Kurikulum telah mengalami berbagai interpretasi dan perkembangan makna dari masa ke masa. Awalnya, kurikulum dipandang sebagai kumpulan mata pelajaran yang harus diajarkan, namun pandangan ini berkembang menjadi serangkaian pengalaman pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan siswa secara menyeluruh. Muhammadiyah, sebagai organisasi yang fokus pada pengembangan pendidikan, telah mengembangkan model pendidikan pesantren yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agama. MBS Nurul Amin, di bawah naungan Muhammadiyah, menggunakan kurikulum yang disusun oleh Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP3M), berbeda dengan kurikulum nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTIK). Kurikulum MBS Nurul Amin menekankan penggunaan bahasa Arab dan Inggris serta pembelajaran mata pelajaran agama yang khas, sementara kurikulum nasional lebih umum. Sejak tahun 1997, MBS Nurul Amin telah menerapkan sistem pendidikan modern dan fasilitas yang lebih lengkap, mencerminkan perubahan dari metode belajar informal sebelumnya. Berbagai model pendidikan pesantren Muhammadiyah mencerminkan adaptasi kurikulum terhadap kebutuhan zaman dan konteks lokal, dengan tujuan mencapai integrasi antara ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan nilai-nilai keagamaan yang kuat.