Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Femina Jurnal Ilmiah Kebidanan

PERBEDAAN EFEKTIVITAS RENDAM KAKI DAN METODE BIRTH BALL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA IBU BERSALIN Dewita Dewita; Veri Nora; Julidar Julidar; Mutiah Cut
Femina: Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 3 No. 1 (2023): Juni
Publisher : Program Studi D3 Kebidanan Langsa, Polteknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/femina.v3i1.350

Abstract

Latar Belakang: Persalinan merupakan proses alamiah yang menimbulkan rasa sakit yang dirasakan oleh setiap wanita. Kadang-kadang wanita merasakan sakit yang berlebihan dan lebih parah dari seharusnya yang dipengaruhi oleh rasa panik atau stress dalam menghadapi persalinan. Rasa takut dan panik dapat membuat otot-otot menjadi tegang dan kaku sehingga menimbulkan rasa sakit. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan efektivitas rendam kaki dan metode birth ball terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin kala I diwilayah kerja Puskesmas Manyak Payed Aceh Tamiang. Metode: Jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain posttest only with control group. Penelitian dibagi 3 kelompok. Kelompok perlakuan 1 intervensi latihan birth ball, Kelompok perlakuan 2 intervensi rendaman kaki dengan air hangat dan kelompok kontrol tanpa intervensi. Pengukuran kecemasan menggunakan instrument skala HRS-A. Sampel dalam penelitian ibu bersalin kala I dengan jumlah sampel sebanyak 24 orang. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendam kaki dengan air hangat mampu menurunkan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala I dengan p value 0.000 dibandingkan dnegan kelompok kontrol. Hal sebaliknya metode birth ball tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala I dengan p value 0.085 dibandingkan kelompok kontrol. Kesimpulan: Rendam kaki lebih efektif dibandingkan dengan metode birth ball dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu bersalin kala I diwilayah kerja Puskesmas Manyak Payed Aceh Tamiang
Tiga beban malnutrisi dan dampaknya terhadap kesehatan anak: Tinjauan gizi dalam perspektif kebidanan Veri, Nora; Al Rahmad, Agus Hendra; Lina, Lina; Lajuna, Lia; Effendy, Nurul Hajmi
Femina: Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Program Studi D3 Kebidanan Langsa, Polteknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/femina.v5i1.830

Abstract

Gizi buruk masih menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang memengaruhi bayi dan anak-anak. Prevalensi malnutrisi akut dan parah di antara anak-anak di bawah 5 tahun berada di atas target WHO untuk mengurangi dan mempertahankan prevalensi di bawah 5% pada tahun 2025. Meski angka malnutrisi turun dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia masih memiliki angka malnutrisi ibu dan anak yang tertinggi di dunia. Indonesia juga menghadapi tiga beban malnutrisi. Tiga beban malnutrisi diakibatkan oleh rendahnya mutu makanan dan permasalahan lain, seperti kondisi ibu dan kualitas pengasuhan anak serta terbatasnya akses kepada layanan kesehatan, kebersihan, dan sanitasi yang bermutu. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. KEP merupakan istilah umum yang meliputi malnutrition, yaitu gizi kurang dan gizi buruk termasuk marasmus dan kwashiorkor. Dampak malnutrisi pada anak diantaranya adalah: imunitas tubuh menurun, meningkatkan infeksi, keterlambatan tumbuh kembang, pertumbuhan fisik anak terganggu, perkembangan otak terganggu, masalah emosional dan perilaku, anemia, penyakit gondok, hipokalsemia dan manifestasi okular bayi.
Status gizi berdasarkan indeks massa tubuh pada remaja putri di SMKN 3 Kota Langsa Rayhan, Rayhan; Veri, Nora; Mahyuni, Hajri; Emilda AS; Henniwati, Henniwati
Femina: Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Program Studi D3 Kebidanan Langsa, Polteknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/femina.v5i1.849

Abstract

Masalah gizi, khususnya gizi lebih dan obesitas, menjadi isu kesehatan yang signifikan di Indonesia, termasuk pada remaja putri. Pemerintah telah mengimplementasikan berbagai program seperti Germas dan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk mencegah anemia serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang. Salah satu pendekatan penting dalam pemantauan status gizi adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi berdasarkan IMT pada remaja putri di SMKN 3 Langsa tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 70 responden, dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran berat dan tinggi badan, kemudian dianalisis untuk menentukan status gizi berdasarkan kategori IMT. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran status gizi remaja putri dan dapat digunakan sebagai dasar untuk intervensi gizi serta penyusunan kebijakan kesehatan remaja. Temuan ini juga relevan dengan upaya transformasi kesehatan nasional, khususnya dalam pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 yang erat kaitannya dengan obesitas remaja
Preeeklamsia: patofisiologi, diagnosis, skrining, pencegahan dan penatalaksanaan Veri, Nora; Lajuna, Lia; Mutiah, Cut; Halimatussakdiah, Halimatussakdiah; Dewita, Dewita
Femina: Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 4 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Program Studi D3 Kebidanan Langsa, Polteknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/femina.v4i1.588

