Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Penguatan Literasi Numerasi dan Adaptasi Teknologi Melalui Program Kampus Mengajar Neva Satyahadewi; Amriani Amir; Asri Mulya Ashari; Rita Kurnia Apindiati; Lucky Hartanti
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.962

Abstract

Program Kampus Mengajar (KM) adalah salah satu solusi dalam permasalahan yang dialami dunia pendidikan selama pandemic covid 19, diprogramkan untuk semua sekolah khususnya sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia dalam usaha mengefektifkan proses pembelajaran. Sekolah Dasar Negeri (SDN) No 15 Segedong Kabupaten Bengkayang adalah salah satu sekolah dengan status belum terakreditasi, mendapatkan jatah penempatan peserta Kampus Mengajar 2 (KM2) sebanyak 4 orang. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu terselenggaranya layanan pendidikan dalam usaha meningkatkan kemampuan literasi, numerasi dan teknologi dari siswa di sekolah tersebut. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi dalam beberapa tahapan yaitu proses pembelajaran, adaptasi teknologi dan penertiban administrasi sekolah. Kegiatan dilaksanakan selama 20 minggu efektif, dimulai dari awal Agustus-20 Desember 2022. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kualitas sekolah, dari yang belum akreditasi menjadi terakreditasi C, selain itu semangat dan motivasi siswa dalam belajar juga semakin tinggi. Increasing Numeral Literacy and Technology Adaptation Through the Teaching Campus Program  The Teaching Campus Program (KM) is one solution to the problems experienced by the world of education during the COVID-19 pandemic, programmed for all schools, especially elementary and secondary schools throughout Indonesia in an effort to streamline the learning process. State Elementary School (SDN) No. 15 Segedong, Bengkayang Regency is one of the schools with an unaccredited status, receiving 4 participants from Teaching Campus 2 (KM2). The purpose of this activity is to assist the implementation of educational services in an effort to improve the literacy, numeracy and technology skills of students at the school. The implementation of this activity is divided into several stages, namely the learning process, adapting technology and controlling school administration. The activity was carried out for 20 effective weeks, starting from the beginning of August-20 December 2022. The results of the activity showed an increase in the quality of schools, from those that have not been accredited to become accredited C, besides that the enthusiasm and motivation of students in learning is also getting higher.
Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Dini Resiko Kebakaran Lahan Gambut di Musim Kemarau kepada Masyarakat Desa Kapur Gusti Eva Tavita; Asri Mulya Ashari; Riza Linda; Desriani Lestari; Bambang Kurniadi
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.969

Abstract

Meningkatnya kebutuhan pangan dan perumahan telah menjadi pemicu pembukaan lahan gambut, karena membakar lahan merupakan salah satu usaha paling ekonomis dalam pembukaan lahan tersebut. Saat musim kemarau, budaya membuka lahan ini sangat beresiko terhadap terjadinya kebakaran lahan gambut yang luas  serta sulit dipadamkan. Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini adalah untuk mengedukasi dan mensosialisasikan usaha-usaha pencegahan dini kebakaran lahan serta tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko atau bahaya yang disebabkan oleh kabut asap dari kebakaran lahan tersebut kepada kelompok masyarakat Desa Kapur  Kubu Raya. Kegiatan ini dilakukan secara offline dengan tetap menggunakan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid 19. Kegiatan ini diikuti oleh peserta sebanyak 20 orang merupakan perwakilan warga masyarakat, dengan menggunakan metode ceramah yang dilanjutkan dengan simulasi dan demonstrasi penanganan kebakaran. Dalam kegiatan itu juga dibagikan masker kesehatan dan handsanitizer  kepada seluruh peserta yang hadir. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilaksanakan sepanjang kegiatan melalui pengamatan aktivitas peserta dalam simulasi dan demonstrasi, sedangkan tingkat pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam menangani kebakaran menunjukkan kemajuan, yang dilihat pada hasil kuisioner yang diberikan pada awal dan akhir kegiatan. Socialization and Education on Early Prevention of the Risks of Peatland Fires in the Dry Season to the Villagers of Kapur  The increasing need for food and housing has become a trigger for clearing peatlands, because burning land is one of the most economical ways to clear these lands. During the dry season, this culture of clearing land is very risky for large peatland fires that are difficult to extinguish. The purpose of this Community Service activity (PKM) is to educate and socialize early efforts to prevent land fires and actions to reduce the risk or danger caused by haze from land fires to the Kapur Kubu Raya Village community group. This activity was carried out offline while still using the health protocol for the prevention of Covid 19. This activity was attended by 20 participants who were representatives of community members, using the lecture method followed by simulations and demonstrations of handling fires. In this activity health masks and hand sanitizer were also distributed to all participants who attended. Monitoring and evaluation of activities is carried out throughout the activity through observing the activities of participants in simulations and demonstrations, while the level of understanding and ability of the community in dealing with fires shows progress, as seen in the results of the questionnaires given at the beginning and end of the activity.
Peningkatan Kemampuan Literasi dan Numerasi Berbasis Tematik pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri No 16 Pontianak Utara Warsidah Warsidah; Asri Mulya Ashari; Amriani Amir; Neva Satyahadewi; Gusti Eva Tavita
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.977

Abstract

Pembelajaran literasi numerasi saat ini menjadi perhatian utama pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kegiatan Kampus Mengajar (KM) sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), adalah salah satu upaya pemerintah untuk membantu percepatan peningkatan kemampuan literasi numerasi dan adaptasi teknologi di tingkat sekolah dasar dan menengah. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dasar literasi numerasi siswa di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri No 16 Pontianak Utara. Kegiatan dilakukan selama 4 bulan dengan beberapa tahapan yaitu persiapan model dan materi pembelajaran berdasarkan kurikulum tematik (Kurikulum 2013), berperan langsung membantu guru kelas dalam proses pembelajaran di kelas 2, dan mengevaluasi kegiatan berdasarkan capaian pembelajaran di akhir kegiatan. Dari serangkaian kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh tim pelaksana PKM yaitu mahasiswa kampus mengajar 3 dan dosen pembimbing lapangan (DPL) menunjukkan bahwa kemampuan literasi numerasi dari peserta didik kelas 2 di SDN No 16 Pontianak Utara meningkat, yang diindikasikan dari kelancaran membaca dan berhitung serta menyimak pesan yang tertuang di dalam cerita yang dibaca. Thematic-Based Literacy and Numeracy Skills in Grade 2 Students of Public Elementary School No 16 Pontianak Utara Learning numeracy literacy is currently the government's main concern in efforts to improve the quality of education in Indonesia. Teaching Campus (KM) activities as part of the Independent Learning Campus Merdeka (MBKM) program, are one of the government's efforts to help accelerate the improvement of numeracy literacy skills and technology adaptation at the elementary and secondary school levels. This community service activity aims to improve the basic numeracy literacy skills of students in grade 2 of Public Elementary School No. 16 Pontianak Utara. The activity was carried out for 4 months with several stages, namely the preparation of learning models and materials based on the thematic curriculum (2013 Curriculum), playing a direct role in assisting class teachers in the learning process in grade 2, and evaluating activities based on learning outcomes at the end of the activity. From a series of learning process activities carried out by the PKM implementing team, namely teaching campus students 3 and field supervisors (DPL) it shows that the numeracy literacy skills of grade 2 students at SDN No. 16 Pontianak Utara have increased, which is indicated by fluency in reading and counting and listening message contained in the story read.
Usaha Pencegahan Penularan Penyakit Malaria melalui Sosialisasi Bersih Lingkungan Ekowisata Mangrove Kuala Mempawah Rafdinal Rafdinal; Desriani Lestari; Asri Mulya Ashari; Rita Kurnia Apindiati; Anthoni B. Aritonang
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.981

