Asupan makan dapat mempengaruhi status kesehatan dan gizi individu. Status gizi yang baik dipengaruhi oleh asupan makan utama dan selingan yang mencukupi. Adanya perubahan konsumsi makan pada masyarakat modern saat ini mempengaruhi asupan makan terutama pada usia remaja dan dewasa yang selalu mengikuti tren. Konsumsi makanan selingan yang berlebihan dan menghilangkan makan utama, dapat berkontribusi terhadap status gizi. Frekuensi dan pemilihan makanan selingan mempengaruhi jumlah asupan energi yang mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola konsumsi makanan selingan baik frekuensi dan pemilihan makanan selingan serta status gizi mahasiswa Fakultas Kesehatan Univeristas Ngudi Waluyo. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan cross-sectional dengan pemilihan subjek penelitian ditentukan secara purposive. Teknik pengambilan subjek dilakukan dengan simple-random-sampling dan diperoleh subjek sebanyak 68 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan pola konsumsi makanan selingan pada subjek dalam penelitian ini yaitu sebanyak 52% frekuensi konsumsi tidak lebih dari dua kali per hari, dengan pemilihan jenis olahan makanan berupa makanan yang diproses secara sederhana yang umumnya memiliki kandungan lemak lebih tinggi dengan kandungan protein lebih rendah. Mayoritas subjek memiliki status gizi normal. Pola konsumsi makanan selingan subjek dalam penelitian ini adalah frekuensi konsumsi tidak lebih dari dua kali per hari, dengan pemilihan jenis olahan makanan berupa makanan yang diproses secara sederhana. Mayoritas status gizi subjek termasuk normal yang menunjukkan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo memiliki pengetahuan gizi yang memadai dan menerapkannya dalam keseharian.