Remaja putri merupakan kelompok rentan terhadap anemia defisiensi besi. Remaja putri yang menderita anemia berdampak pada kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang sebagai calon ibu, jika tidak dilakukan upaya pencegahan. Pengukuran status gizi merupakan skrining awal terhadap remaja putri yang anemia. Anemia pada remaja putri diakibatkan karena asupan makanan yang kurang mengandung zat besi dan pengetahuan tentang anemia. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan dua kegiatan yaitu menentukan status gizi remaja putri lewat pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas (Lila) dan mengukur tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia dan pencegahannya. Kegiatan dilakukan pada 33 remaja putri siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Wori Kabupaten Minahasa. Hasil menunjukkan persentase status gizi kategori baik sebesar 78,8% dan sebesar 81,8% remaja putri tidak berisiko Kurang Energi Kronik (KEK). Remaja putri memiliki status gizi kategori gizi kurang sebesar 9,1% dan berisiko KEK sebesar 18,2%. Hasil Pengukuran tingkat pengetahuan anemia dan pencegahannya menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi berupa penyuluhan. Perlu adanya pemantauan status gizi secara teratur pada remaja putri yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah.