Latar Belakang : Gangguan menstruasi dapat terjadi pada 90 % wanita dan 5-8% nya mengalami gangguan parah yaitu PMDD. 32% remaja perempuan usia 15-19 tahun dimana diagnosis depresi pada remaja lebih sering terlewatkan dibandingkan pada orang dewasa. PMDD dan depresi menyebabkan keluhan psikologis dan berdampak pada kualitas hidup seseorang, karena adanya emosi yang tidak terkontrol, terutama bila tejadi pada remaja. Deteksi PMDD dan depresi pada remaja sering terlewatkan hal ini disebabkan karena gejala yang menonjol adalah lekas marah, reaktivitas susasana hati dan gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Tujuan : Mengetahui perbedaan skor BDI-II pada siswi dengan PMDD dan non PMDD Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan belah lintang. Sampel adalah siswi SMK yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. PMDD dinilai dengan kuesioner SPAF (Shortened Premenstrual Assessment Form) dan depresi dinilai dengan BDI-II (Beck Depression Inventory-II). Analisa data menggunakan uji Pearson Chi Square, Fisher’s Exact dan Mann Whitney. Hasil : Penelitian ini diikuti oleh 135 responden, 60 (44,4%) responden PMDD dan 75 (55,6%) responden non PMDD dengan median skor BDI-II untuk kelompok PMDD adalah 19 (2-39) dan non PMDD 11 (0-33). Terdapat perbedaan skor BDI-II yang signifikan pada siswi dengan PMDD dan non PMDD dengan p value <0,001. Simpulan : Terdapat perbedaan skor BDI-II yang bermakna pada siswi dengan PMDD dan non PMDD. Kata Kunci : BDI-II, PMDD, remaja