Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PRINSIP KERJA SAMA DALAM DIALOG LENONG BETAWI “ANAK DURHAKA” Dewi, Figiati Indra; Akbar, Dioka Muhammad; Suntini, Sun
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 16 No 2 (2020): Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v16i2.3508

Abstract

ABSTRAK: Sandiwara lenong yang bersifat humor diduga memiliki beberapa jenis prinsip kerja sama yang terdapat di dalam dialognya. Dialog lenong yang dilakukan tanpa naskah dan memaksimalkan improvisasi antarpemeran menyebabkan terjadinya humor spontan. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menemukan jenis-jenis maksim kesantunan yang terdapat dalam dialog lenong Betawi. Judul lenong yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Anak Durhaka” yang dipentaskan oleh grup Sanggar Surya Kencana. Data penelitian ini diperoleh dari pertunjukan lenong yang diadakan oleh Lembaga Budaya Betawi di Jurang Mangu Timur, Tangerang Selatan. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode analisis isi dengan kriteria analisis didasarkan pada teori prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice. Analisis dan interpretasi data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam dialog leonog “Anak Durhaka” terdapat maksim kesantunan. Hasil dari kajian tersebut menunjukkan bahwa pelanggaran maksim memiliki jumlah temuan terbanyak. Hal itu mengindikasikan bahwa dalam dialog lenong terdapat banyak pelanggaran maksim sehingga memunculkan percakapan humor.KATA KUNCI: Pragmatik; prinsip kerja sama; lenong betawi. >COOPERATION PRINCIPAL IN THE "ANAK DURHAKA" LENONG BETAWI DIALOGUE ABSTRACT: Humorous lenong play is thought to have some kind of cooperation principles contained in the dialogue. The dialogue of lenong spoken without the script and maximizing the improvisation led to the occurrence of spontaneous humor. Therefore, the purpose of this study is to describe and find the types of maxims of politeness in the lenong dialogue. The title of lenong studied in this research is "Anak Durhaka" performed by Sanggar Surya Kencana Group. The data of this research is obtained from lenong performances held by Lembaga Budaya Betawi in Jurang Mangu Timur, South Tangerang. This qualitative research using the method of content analysis with the criteria of analysis based on the theory of cooperation proposed by Grice. The analysis and interpretation of the data in this study indicates that in the dialogue of lenong "Anak Durhaka" there is fulfillment and maximal abuse of cooperation. The results of the review indicate that the maximal breach has the highest number of findings. This results indicates that in lenong there are many violations of the maxim so as to bring up the conversation of humor. 
Leksikon Flora Dan Fauna Dalam Kakawihan Permainan Tradisional Sunda: Kajian Ekolinguistik Dewi, Figiati Indra; Akbar, Dioka Muhammad; Sarimanah, Eri
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 20 No 2 (2024): FON: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA iNDONESIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fon.v20i2.10762

Abstract

ABSTRAK: Kakawihan permainan tradisional Sunda adalah lagu pengiring ketika sebuah permainan dilakukan. Dalam setiap lirik kakawihan banyak ditemukan leksem hewan dan tumbuhan sebagai gambaran kedekatan antara manusia dengan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk dan kategori leksikon flora dan fauna yang terdapat dalam lirik kakawihan permainan tradisional Sunda. Untuk mengkaji penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan catat. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan metode deksriptif kualitatif menggunakan teori ekolinguistik. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, disimpulkan bahwa korpus leksikon flora yang terdapat dalam 22 kakawihan permainan tradisional Sunda ditemukan sebanyak 12 jenis flora. Leksikon fauna yang terdapat dalam kumpulan kakawihan permainan tersebut ditemukan sebanyak 18 jenis fauna. Bentuk leksikonnya terdiri atas (1) bentuk tunggal seperti “oray” yang berarti ular, dan (2) bentuk kompleks seperti “seureuh leuweung” yang berarti sirih hutan. Kategori leksikon dari hasil kajian ini, yaitu nomina dan frasa nomina. Hasil temuan leksikon flora dan fauna tersebut sekaligus menjadi ciri khas wilayah tempat tinggal suku Sunda yang mayoritas bermukim di daerah pegunungan dan identik dengan ekosistem pegunungan, persawahan, sungai, dan sedikit ekosistem pantai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoretis dan praktis untuk bidang linguistik, serta menjadi upaya pelestarian alam dan pendokumentasian budaya. KATA KUNCI: leksikon flora dan fauna; kakawihan; permainan tradisional; kajian ekolinguistik THE LEXICON OF FLORA AND FAUNA IN TRADITIONAL SUNDANESE CHILDREN'S SONGS: AN ECOLINGUISTIC STUDY ABSTRACT: Kakawihan, traditional Sundanese children's songs, are sung as accompaniment during games. The lyrics of these songs often include lexemes of animals and plants, reflecting the close relationship between humans and nature. This study aims to identify the forms and categories of flora and fauna lexicons found in the lyrics of traditional Sundanese children's songs. Data collection for this study was conducted using the observation and note-taking methods. The data were then analyzed using a qualitative descriptive method based on ecolinguistic theory. The analysis and discussion revealed that the corpus of flora lexicons in 22 traditional Sundanese children's songs includes 12 types of flora. The fauna lexicons found in these songs consist of 18 types of fauna. The lexicon forms are composed of (1) single forms such as 'oray,' meaning snake, and (2) complex forms such as 'seureuh leuweung,' meaning forest betel. The lexicon categories identified in this study are nouns and noun phrases. The findings of flora and fauna lexicons also characterize the living environment of the Sundanese people, who predominantly reside in mountainous areas and are associated with mountain ecosystems, rice fields, rivers, and a few coastal ecosystems. This research is expected to contribute both theoretically and practically to the field of linguistics, as well as to efforts in nature conservation and cultural documentation. KEYWORDS: Flora and fauna lexicon; kakawihan; traditional games; ecolinguistic study