Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : EDUCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pengajaran

NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM QS. AN-NAHL AYAT 106 DAN QS. AZ-ZUMAR AYAT 9 Saputra, Muhammad Rohan; Wardan, Khusnul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7186

Abstract

Islamic education aims to shape individuals who are faithful, knowledgeable, and virtuous, yet the reality in the field still shows a gap between the ideal goals and actual practices. Students are often weak in integrity, have low learning motivation, and perform worship merely as a routine. This study focuses on the educational values contained in QS. An-Nahl verse 106 and QS. Az-Zumar verse 9, namely steadfast faith, sincerity of heart, the importance of knowledge, and sincerity in worship. This research employed a literature study method by collecting and analyzing sources from books, Qur’anic exegesis, and relevant scientific articles. The analysis was conducted by examining the Ministry of Religious Affairs’ interpretation and Quraish Shihab’s Tafsir Al-Mishbah to obtain both philosophical and applicative understandings of the verses. The findings reveal that QS. An-Nahl verse 106 emphasizes steadfast faith and sincerity of heart as the foundation of religious character, while QS. Az-Zumar verse 9 stresses the importance of knowledge and sincerity in worship as the basis of forming a complete Muslim personality. This study concludes that integrating Qur’anic values into Islamic education can strengthen students’ cognitive, affective, and spiritual aspects. The prospect of this research lies in its application to the curriculum, learning strategies, teacher role modeling, and habituation programs to produce a religious, intelligent, honest, and sincere generation capable of facing global challenges. ABSTRAKPendidikan Islam bertujuan membentuk manusia yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia, namun realitas di lapangan menunjukkan adanya kesenjangan antara tujuan ideal dan praktik nyata. Peserta didik masih sering lemah dalam integritas, rendah motivasi belajar, serta menjalankan ibadah sebatas rutinitas. Penelitian ini berfokus pada nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam QS. An-Nahl ayat 106 dan QS. Az-Zumar ayat 9, yaitu keteguhan iman, kejujuran hati, pentingnya ilmu, dan keikhlasan ibadah. Penelitian menggunakan metode studi literatur dengan menghimpun dan menganalisis sumber dari buku, tafsir, dan artikel ilmiah yang relevan. Analisis dilakukan dengan mengkaji tafsir Kemenag dan Tafsir Al-Mishbah untuk memperoleh pemahaman filosofis sekaligus aplikatif terhadap ayat-ayat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa QS. An-Nahl ayat 106 menekankan keteguhan iman dan kejujuran hati sebagai fondasi karakter religius, sedangkan QS. Az-Zumar ayat 9 menegaskan keutamaan ilmu dan keikhlasan ibadah sebagai dasar pembentukan pribadi muslim yang utuh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi nilai Qur’ani ke dalam pendidikan Islam dapat memperkuat aspek kognitif, afektif, dan spiritual peserta didik. Prospek pengembangan penelitian ini adalah penerapannya dalam kurikulum, strategi pembelajaran, keteladanan guru, dan program pembiasaan sehingga dapat melahirkan generasi yang religius, cerdas, jujur, dan ikhlas dalam menghadapi tantangan global.
STUDI KONSEP INTEGRALISASI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN MUHAMMAD NATSIR Sari, Evi Pratama; Wardan, Khusnul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7187

Abstract

This study examines the idea of ??Islamic education from the perspective of Muhammad Natsir's thought. According to Natsir, Islamic education is a system that combines religious learning and general knowledge in a balanced manner. He emphasized that the foundation of Islamic education lies in the Qur'an, Hadith, and ijtihad, with comprehensive, harmonious, and universal characteristics. This education includes the development of physical, spiritual, intellectual, and moral aspects of students. In this study, a literature study method was used by analyzing ten articles discussing Natsir's thoughts on the development of integrated Islamic education. The results of the study indicate that Natsir's concept of educational integration connects the national curriculum with the religious curriculum, balances worldly and afterlife needs, and reduces the sharp gap between Western and Eastern traditions. The implementation of integrated Islamic education is directed at character formation, strengthening leadership, and mastery of general and religious knowledge in a comprehensive manner, thus providing renewal for Islamic education to be relevant to the challenges of the modern era. ABSTRAKPenelitian ini mengkaji gagasan pendidikan Islam dari perspektif pemikiran Muhammad Natsir. Menurut Natsir, pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang menyatukan pembelajaran agama dan ilmu umum secara seimbang, la menegaskan bahwa landasan pendidikan islam terletak pada Al-Qur'an, Hadis, dan ijtihad, dengan karakteristik yang menyeluruh, harmonis, serta bersifat universal. Pendidikan tersebut mencakup pengembangan aspek fisik, spiritual, intelektual, dan moral peserta didik. Dalam penelitian ini digunakan metode studi literatur dengan menganalisis sepuluh artikel yang membahas pemikiran Natsir mengerjai pengembangan pendidikan Islam terintegrasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa konsep integrasi pendidikan menurut Natsir menghubungkan kurikulum nasional dengan kurikulum keagamaan, meriyeimbangkan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi serta mengurangi jurang pemisah yang terlalu tajam antara tradisi Barat dan Timur. Implementasi pendidikan Islam yang terintegrasi diarahkan pada pembentukan karakter penguatan jiwa kepemimpinan, serta penguasaan ilmu pengetahuan umum dan agama secara utuh sehingga mampu memberikan pembaruan bagi pendidikan Islam agar relevan dengan tantangan zaman modern.
PEMIKIRAN AL-GHAZALI TENTANG SOSOK GURU PROFESIONAL YANG IDEAL Rodhiah, Saniatur; Wardan, Khusnul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7325

