Salah satu permasalahan yang timbul pada kota-kota besar di Indonesia adalah pencemaran lingkungan akibat sampah. Kota Surabaya merupakan salah satu kota terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta yang juga turut andil dalam peningkatan pencemaran lingkungan akibat sampah. Rata-rata masyarakat mampu menghasilkan kurang lebih 3.014 kg atau setara dengan 3 ton sampah sampah plastik di setiap bulannya menurut data dari Bank Sampah Induk Surabaya. Alur proses daur ulang sampah PET termasuk dalam konsep reverse logistik. Proses pengolahan daur ulang sampah yang terintegrasi dengan baik tentunya akan memberikan manfaat secara optimal bagi pihak-pihak yang yang terkait di dalamnya. Baik dari aspek ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya. Pengembangan model dalam mengalokasian proses daur ulang sampah PET pada struktur reverse logistik di lingkup kota surabaya merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di Bank Sampah Induk, Bank Sampah Unit, Pengepul, DLH dan industri remanufaktur. Pengembangan model dilakukan dengan menggunakan metode Capacited Maximum Covering Problem (CMCP) dengan algoritma matematika Linear Programming (LP). Adapun hasil akhir dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan model pengembangan dalam mengalokasiakan sampah PET secara optimal di lingkup kota Surabaya. Kata kunci: Reverse Logistik, Polyethyelene Terephtalate, CMCP, LP