Latar Belakang. Kortikosteroid inhalasi merupakan terapi dasar dalam mengontrol asma persisten untuk mengurangi gejala dan memperbaiki fa-al paru. Diketahui 75% pasien asma di RSUD dr. Soedarso memiliki asma yang tidak terkontrol. Penyebab kejadian ini diduga diakibatkan oleh keti-dakpatuhan dalam terapi kortikosteroid inhalasi yang dapat menyebabkan perburukan obstruksi jalan napas yang dapat dinilai dari rasio VEP1/ KVP(%) prediksi. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menge-tahui hubungan antara tingkat kepatuhan terapi kortikosteroid inhalasi ter-hadap derajat obstruksi saluran napas pada pasien asma bronkial persis-ten melalui rasio VEP1/ KVP (%) prediksi. Metodologi. Penelitian merupa-kan studi analitik dengan desain potong lintang. Data diperoleh melalui pe-ngambilan data primer, meliputi identitas pasien, skor Medication Adhe-rence Report Scale for Asthma (MARS-A), dan uji spirometri. Pengambilan data dilakukan selama Juli 2014-Maret 2015. Variabel yang diteliti adalah tingkat kepatuhan terapi kortikosteroid inhalasi dan rasio VEP1/KVP (%) prediksi. Hasil. Hasil data uji Marginal Homogeinity menyatakan terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan terapi kortikosteroid inhalasi terhadap terhadap rasio VEP1/ KVP (%) prediksi (p=0.000). Kesimpulan. Kepatu-han terapi kortikosteroid inhalasi pada pasien asma bronkial persisten ber-dampak terhadap derajat obstruksi saluran napas.