Abstract

Penyakit malaria disebabkan oleh plasmodium yang kemudian ditularkan oleh nyamuk anopheles. Kegiatan PKM ini dilaksanakan mengingat masih ditemukannya beberapa pasien penderita malaria di wilayah Mempawah. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi tentang usaha preventif penularan penyakit malaria melalui giat bersih lingkungan di wilayah Ekowisata mangrove Kuala Mempawah. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi langsung dalam mengklasifikasikan sampah berdasarkan jenis sampah organik dan an organik, kemudian sampah an organik seperti kaca dan plastik dipisahkan, dan sisanya dibakar bersama dengan sampah ranting kayu dan daun mangrove kering, dilanjutkan dengan penutupan tong-tong air dan genangan air di jalanan yang bisa menjadi sumber berkembangbiaknya nyamuk anopheles sebagai vektor penularan malaria dari manusia ke manusia lainnya. Giat bersih ini diikuti oleh 30 warga yang terdiri dari remaja dan dibantu oleh mahasiswa yang turun mengambil peran dalam pembersihan wilayah ekowisata tersebut. Monitoring dan evaluasi dilakukan sepanjang kegiatan melalu pengamatan aktivitas peserta kegiatan dalam giat bersih dan diskusi yang melibatkan semua peserta. Dari hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan wilayah sekitar ekowisata bersih dari genangan air dan tumpukan sampah, serta kegiatan pembersihan lokasi masyarakat secara periodik sudah dilakukan setiap 2 minggu. Efforts to Prevent Malaria Transmission through Clean Socialization of the Kuala Mempawah Mangrove Ecotourism Environment Malaria is caused by Plasmodium which is then transmitted by the Anopheles mosquito. This PKM activity was carried out bearing in mind that several patients with malaria were still found in the Mempawah area. This activity aims to socialize efforts to prevent the transmission of malaria through environmental cleaning activities in the Kuala Mempawah mangrove Ecotourism area. This activity was carried out using the lecture method and direct demonstrations in classifying waste based on the type of organic and inorganic waste, then the inorganic waste such as glass and plastic was separated, and the remainder was burned together with wood twigs and dry mangrove leaves, followed by closing the water barrels. and stagnant water on the streets which can be a breeding ground for Anopheles mosquitoes as vectors of human-to-human transmission of malaria. This clean activity was attended by 30 residents consisting of teenagers and assisted by students who took part in cleaning up the ecotourism area. Monitoring and evaluation is carried out throughout the activity through observing the activities of activity participants in clean activities and discussions involving all participants. From the results of the implementation of the activity, it shows that the area around ecotourism is clean from puddles and piles of garbage, and periodic cleaning of community sites has been carried out every 2 weeks.Keywords: Ecotourism, Kuala Mempawah, malaria, mangrove
Pelatihan dan Sosialisasi Fermentasi Limbah Kulit Buah Nanas Menjadi Eco-enzyme sebagai Implementasi dari Slogan Reuse Reduce dan Recycle Agus Yuliono; Mega Sari Juane Sofiana; Asri Mulya Ashari; Rita Kurnia Apindiati; Riza Linda; Ikha Safitri; Syarif Irwan Nurdiansyah
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.934

Abstract

Salah satu komoditas unggulan Kalimantan Barat di bidang holtikultura adalah buah Nanas dengan jumlah produksi sebesar 76.400 ton pada tahun 2019. Buah Nanas dijual dalam kondisi segar maupun berbagai jenis olahan. Pengembangan hasil olahan Nanas berpotensi memberikan kontribusi pada peningkatan volume sampah organik di Kalimantan Barat. Sampah menjadi isu global yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan manusia apabila tidak dikelola dengan baik. Hingga saat ini, penanganan sampah masih menjadi problematika yang belum terselesaikan. Slogan Reuse, Reduce dan Recycle (3R) telah menginspirasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah secara sistematis dan berkelanjutan. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk menerapkan pemahaman dan meningkatkan skill sejak dini dalam pengelolaan limbah organik menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi lingkungan. Sampah limbah Nanas dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan bermanfaat. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada September 2022 dengan peserta siswa SMUN 3 Pontianak sebanyak 40 orang. Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah dan praktek membuat eco-enzyme. Sedangkan, evaluasi kegiatan dilaksanakan melalui kuis pada saat pre-test dan post-test, serta evaluasi keterampilan siswa dalam mempersiapkan proses fermentasi. Hasil penelitian yaitu pembuatan ekoenzim dilakukan dengan pencampuran bahan dengan perbandingan limbah kulit Nanas : gula aren : air sebesar 3 : 1 : 10. Fermentasi dilakukan ± 3 bulan. Kegiatan mandiri ini menunjukkan antusiasme dan semangat dari peserta mengikuti seluruh proses kegiatan. Selain itu, peserta menjadi lebih terampil dalam mengolah limbah menjadi larutan ekoenzim. Training and Socialization of Pineapple Peel Waste Fermentation to Eco-enzyme as the Implementation of the Slogan Reuse, Reduce dan Recycle  One of the featured commodities of West Kalimantan in the horticulture sector is Pineapple with a total production of 76,400 tons in 2019. Pineapple is sold in the form of fresh or in various types of processing. The development of processed pineapple has the potential to contribute to increasing the volume of organic waste in West Kalimantan. Garbage is a global issue that cause environmental pollution and human health problems if not managed properly. Until now, waste management is still an unresolved problem. The slogan Reuse, Reduce and Recycle (3R) has inspired the community to carry out waste management systematically and sustainably. This community services aimed to apply understanding and improve skills in managing organic waste into useful products to the environment. Pineapple waste can be processed into products that have an added value and useful. The community service activity was carried out in September 2022 with participants from SMUN 3 Pontianak as many as 40 students. Activities were carried out with the lecture method and practice of making eco-enzymes. Meanwhile, evaluation was done through quizzes during the pre-test and post-test, as well as evaluating students' skills in preparing for the fermentation process. The result showed that the production of eco-enzymes was done by mixing the ingredients with a ratio of pineapple waste: palm sugar: water of 3 : 1 : 10. Fermentation was carried out for ± 3 months. This activity showed the enthusiasm of the participants to attend in the whole process of this activity. In addition, the skill of the participants was increased in processing organic waste into an eco-enzyme  
Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Kawasan Destinasi Wisata Pantai Batu Burung Kota Singkawang Tavita, Gusti Eva; Ashari, Asri Mulya; Helena, Shifa
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2024): March
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i1.1548

