Tawuran pelajar merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang menunjukkan adanya krisis nilai, lemahnya kontrol sosial, dan rendahnya kecakapan emosional di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang melatarbelakangi dan mempertahankan budaya tawuran, khususnya antara siswa SMA Tamansiswa dan SMKN 2 Pematang Siantar. Menggunakan pendekatan kualitatif, data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tawuran sering kali dipicu oleh hal-hal sepele, namun diperbesar melalui solidaritas kelompok dan provokasi media sosial. Lemahnya pendidikan karakter, pengawasan keluarga, serta pendekatan reaktif dari sekolah dan aparat menjadi faktor yang memperburuk situasi. Tawuran ini berdampak luas, mulai dari trauma psikologis hingga penurunan citra institusi pendidikan. Penelitian ini merekomendasikan pendekatan pencegahan yang bersifat holistik dan kolaboratif, mencakup pendidikan karakter, literasi digital, pelatihan resolusi konflik, serta kegiatan kolaboratif antar sekolah guna membentuk remaja yang berempati, beradab, dan bertanggung jawab secara sosial.