Yuliana Reni Swasti
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 7, No 3 (2022): October 2022
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v7i3.3175

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan produk yang memiliki potensi dan manfaat yang baik untuk dikonsumsi. Namun dalam proses penyimpanannya dapat mengalami reaksi oksidasi dan hidrolisis yang mempengaruhi kualitas VCO menjadi buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak atsiri daun salam terhadap kualitas Virgin Coconut Oil (VCO). Rancangan percobaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan menggunakan variasi konsentrasi penambahan minyak daun salam sebesar 1 %, 2 % dan 3 %. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas VCO yaitu kadar air, asam lemak bebas, bilangan iod, bilangan peroksida, aktivitas antioksidan dan pengujian mikrobiologis yang meliputi pengujian angka lempeng total dan angka kapang khamir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa VCO konsentrasi 3 % menunjukkan hasil yang optimal dalam pengujian dengan kadar air sebesar 0,09 %, bilangan iod sebesar 5,57 g iod/ 100 g, bilangan peroksida sebesar 1,14 mg ek/g, asam lemak bebas sebesar 0,16 %, aktivitas antioksidan sebesar 69,28, angka lempeng total sebesar 0 CFU/ ml dan angka kapang khamir sebesar 1,67 CFU/ml.
KUALITAS KULIT MACARON DENGAN KOMBINASI TEPUNG KEDELAI (Glycine max L.) dan TEPUNG UMBI BIT (Beta vulgaris) Maria Sekar Kinanthi; Yuliana Reni Swasti; Franciscus Sinung Pranata
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.136-150.2023

Abstract

Macaron merupakan kue kering berbasis meringue dengan bahan dasar tepung almon yang berasal dari Italia. Macaron terdiri dari dua buah kulit yang direkatkan dengan isian seperti krim. Kedelai memiliki kandungan protein yang tinggi dan metabolit sekunder berupa isovlafon yang baik untuk kesehatan. Umbi bit mengandung pigmen betalain yang tinggi yang dapat digunakan sebagai pewarna makanan dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas kulit macaron dengan kombinasi tepung kedelai dan tepung umbi bit yang dilihat dari fisik, kimia, organoleptik, dan mikrobiologi serta mengetahui perbandingan tepung kedelai dan tepung umbi bit yang tepat untuk menghasilkan kulit macaron terbaik. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan perbandingan tepung kedelai dan tepung umbi bit yaitu 0:0 (Kontrol); 20:80 (A); 60:40 (B) dan 40:60 (C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tepung kedelai dan tepung umbi bit memberikan pengaruh pada kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar serat kasar, total fenolik, aktivitas antioksidan, kekerasan, warna, angka lempeng total dan angka kapang khamir. Perbandingan tepung kedelai dan tepung umbi bit terbaik untuk produk kulit macaron adalah 60:40 dengan kadar air 7,45 %, abu 2,49 %, lemak 2,86 %, protein 10,81 %, karbohidrat 76,39 %, serat tidak larut 10,23 %, serat larut 1,8 %, total fenolik 16,73 mg GAE/100 g, aktivitas antioksidan 63,57 %, angka lempeng total 1,41 koloni/gram, angka kapang khamir 1,33 koloni/gram, kekerasan 302 g, dan warna merah muda dengan kecerahan 35,74.
Penyuluhan dan Pelatihan Pemanfaatan Tempe Koro Pedang dalam Produk Egg Roll di Pulutan, Wonosari, Gunung Kidul Brigitta Laksmi Paramita; Franciscus Sinung Pranata; LM Ekawati Purwijantiningsih; Yuliana Reni Swasti; Leonie Margaretha Widya Pangestika
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 12, No 1 (2023): Mei
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v12i1.60752

Abstract

Desa Pulutan, Wonosari merupakan salah satu desa penghasil kacang koro pedang. Namun, olahan koro pedang saat ini hanya sebatas diolah menjadi tempe. Pengembangan produk tempe yang dinilai memiliki manfaat gizi yang tinggi pun masih terbatas sehingga diperlukan pengetahuan terkait pengembangan produk tempe menjadi produk yang lebih komersial dan memiliki nilai jual yang tinggi. Egg roll merupakan salah satu produk yang digemari masyarakat. Pemanfaatan tempe koro pedang pada produk egg roll dapat meningkatkan nilai jualnya. Pengetahuan terkait dengan pemanfaatan tempe koro pedang menjadi egg roll sangat diperlukan untuk memperluas pemanfaatan tempe koro pedang dan untuk pengembangan usaha tempe koro pedang. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dipilih dalam pengabdian ini agar peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan namun juga skill dalam mengolah tempe koro pedang menjadi produk egg roll. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank (p<0,05) menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada frekuensi jawaban benar pre-test dan post-test yang mengindikasikan adanya peningkatan pengetahuan peserta terkait pemanfaatan tempe koro pedang pada produk egg roll. Peningkatan skill peserta dalam mengolah produk egg roll berbasis tempe koro pedang juga dibuktikan dengan produk egg roll tempe koro pedang yang sudah dikomersialisasikan dan bermanfaat untuk pengembangan UKM. Kata kunci: Tempe koro pedang; egg roll; penyuluhan; pelatihan.
KUALITAS PANCAKE DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE KACANG TUNGGAK DAN TEPUNG UBI JALAR UNGU Patricia Leonard; Franciscus Sinung Pranata; Yuliana Reni Swasti
Pro Food Vol. 9 No. 2 (2023): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan )
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v9i2.351

Abstract

Pancakes are a snack and alternative food for breakfast which are made by grilling on a pan. The use of cowpea tempe flour and purple sweet potato flour is to reduce the use of wheat flour in Indonesia and to increase the protein and fiber content in pancake. The aim of the research was to find out the right formulation to produce the best quality pancakse and to find out the effect on pancakes based on chemical, physical, microbiological and organoleptic qualities. This research used a completely randomized design with three repetitions for each treatment, namely 100:0:0 (K), 50:50:0 (A), 50:25:25 (B), dan 50:0:50 (C). The results showed that pancakes contained 31.45-35.41% moisture content, 1.64-2.06% ash content, 4.88-10.04% protein content, 7.39-9.15% fat content, carbohydrate content 45.31-52.00%, insoluble fiber content 2.72-6.29%, soluble fiber content 1.92-5.97%, hardness 3.76-5.13 N, springiness 0.11-0.50, swelling power 152.48-161.91%, yellowish orange color, total plate count 0-5,33 x 10¹ CFU/g, and yeast mold rate 0 CFU/g. Pancakes with substitution of cowpea tempe flour and purple sweet potato flour which have the best quality are pancakes treatment 50:50:0 (A) based on chemical, physical and microbiological parameters.