Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Psikologi Teori dan Terapan

Dukungan Emosional Keluarga dan Teman Sebaya terhadap Self-Compassion pada Mahasiswa saat Pandemi COVID-19 Satwika, Pratista Arya; Setyowati, Rini; Anggawati, Fika
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 11, No 3 (2021): EDISI KHUSUS: Dimensi Psikologis Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.688 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v11n3.p304-314

Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship between family and peer emotional support and self-compassion among the final year undergraduate students amid COVID-19 pandemic. A total number of 61 undergraduate students whose ages ranged from 19 to 26 years and who are completing their thesis at the time of this study were selected randomly. Data were collected using questionnaires of self-compassion, and family and peer emotional support which were distributed online. The results of multiple linear regression analysis show that there is a significant relationship between emotional support from family and peers with self-compassion. However, when the analysis was conducted partially, only the relationship between family emotional support and self-compassion that is significant; while, the relationship between peer emotional support and self-compassion is not proved. It can be concluded from the results that there is a simultaneous relationship between family emotional support and peer emotional support with self-compassion owned by students who are completing their thesis during the COVID-19 pandemic.Keywords: Emotional support, family, peer, self-compassion, students Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan emosional keluarga dan teman sebaya dengan self-compassion pada mahasiswa tingkat akhir pada masa pandemic COVID-19. Sejumlah 61 mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir dengan rentang usia 19 sampai 26 tahun direkrut menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan menggunakan skala self-compassion, dan dukungan emosional keluarga dan teman sebaya. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional keluarga dan teman sebaya dengan self-compassion. Secara parsial, terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional keluarga dengan self-compassion, namun tidak terdapat hubungan antara dukungan emosional teman sebaya dengan self-compassion.  Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara simultan antara dukungan emosional keluarga dan dukungan emosional teman sebaya dengan self-compassion yang dimiliki oleh mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi pada masa pandemi COVID-19.
Dukungan Emosional Keluarga dan Teman Sebaya terhadap Self-Compassion pada Mahasiswa saat Pandemi COVID-19 Pratista Arya Satwika; Rini Setyowati; Fika Anggawati
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 11 No. 3 (2021): EDISI KHUSUS: Dimensi Psikologis Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.688 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v11n3.p304-314

Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship between family and peer emotional support and self-compassion among the final year undergraduate students amid COVID-19 pandemic. A total number of 61 undergraduate students whose ages ranged from 19 to 26 years and who are completing their thesis at the time of this study were selected randomly. Data were collected using questionnaires of self-compassion, and family and peer emotional support which were distributed online. The results of multiple linear regression analysis show that there is a significant relationship between emotional support from family and peers with self-compassion. However, when the analysis was conducted partially, only the relationship between family emotional support and self-compassion that is significant; while, the relationship between peer emotional support and self-compassion is not proved. It can be concluded from the results that there is a simultaneous relationship between family emotional support and peer emotional support with self-compassion owned by students who are completing their thesis during the COVID-19 pandemic.Keywords: Emotional support, family, peer, self-compassion, students Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan emosional keluarga dan teman sebaya dengan self-compassion pada mahasiswa tingkat akhir pada masa pandemic COVID-19. Sejumlah 61 mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir dengan rentang usia 19 sampai 26 tahun direkrut menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan menggunakan skala self-compassion, dan dukungan emosional keluarga dan teman sebaya. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional keluarga dan teman sebaya dengan self-compassion. Secara parsial, terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional keluarga dengan self-compassion, namun tidak terdapat hubungan antara dukungan emosional teman sebaya dengan self-compassion.  Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara simultan antara dukungan emosional keluarga dan dukungan emosional teman sebaya dengan self-compassion yang dimiliki oleh mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi pada masa pandemi COVID-19.
Mengeksplorasi Hubungan Orientasi Pembelajaran, Persepsi Dukungan Organisasi, dan Perilaku Kerja Inovatif pada Karyawan Management Trainees: Exploring the Relationship between Learning Orientation, Perceived Organizational Support, and Innovative Work Behavior on Management Trainees Resta Maharani Adila Putri; Aditya Nanda Priyatama; Pratista Arya Satwika
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 12 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.832 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v12n1.p37-51