Abstract

In Islamic perspective, a teacher is not merely a transmitter of knowledge but also a moral educator and spiritual guide who plays a crucial role in shaping students’ character. AlGhazali’s thoughts on the concept of the ideal teacher remain highly relevant to the discourse on teacher professionalism in the modern era. This article focuses on analyzing Al-Ghazali’s perspective regarding the characteristics of an ideal professional teacher, particularly in terms of spiritual, moral, and intellectual competence. This study employs a qualitative method with a library research approach, examining Al-Ghazali’s works especially Ihya’ Ulum al-Din and supported by relevant secondary sources. The research stages include identifying the basic concepts of teacherhood according to Al-Ghazali, analyzing Islamic educational principles, and interpreting their relevance to today’s professional teacher standards. The findings indicate that the ideal teacher, according to Al-Ghazali, is not only one who masters knowledge comprehensively but also embodies noble character, sincerity, humility, and serves as a role model for students. Moreover, the teacher must be able to provide spiritual guidance so that the transfer of knowledge does not remain at the cognitive level but also shapes personality and strengthens students’ relationship with God. The main conclusion emphasizes that the concept of an ideal professional teacher in Al-Ghazali’s perspective integrates academic competence with moral and spiritual dimensions, making it highly relevant as a reference for developing teacher professionalism in today’s era of ethical and social challenges. ABSTRAKGuru dalam pandangan Islam bukan sekedar penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga pendidik akhlak dan pembimbing spiritual yang berperan membentuk kepribadian peserta didik. Pemikiran Al-Ghazali mengenai sosok guru ideal masih relevan untuk dikaji dalam konteks profesionalisme guru di era modern. Artikel ini berfokus pada analisis pemikiran Al-Ghazali tentenag kriteria guru profesional yang ideal, khususnya terkait kompetensi spiritual, moral, dan intelektual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research) melalui telaah kritis terhadap karya-karya Al-Ghazali, terutama Ihya’ Ulum al-Din dan literatur sekunder yang relevan. Langkah penelitian meliputi identifikasi konsep dasar guru menurut Al-Ghazali, analisis prinsip-psinsip pendidikan Islam, serta interpretasi relevensinya dengan standar profesional guru masa kini. Hasil kajian menunjukkan bahwa guru ideal menurut Al-Ghazali bukan hanya menguasai ilmu secara mendalam, tetapi juga berakhlak mulia, ikhlas, tawadhu’, serta menjadikan dirinya teladan bagi peserta didik. Selain itu, guru harus mampu membimbing secara spiritual agar ilmu yang ditransfer tidak sekadar bersifat kognitif, tetapi juga membentuk kepribadian dan mendekatkan murid kepada Allah. Simpulan utama penelitian ini menegaskan bahwa konsep guru profesional ideal dalam perspektif Al-Ghazali tifak hanya mencakup aspek kompetensi akademik, tetapi juga dimensi moral dan spiritual, sehingga relevan dijadikan rujukan dalam membangun karakter guru di era modern yang sarat tantangan etis dan sosial.
UPAYA GURU DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SEKOLAH Al Muttaqin, Muhammad Arif Pahsa; Wardan, Khusnul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7326

Abstract

This research is motivated by the learning difficulties faced by students in Islamic Religious Education (PAI), even though PAI aims to foster positive behavioral change. The diversity of students' abilities and learning styles results in varying levels of material mastery, often below the mastery standard. The focus of this research is to describe the efforts made by teachers to address students' learning difficulties in PAI. This research used a descriptive qualitative approach (field study) involving 60 fifth and sixth grade students. Data were collected through observation, interviews, questionnaires, and documentation, which were then analyzed descriptively using qualitative and quantitative methods (percentages). The results indicate that PAI learning difficulties, such as understanding the material, memorizing, and achieving academic achievement, are caused by both internal student factors (ability, motivation) and external factors (school facilities, limited PAI time, and teacher methods). Key findings reveal that teachers attempt to overcome these difficulties through various strategies, including the use of learning media, a variety of teaching methods (lectures, question and answer sessions, assignments), providing special guidance, additional tutoring, and creating a pleasant learning environment, supported by efforts from the school and family. It was concluded that Islamic Religious Education (PAI) learning difficulties are multifactorial and addressing them requires collaborative efforts between teachers, schools, students, and parents. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), meskipun PAI bertujuan membentuk perubahan perilaku positif. Adanya keragaman kemampuan dan gaya belajar siswa menyebabkan tingkat penguasaan materi yang berbeda, seringkali di bawah standar ketuntasan. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif (field study) dengan melibatkan 60 siswa kelas V dan VI. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif (prosentase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar PAI, seperti memahami materi, menghafal, dan meraih prestasi, disebabkan oleh faktor internal siswa (kemampuan, motivasi) dan eksternal (fasilitas sekolah, keterbatasan waktu PAI, metode guru). Temuan utama mengungkap bahwa guru berupaya mengatasi kesulitan ini melalui berbagai strategi, diantaranya penggunaan media pembelajaran, variasi metode mengajar (ceramah, tanya jawab, tugas), pemberian bimbingan khusus, les tambahan, dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan, didukung oleh upaya dari pihak sekolah dan keluarga. Disimpulkan bahwa kesulitan belajar PAI bersifat multifaktorial dan penanggulangannya memerlukan upaya kolaboratif antara guru, sekolah, siswa, dan orang tua.