Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Borneo Nursing Journal (BNJ)

Efektivitas Putih Telur Ayam Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Ibu Nifas Di TPMB Jayanti Cikarang Utara Kabupaten Bekasi 2025 Marlina; Neneng Julianti; Ida Widaningsih; Deni Alamsah
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.333

Abstract

Latar Belakang : Luka perineum pada ibu nifas pascapersalinan dapat menimbulkan nyeri dan risiko infeksi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh putih telur ayam terhadap penyembuhan luka perineum di TPMB Jayanti, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi Tahun 2025. Subyek dan Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan pendekatan satu kelompok pretest–posttest. Lokasi penelitian adalah di TPMB Jayanti, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Populasi penelitian adalah seluruh ibu nifas dengan luka perineum, sedangkan sampel berjumlah 30 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel independen adalah pemberian putih telur ayam, sedangkan variabel dependen adalah tingkat penyembuhan luka perineum. Instrumen pengukuran menggunakan lembar observasi dengan skor REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation). Analisis data dilakukan secara univariat untuk distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Wilcoxon signed-rank dengan tingkat signifikansi 95%.. Hasil: Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara skor REEDA sebelum dan sesudah pemberian putih telur ayam (Z = -5,396; p = 0,000). Nilai effect size yang dihitung dari hasil uji Wilcoxon adalah r = 0,70 (95% CI = 0,51–0,82; p = 0,000), yang termasuk kategori efek besar. Sebanyak 96,7% responden mengalami penyembuhan luka perineum secara normal (≤ 7 hari). Kesimpulan: Pemberian putih telur ayam terbukti berpengaruh signifikan dalam mempercepat penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Temuan ini mendukung pemanfaatan nutrisi sederhana berbasis protein hewani sebagai bagian dari upaya perawatan pascapersalinan.
Efektivitas Konseling MPASI Terhadap Pengetahuan Ibu Pada Bayi Usia 6–12 Bulan di Posyandu Karangsari Bekasi 2025 Marlinda; Neneng Julianti; Ida Widaningsih; Deni Alamsah
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.334

Abstract

Latar Belakang: Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6–12 bulan. MPASI harus diberikan sesuai waktu, jenis, tekstur, dan porsi yang dianjurkan agar dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi secara optimal. Namun, kenyataannya masih banyak ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai praktik pemberian MPASI, sehingga berisiko menimbulkan masalah gizi maupun hambatan tumbuh kembang anak. Upaya edukasi melalui konseling kesehatan di posyandu diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan ibu terkait pemberian MPASI yang benar. Tujuan: Menganalisis pengaruh konseling MPASI terhadap pengetahuan ibu dalam memberikan MPASI pada bayi usia 6–12 bulan. Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain pra-eksperimen menggunakan pendekatan one- group pretest-posttest. Penelitian dilaksanakan di Posyandu Karang Sari 9, Cikarang Timur, pada tahun 2025 dengan jumlah responden sebanyak 30 ibu yang memiliki bayi usia 6–12 bulan, dipilih melalui total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner tertutup berjumlah 20 item. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi 95%. Hasil: Sebelum diberikan konseling, sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori cukup (46,6%) dan kurang (36,7%). Setelah konseling, terjadi peningkatan pengetahuan, dengan 66,7% responden berada pada kategori baik. Hasil analisis uji t menunjukkan rata-rata skor pengetahuan ibu meningkat dari 64,17 (SD = 13,651) pada pretest menjadi 84,17 (SD = 7,686) pada posttest, dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa konseling MP- ASI berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada bayi usia 6–12 bulan di Posyandu Karang Sari tahun 2025. Kesimpulan: Konseling MPASI terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pemberian MPASI pada bayi usia 6–12 bulan. Intervensi ini dapat dijadikan strategi edukasi dalam program posyandu untuk mendukung praktik pemberian MPASI yang tepat.
Efektivitas Susu Kedelai Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester I Dengan Anemia Erika Utami; Hajar Nur Fathur Rohmah; Ika kania Fatdo Wardani; Ida Widaningsih
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.374

Abstract

Anemia pada ibu hamil, khususnya pada trimester pertama, merupakan salah satu masalah gizi yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Susu kedelai merupakan sumber zat besi nabati yang mudah diperoleh dan berpotensi meningkatkan kadar hemoglobin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemberian susu kedelai terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester I dengan anemia di TPMB Erika Utami. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi-experimental menggunakan pendekatan One Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan kadar hemoglobin <11 gr/dL di TPMB Erika Utami sebanyak 30 orang, yang sekaligus menjadi sampel dengan teknik total sampling. Data dianalisis menggunakan uji statistik Paired Sample T-Test. Hasil Penelitian rata-rata kadar hemoglobin sebelum intervensi sebesar 8,660 gr/dL meningkat menjadi 11,717 gr/dL setelah intervensi pemberian susu kedelai dengan takaran 200 ml selama 7 hari. Hasil uji Paired Sample T-Test menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (p < 0,05), yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan setelah intervensi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian susu kedelai terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia di TPMB Erika Utami Tahun 2025. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan alternatif pemberian intervensi gizi alami bagi ibu hamil dengan anemia. Disarankan tenaga kesehatan dapat mempertimbangkan edukasi mengenai pangan lokal, khususnya kedelai, sebagai upaya pencegahan dan penanganan anemia sejak dini.