Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Artificial Intelligence and Digital Business

Kajian Teknologi dan Metode Penambangan Ramah Lingkungan untuk Sumber Daya Mineral yang Tidak Terbarukan kasmira, kasmira
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 3 (2025): Agustus - October
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i3.3192

Abstract

Industri pertambangan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian global dengan menyuplai bahan baku bagi berbagai sektor industri. Namun, kegiatan pertambangan, khususnya untuk sumber daya mineral yang tidak terbarukan seperti batu bara dan logam mulia, menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan, termasuk degradasi lahan, pencemaran air, dan kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, pengembangan teknologi dan metode penambangan yang ramah lingkungan menjadi sangat penting untuk meminimalkan dampak tersebut, sambil tetap mempertahankan keberlanjutan produksi mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai teknologi dan metode penambangan yang ramah lingkungan, serta efektivitasnya dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi literatur, wawancara dengan ahli, serta observasi lapangan pada lokasi penambangan yang telah menerapkan teknologi ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa teknologi seperti penambangan bawah tanah dan penggunaan sistem hidro-metalurgi terbukti dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Penambangan bawah tanah dapat mengurangi degradasi lahan dan kerusakan vegetasi, sementara hidro-metalurgi menawarkan solusi yang lebih efisien dengan menghasilkan limbah yang lebih sedikit dibandingkan metode konvensional. Meskipun demikian, penerapan teknologi ini menghadapi sejumlah tantangan, seperti biaya investasi yang tinggi, regulasi yang belum memadai, serta kurangnya pengetahuan dan keahlian di lapangan. Oleh karena itu, disarankan agar pemerintah memberikan insentif kepada perusahaan pertambangan yang mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan, serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan.
Pemanfaatan Teknologi Sensor untuk Meningkatkan Keamanan Kerja pada Operasi Tambang Bawah Tanah Kasmira, Kasmira
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 3 (2025): Agustus - October
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i3.3193

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi efektivitas pemanfaatan teknologi sensor untuk meningkatkan keamanan kerja pada operasi tambang bawah tanah dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. observasi lapangan, studi dokumentasi (laporan keselamatan dan data kecelakaan), serta survei pekerja. Namun, meskipun teknologi sensor dapat membantu mengurangi risiko, masih diperlukan upaya lebih lanjut dalam hal pelatihan dan peningkatan kesadaran pekerja mengenai pentingnya penggunaan teknologi ini. Sistem monitoring yang terintegrasi perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memastikan pemantauan yang lebih akurat dan efisien, serta integrasi dengan sistem peringatan dini yang lebih canggih. Selain itu, perlu adanya pelatihan rutin bagi pekerja dalam mengoperasikan sistem ini untuk memaksimalkan potensi teknologi dalam meningkatkan keselamatan kerja di tambang bawah tanah. Analisis meliputi statistik deskriptif, uji beda paparan (uji t berpasangan/Wilcoxon untuk TWA), dan pemodelan laju kejadian berbasis regresi hitung (Poisson/NegBin) dengan offset jam kerja. Implementasi sensor gas (terutama metana), suhu–kelembapan, getaran, dan tekanan yang terintegrasi dalam sistem monitoring dan peringatan dini berkorelasi dengan penurunan total kecelakaan ±35% (8→5 kasus) dan penurunan laju kecelakaan dari 6,589 menjadi 4,149 per 200.000 jam kerja. Waktu tanggap evakuasi membaik (≈6,0→≈4,2 menit), sementara kenaikan peringatan anomali getaran merefleksikan sensitivitas deteksi dini yang membantu pencegahan insiden. Temuan menegaskan peran kunci integrasi multi-sensor end-to-end untuk identifikasi bahaya real-time dan pengambilan keputusan cepat, disertai rekomendasi standardisasi pemantauan dan pelatihan berkelanjutan agar manfaat sistem optimal.