Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Kaca (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin

Ajaran Tasawuf dalam Serat Wedhatama Karya K.G.P.A.A Mangkunegara IV Munandar, Siswoyo Aris; Afifah, Atika
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2020): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i1.3064

Abstract

Abstrak Serat Wedhatama merupakan salah satu karya sastra Jawa kuno yang biasa disebut kitab Jawa kuno (kitab piwulang dan paweling) yang sangat popular di kalangan masyarakat Jawa pada masa pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV. Serat ini berisi tentang ajaran-ajaran budi luhur yang ditujukan untuk anak keturunannya, yang kemudian menjadi tersebar luas dikalangan masyarakat di waktu itu. Ajaran-ajaran tersebut mengajarkan tentang nilai-nilai budi luhur dan ajaran tentang sembah kepada Tuhan. Dalam ajaran-ajaran tersebut, terdapat kesamaan dengan ajaran tasawuf tentang pembersihan jiwa dan cara-cara untuk menempuh jalan spiritual. Hasil penelitian yang telah dilakukan ajaran-ajaran yang disampaikan banyak memiliki unsur-unsur yang sama dengan ajaran etika islam dari Al Ghazali dalam karyanya kitab Ihya’ Ulumuddin. Adapun pokok-pokok ajaran tasawuf dalam Serat Wedhatama yaitu pertama, rendah hati (tawadu’), kedua, mencari guru yang baik,ketiga tidak mabuk keduniawian (zuhud), keempat, mengontrol diri (mujahadah) dan uzlah, kelima berpasrah kepada Tuhan (Tawakal), keenam, merasa cukup dengan nikmat (Qanaah), ketujuh, makrifat.
Pemaknaan Makrifat oleh Para Sufi dari Zaman ke Zaman Munandar, Siswoyo Aris; Mursalat, Mursalat; Malikhaturrahmah, Elia
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 11 No 1 (2021): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v11i1.3176

Abstract

Berbicara tentang mistik Islam, makrifat, tasawuf dan irfan, yang perlu diketahui pertama-tama adalah makna mistisisme dalam konteks Islam, khususnya berkenaan dengan kekaburan makna istilah itu dalam Bahasa inggris sekarang ini. Kita dapat berbicara tentang mistisme Islam jika kita memahami makna orsinal istilah Mistisme, yang berkaitan dengan misteri-misteri ilahi. Secara bahasa makrifat berasal dari bahasa Arab, yaitu kata ‘arafa, ya’rifu, ‘irfan, ma’rifah yang berarti pengetahuan atau pengenalan. Makrifat secara bahasa juga berarti mengetahui sesuatu apa adanya atau ilmu yang tidak lagi menerima keraguan. Sedangkan menurut istilah para sufi, makrifat secara umum diartikan sebagai melihat Tuhan dari dekat dengan menggunakan mata hati. Penyebutan ma’rifah dalam lidah masyarakat Indonesia dikenal dengan sebutan “makrifat”. Dalam bahasa inggris, makrifat dikenal dengan istilah gnosis, sedangkan orang yang telah mencapai tahapan makrifat (‘arif) dikenal dengan gnostik-mistik. Akan tetapi ma’rifah jika diteliti mempunyai pengertian atau makna yang berbeda-beda setiap zaman ke zaman. Oleh karena itu penulis ingin memaparkan makna ma’rifah dari zama ke zaman, yang mana pada masa Rasulullah dan para sahabat sampai kalangan ulama salaf dan khalaf.