Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

PENILAIAN IMPLEMENTASI PROVIDER INITIATED HIV TESTING AND COUNSELING (PITC) PADA PASIEN TB DI PUSKESMAS DI KABUPATEN BLORA Cahyadin, Cahyadin
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i3.22057

Abstract

Peningkatan kasus human immunodeficiency virus (HIV) menunjukkan pengaruhnya terhadap peningkatan kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia. TB menjadi infeksi opportunistik terbanyak pada orang dengan HIV/AIDS. Intergrasi layanan TB dan HIV dengan meningkatkan capaian tes HIV pada pasien TB adalah rekomendasi global sebagai upaya pengendalian program HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan provider initiated HIV testing and counseling (PITC) pada pasien TB di Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah 25 petugas TB/ HIV puskesmas di Kabupaten Blora dengan informan triangulasi dari Dinas Kesehatan Blora, klinik VCT RSUD Blora dan pasien TB. Hasil penelitian dianalisis dengan content analysis dan disajikan sesuai tujuan penelitian. Cakupan tes HIV pada pasien TB meningkat signifikan setelah pelaksanaan PITC di Puskesmas dari <1% menjadi 36,5%. Hasil penelitian menemukan bawah layanan tes HIV di puskesmas adalah skrining HIV dengan rapid tes pertama yang memerlukan rujukan ke klinik VCT untuk konfirmasi status HIV pasien TB. Pelaksanaan prosedur dan prinsip tes HIV seperti konseling pra dan pasca tes belum memadai, dan tidak semua puskesmas memberikan informed consent sebelum tes HIV. Pasien TB memiliki persepsi positif terkait tes HIV meskipun terdapat kekhawatiran dengan hasil tesnya. Penguatan prosedur dan prinsip tes HIV pada pasien TB diperlukan di tingkat puskesmas serta pelatihan komunikasi untuk meningkatkan kepercayaan diri petugas dalam melakukan konseling.
ANALISIS DAMPAK PEMANFAATAN BALE IMUNISASI SEBAGAI UPAYA TRACKING ANAK ZERO DOSE DAN MISSED DOSE IMUNISASI Hamdin, Hamdin; Cahyadin, Cahyadin; Hanafi, Hanafi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.37115

Abstract

Pandemi COVID-19 menyebabkan cakupan imunisasi mengalami penurunan. Cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Alas Kabupaten Sumbawa tahun 2023 hanya 80,3%, dengan anak zero dose 23,6% dan missed dose 19,7%. Cakupan imunisasi yang rendah bisa disebabkan minimnya inovasi pada tingkat lokal. Penelitian ini dilakukan dengan penggunaan Bale Imunisasi yang merupakan banner untuk memberikan gambaran visual status imunisasi seluruh anak di suatu wilayah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan quasi experiment (eksperimen semu) yaitu intervensi Bale Imunisasi dalam tracking anak dengan zero dose dan missed dose. Penelitian dilakukan di empat desa dengan angka zero dose dan missed dose >25% tahun 2023 yaitu Desa Luar, Marente, Dalam, dan Labuhan Alas. Wawancara dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap kader dan orang tua sebelum dan sesudah intervensi. Hasil intervensi dianalisis secara deskriptif dan hasil wawancara dianalisis menggunakan Mc Wilxocon test. Penelitian menunjukkan bahwa Bale Imunisasi dapat melakukan tracking 21 (10,8%) anak zero dose yang eligible diimunisasi pada periode Maret sampai Oktober 2024, anak missed dose DPT-HB-Hib sebesar 19,7% dan missed dose MR 14,7% yang eligible Januari sampai Oktober 2024. Bale imunisasi juga dapat meningkatkan ketepatan waktu pemberian imunisasi sesuai usia anak. Sedangkan hasil analisis Mc Wilcoxon test menunjukkan bahwa intervensi Bale Imunisasi dapat meningkatkan pengetahuan serta sikap positif kader dan orang tua terhadap imunisasi dengan nilai p-value <0,05. Pemanfaatan Bale imunisasi dapat diperluas dalam memonitoring status imunisasi setiap anak dan sebagai media edukasi bagi kader maupun orang tua. Namun perluasan tersebut harus didukung dengan sumber daya yang memadai untuk menjaga keberlanjutannya.