Abstract

Companies must prepare their workers so they can have a competitive advantage in order to face the industrial revolution 4.0 by increasing innovative work behavior. Innovative work behavior is influenced by internal and external factors, two of which are learning orientation and perceived organizational support. However, there are only few studies that examine the relationships of internal and external factors together with innovative work behavior. The purpose of this study was to explore the relationships between learning orientation, perceived organizational support, and innovative work behavior on management trainees in a state-owned construction company. A sample of 91 respondents were selected using a simple random sampling. Data were collected using the scales of innovative work behavior, learning orientation, and perceived organizational support, and analyzed using multiple linear regression. The results show that there is a positive significant correlation between learning orientation, perceived organizational support, and innovative work behavior simultaniously. The positive and significant correlation is also found in the partial relationships between learning orientation and innovative work behavior, as well as between perceived organizational support and innovative work behavior. Keywords: Innovative work behavior, learning orientation, organizational support   Abstrak: Perusahaan harus mempersiapkan pekerjanya agar dapat memiliki keunggulan kompetitif untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dengan meningkatkan perilaku kerja inovatif. Perilaku kerja inovatif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, dua diantaranya adalah orientasi pembelajaran dan persepsi dukungan organisasi. Namun masih sedikit penelitian yang meneliti hubungan faktor internal dan eksternal secara bersama-sama dengan perilaku kerja inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara orientasi pembelajaran dan persepsi dukungan organisasi dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan management trainee di sebuah perusahaan pemerintah bidang konstruksi. Sampel penelitian berjumlah 91 karyawan yang diseleksi menggunakan simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan skala perilaku kerja inovatif, orientasi pembelajaran, dan persepsi dukungan organisasi, dan dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara orientasi pembelajaran dan persepsi dukungan organisasi dengan perilaku kerja inovatif. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan baik antara orientasi pembelajaran dengan perilaku kerja inovatif, maupun antara persepsi dukungan organisasi dengan perilaku kerja inovatif.
Peran Kepemimpinan Autentik dan Person-Job Fit terhadap Turnover Intention pada Karyawan Generasi Z Andrey Afandi; Bagus Wicaksono; Pratista Arya Satwika
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.761 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v13n3.p282-293

Abstract

Human resources are an important element in the company to achieve the company's vision and mission. Companies must be able to pay attention to the needs of employees properly, otherwise employees will choose to leave the company or have turnover intentions. Generation z, which is the newest generation in the company today, has a tendency to want to leave work within three months. Preliminary studies show the results that the ratio of the turnover percentage of generation z employees is higher than employees other than generation z. This study aims to determine the relationship between authentic leadership and person-job fit with turnover intention in Generation Z employees. Employees who work under the direction of authentic leaders enjoy their work more and feel more satisfied with the atmosphere in their organization. In addition, the suitability of the employee's ability to the demands of the job also has an effect on employee turnover intention. The sample of this research is 93 employees of generation z structural sewing in a textile company. The study was analyzed using multiple regression analysis techniques. The research instruments used in this study were the turnover intention scale, the authentic leadership scale, and the person-job fit scale. The results showed that there was a significant relationship between authentic leadership and person-job fit with turnover intention (p<0.05), and partially showed that there was no relationship between authentic leadership and turnover intention (p>0.05). Then the next results showed a significant relationship between person-job fit and turnover intention (p <0.05).   Perusahaan harus bisa memperhatikan kebutuhan karyawandengan baik, jika tidak karyawan akan memilih untukmeninggalkan perusahaan atau turnover intention. Generasi zyang menjadi angkatan terbaru di perusahaan saat ini,memiliki kecenderungan ingin meninggalkan pekerjaandalam waktu tiga bulan. Studi pendahuluan menunjukkanhasil bahwa perbandingan persentase turnover karyawangenerasi z lebih tinggi daripada karyawan selain generasi z.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antarakepemimpinan autentik dan person-job fit dengan turnoverintention pada karyawan generasi z. Sampel penelitian iniadalah 93 karyawan generasi z bagian struktural sewing disebuah perusahaan tekstil. Penelitian dianalisis menggunakanteknik analisis regresi berganda. Instrumen penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah skala turnoverintention, skala kepemimpinan autentik, dan skala person-jobfit. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan signifikanantara kepemimpinan autentik dan person-job fit denganturnover intention (p<0,05), dan secara parsial menunjukanbahwa tidak ada hubungan antara kepemimpinan autentikdengan turnover intention (p>0,05). Kemudian hasilselanjutnya menunjukan hasil yang hubungan signifikanantara person-job fit dengan turnover intention (p<0,05).Kecocokan antara kemampuan karyawan dengan tuntutanpekerjaan membuat karyawan memiliki keterlibatan kerjayang tinggi. Selain itu, pemimpin dengan gaya autentik dapatmelibatkan karyawan generasi z dalam pekerjaan danmendengarkan ide-ide karyawan sebelum mengambilkeputusan. Namun, banyak karyawan generasi z memilihbekerja dalam tim karena mereka dapat mengembangkan diridan mendapatkan pengakuan, sehingga pemimpin autentiktidak memiliki peran yang tinggi terhadap turnover intentionkaryawan generasi z secara parsial.