Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JK Unila (Jurnal Kedokteran Universitas Lampung)

Vitiligo Rika Lukas; Hendra Tarigan Sibero
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 2 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i2.2523

Abstract

Vitiligo merupakan penyakit kulit dan membran mukosa kronis akibat destruksi melanosit, dengan karakteristik makula depigmentasi, mempunyai faktor predisposisi multifaktorial dan faktor pencetus seperti trauma, terbakar matahari, stres, dan penyakit sistemik. Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, tetapi terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang hilangnya melanosit epidermal pada vitiligo. Teori patofisiologi vitiligo yang paling berperan antara lain mekanisme autoimun, sitotoksik, biokimia, oksidan-antioksidan, neural, dan virus. Manifestasi klinis berupa makula amelanotik berwarna putih susu atau seperti kapur, biasanya berbatas tegas dan tepi dapat berlekuk. Klasifikasi vitiligo antara lain segmental, akrofasial, generalisata, dan universal, atau berdasarkan pola daerah yang terkena yaitu jenis fokal, campuran, dan mukosa. Penyakit endokrinopati yang sering ditemukan pada pasien vitiligo antara lain disfungsi tiroid, penyakit hipertiroid lain (penyakit Grave) atau hipotiroid (tiroiditis Hashimoto). Pemeriksaan laboratorik yang membantu dalam membangun diagnosis vitiligo, antara lain kadar thyroid stimulating hormone, anti-nuclear antibody, dan darah lengkap. Pada pemeriksaan histologi tidak ditemukan melanosit pada lesi kulit. Pengobatan berupa tabir surya, kortikosteroid topikal, imunumodulator topikal, kalsipotriol topikal, pseudokatalase, kortikosteroid sistemik, PUVA, NBUVB, laser excimer, bioskin, laser helium neon, khellin, L-fenilalanin, antioksidan, depigmentasi, autologous thin thiersch grafting, suction blister grafts, transplantasi kultur melanosit autologous, kamuflase, TNF-α, dan imunosupresan sistemik. Kata kunci: etiologi, pengobatan, vitiligo
Prevalensi dan Gambaran Epidemiologi Akne Vulgaris di Provinsi Lampung Hendra Tarigan Sibero; Ahmad Sirajudin; Dwi Indria Anggraini
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 2 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i2.2519

Abstract

Akne vulgaris (AV) adalah penyakit kulit kronis yang multifaktorialditandai adanya peradangan pada unit pilosebasea seperti komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan predileksi di wajah, leher, bahu, dada, punggung dan lengan atas. Akne vulgaris terjadi pada 85% orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Insidensi akne vulgaris di kawasan Asia Tenggara terdapat 40-80% kasus sedangkan menurut catatan dari dermatologi kosmetika Indonesia terus terjadi peningkatan yaitu 60% penderita akne vulgaris pada tahun 2006, 80% pada tahun 2007 dan mencapai 90% pada tahun 2009.Etiologi akne vugaris belum diketahui secara pasti, diperkirakanproduksi sebum yang meningkat, hiperkeratinisasi folikel rambut, koloni bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes) dan inflamasi. Patogenesis akne vulgaris ini diperkirakan berhubungan dengan beberapa faktor pemicu seperti faktor makanan, kosmetik, dan stress psikologis. Gambaran klinis AV ditandai dengan lesi klinis yang beragam yang letaknya terutama berada di wajah, punggung, dada dan bahu. Lesi dapat bersifat non-inflamasi maupun inflamasi. Lesi non-inflamasi berupa komedo, baik terbuka (blackhead) atau tertutup (whitehead). Lesi inflamasi berupa papul, pustul, nodul dan kista. Data penelitian mengenai akne vulgaris ini untuk daerah Lampung masih terbatas. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran epidemiologi dan data prevalensi akne vulgaris di Provinsi Lampung.Kata Kunci:Akne Vulgaris, Epidemiologi, Prevalensi