Dampak sindrom FOMO salah satunya selalu ingin terhubung dengan media sosial sehingga rela berjam-jam mengakses media sosial untuk mengetahui aktivitas orang lain, dimana seolah-olah mereka harus mengetahui setiap hal yang dilakukan oleh orang lain, karena media sosial memudahkan individu untuk terus up to date terhadap semua berita baru, apa saja yang telah mereka lewatkan dan memastikan bahwa mereka tidak tertinggal. sendiri, yaitu naluri untuk masuk dan menjadi anggota kelompok serta mendapatkan inklusi, hal ini sangat penting bagi seseorang agar bisa bertahan (secara emosional); penyebab FoMO yang kedua adalah budaya, di mana FoMO sering diekspresikan melalui teater, seni, film, budaya pop serta sesuatu yang aneh, unik akan dianggap keren. Penelitian ini bertujuan untuuk menjelaskan bagaimana fenomena Sindrom Fear Of Missing Out (Fomo) terhadap mahasiwa pertanian Unhas. Semua itu bertujuan untuk mengtehaui bagaimana dampak sindrom Fomo yang dilakukan oleh mahasiswa di kalangan kampus. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dengan dilakukan oleh 5 informan mahasiwa pertanian Universitas Hasanuddin. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa jika ada trend terbaru yang ada di sosial media, ketika mereka tertarik dan menyukai trend atau hal yang sedang marak tersebut tersebut maka mereka akan mengikuti tren tersebut hingga dapat dan terwujud, meskipun sulit dan harus usaha lebih untuk didapatkan atau diikuti. Pengaruh FOMO terhadap perilaku mereka dapat dilihat melalui beberapa indikator utama: meningkatnya frekuensi dan durasi penggunaan media sosial, perubahan pola tidur, gangguan pada aktivitas belajar, serta gangguan pada interaksi sosial di dunia nyata.