Abstract

Pantai Batu Burung adalah salah satu destinasi wisata berbasis lingkungan pantai di Singkawang yang di tepian pantainya dikeiling pohon mangrove. Salain sebagai tempat wisata, wilayah ini juga digunakan sebagai jalur transportasi dan wilayah penangkapan ikan. Dengan aktivitas tersebut, memungkinkan terjadinya perubahan garis pantai, dan tentunya berpengaruh terhadap kualitas ekosistem mangrove yang dimilikinya. Pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan rehabilitasi mangrove di pantai Batu Burung dengan tujuan untuk mengedukasi peserta kegiatan melalui ceramah edukatif tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem mangrove, dirangkaikan dengan giat langsung penanaman mangrove di kawasan tersebut.  Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang peserta yaitu mahasiswa bersama masyarakat setempat untuk bersinergi dalam rehablitasi mangrove di kawasan Pantai Batu Burung. Edukasi tentang bagaimana memelihara lingkungan pesisir agar tidak terdegradasi akibat aktivitas manusia, dilakukan di areal penanaman mangrove dengan metode ceramah. Selanjutnya dilakukan penanaman pohon mangrove Rhizopora sp. sebanyak 33 batang bibit untuk setiap peserta. Evaluasi kegiatan ini menunjukkan keberhasilan penanaman 1000 pohon mangrove Rhizopora di pantai Batu Burung, dan kuisioner yang dibagikan di awal dan akhir kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mahasiswa dalam memahami  pentingnya melakukan rehabilitasi terhadap \ ekosistem pesisir dan menjaganya dari kerusakan terutama diakibatkan oleh aktivitas manusia. Rehabilitation of the Mangrove Ecosystem in the Batu Burung Beach Tourism Destination Area, Singkawang City Abstract: Batu Burung Beach is one of the environmentally based coastal tourist destinations in Singkawang, with mangrove trees lining its shoreline. Apart from serving as a tourist attraction, this area is also used for transportation routes and fishing activities. With these activities, it is possible for changes in the coastline to occur, which, of course, have an impact on the quality of its mangrove ecosystem. In this Community Service activity, mangrove rehabilitation is carried out at Batu Burung Beach with the aim of educating participants through informative lectures on the importance of preserving the mangrove ecosystem, coupled with direct mangrove planting in the area. This activity is attended by 30 participants, including students and local residents, to work together in rehabilitating the mangroves at Batu Burung Beach. The evaluation of this activity shows the successful planting of 1000 Rhizophora mangrove trees at Batu Burung Beach. Education on how to maintain the coastal environment so that it is not degraded due to human activities is carried out in mangrove planting areas using the lecture method. Next, 33 Rhizopora mangrove seeds were planted for each participant and questionnaires distributed at the beginning and end of the activity show an increase in students' ability to understand the importance of rehabilitating the condition of coastal ecosystems and protecting them from damage, especially caused by human activities.