Abstract

Salah satu target dalam SDGs adalah untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Preeklampsia/ eklampsia merupakan penyebab kedua terbanyak kematian ibu setelah perdarahan. Prevalensi preeklampsia/ eklampsia di negara berkembang jauh lebih tinggi dibandingkan di negara maju. Preeklamsia didefinisikan sebagai hipertensi gestasional yang berhubungan dengan ibu yang baru lahir atau disfungsi uteroplasenta pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsia antara lain usia ibu usia, nuliparitas, primigravida, obesitas, riwayat diabetes melitus, riwayat hipertensi kronik, riwayat penyakit ginjal, riwayat preeklampsia, riwayat preeklampsia keluarga, jarak antar kehamilan, tingkat sosio-ekonomi yang rendah, dan penyakit autoimun. Pencegahan preeklamsia dilakukan dengan aspirin dosis rendah, antioksidan (vitamin C dan E), vitamin D, suplemen kalsium, minyak ikan, oksida nitrat suplemen, donor oksida nitrat, asam folat, penurunan berat badan, obat antihipertensi, metformin dan aktivitas fisik. Tatalaksana preeklamsia antara lain dengan kontrol tekanan darah, pencegahan kejang, terminasi kehamilan, pengaturan cairan, diet, latihan dan tindak lanjut jangka panjang.
Literature review: Terapi komplementer untuk peningkatan kadar hemoglobin pada remaja dengan anemia Syahputra, Anda; Veri, Nora; Lajuna, Lia
Femina: Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Program Studi D3 Kebidanan Langsa, Polteknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/femina.v4i2.760

Abstract

Latar Belakang: Anemia masih menjadi permasalah di masyarakat Indonesia terutama pada remaja. Anemia dapat menimbulkan risiko jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Langkah awal yang dapat dilakukan dengan pemberian tablet Fe. Terapi komplementer banyak digunakan untuk meningkatkan hemoglobin karena efek penggunaannya kecil. Tujuan: untuk mengetahui terapi komplementer untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja putri. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini literature review yang menggunakan artikel dari tahun 2019 sampai 2024 dengan menggunakan database Google Scholar. Artikel yang ditelaah merupakan quasi eksperimen dan uji coba terkontrol secara acak dengan yang mendukung terapi komplementer untuk kadar hemoglobin. Hasil: Terapi komplementer yang dapat diberikan untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja putri adalah daun kelor, kacang hijau, kurma, buah bit dan senam. Kesimpulan: Pemberian daun kelor, kacang hijau, kurma, buah bit dan senam meripakan terapi komplementer untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja putri.
Pencegahan depresi postpartum: Review dan rekomendasi Veri, Nora; Lajuna, Lia; Dewita
Femina: Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Program Studi D3 Kebidanan Langsa, Polteknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/femina.v4i2.765

Abstract

Perbaikan kesehatan ibu postpartum dan bayi adalah salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. Postpartum/puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ reproduksi seperti yang saat sebelum hamil. Serangkaian proses persalinan yang terjadi pada seorang wanita dapat menimbulkan terjadinya perubahan, baik itu perubahan secara fisiologis maupun perubahan secara psikologis. Manifestasi klinis pada depresi postpartum meliputi ketegangan emosional, perubahan suasana hati, rasa bersalah, agitasi, insomnia, mudah tersinggung, kecemasan, gangguan depresi, dan kebingungan yang ditandai dengan penarikan diri, sifat mengganggu, permusuhan, dan tidak menanggapi isyarat bayi. Bayi juga dapat menderita gangguan kinerja kognitif, fungsi eksekutif, kecerdasan, dan perkembangan bahasa. Depresi postpartum memiliki dampak jangka  panjang untuk kesehatan mental ibu dan pada perkembangan fisik, kognitif dan sosial anak-anak. Tindakan pencegahan dapat dilakukan melalui perencanaan kehamilan, konseling prakonsepsi, skrining depresi postpartum, aktivitas fisik, IMD, masase effleurage, terapi musik dan aromaterapi. Pencegahan depresi postpartum melalui skrining sebaiknya dilakukan pada masa kehamilan untuk mencegah terjadi depresi pada masa postpartum. Beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan sesuai rekomendasi dalam artikel ini. Sangat dianjurkan untuk melakukan skrining depresi postpartum sebagai pencegahan depresi.