Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL

UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KOPI (Coffea Arabika L) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PUNGGUNG TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) JANTAN Fitri, Widya; Rejekinta Munthe, Alfian; Frida Lina Br Tarigan
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 2 No. 2 (2020): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka merupakan kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari. Luka adalah kerusakan pada fungsi kulit, perlindungi kulit disertai hilangmya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan nervus yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tekanan, sayatan dan luka karena operasi. Pentingnya penanganan luka secara optimal telah mendorong pesatnya perkembangan ilmu tentang luka penyembuhan, dan penanganan luka. Saat ini penggunaan bahan herbal untuk penggantian obat-obat kimia telah banyak dilakukan. Tanamaan dapat dimanfaatkan dalam penyembuhan luka sayat karena mengandung berbagai macam senyawa bioaktif seperti saponin, terpenoid, alkaloid, flavonoid, tannin, senyawa fenolik dan minyak atsiri yang bermanfaat serta dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Salah satu tanaman yang dijadikan obat ialah daun kopi (Coffee arabika L). Penelitian ini bersifat eksperimental kuantitatif, terdiri atas 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif (Povidone Iodine), Kontrol negatif (basis salep), serta 3 kelompok salep esktrak daun kopi yang di gunakan yaitu 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang di amati yaitu pengukuran panjang luka sayat yang telah diberikan perlakuan salep esktrak daun kopi selama 14 hari. Hasil rerata panjang luka menunjukan salep esktrak daun kopi memiliki aktivitas penyembuhan dengan K1 (Rata-rata: 1.1660 ± 0.06427 cm), K2 ( Rata-rata: 1.0620 ± .05975 cm ) dan K3 (Rata-rata: 0.9700 ± .03317 cm). Analisis statistik penurunan panjang luka kabar dilakukan dengan menggunakan uji one way anova dengan nilai p<0.05 dan di lanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian ini menunjukkan ke tiga formulasi sediaan salep esktrak daun kopi memiliki aktivitas dalam penyembuhan luka sayat, namun sediaan salep F3 (15%) memiliki aktivitas yang paling efektif dalam penyembuhan luka sayat.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape Merr) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermis Fitri, Widya; Evarina Sembiring; Antonius Wilson Sembiring
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 1 No. 1 (2019): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun kecapi (Sandoricum koetjape Merr) mengandung senyawa kimia yang berkhasiat menyembuhkan infeksi penyakit kulit. Daun kecapi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan tanin. Bakteri Staphylococcus epidermidis (Gram positif) merupakan bakteri penyebab infeksi penyakit kulit. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri daun kecapi terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan untuk mengetahui konsentrasi yang efektif dari uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kecapi terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental metode difusi agar untuk menguji aktivitas antibakteri daun kecapi dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi 25%,50% dan 75% daun kecapi memiliki daya hambat antibakteri yang kuat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis yang ditunjukkan dengan diameter hambat masing-masing 13,40 mm, 15,47 mm, 15,97 mm. Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kecapi (Sandoricum koetjape Merr) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN LIP BALM DARI SARI UMBI BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DENGAN METODE DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Fitri, Widya; Rejekinta Munthe, Alfian; Hestina
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 2 No. 1 (2020): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lip balm merupakan sediaan kosmetik yang diaplikasikan pada bibir, kegunaannya untuk mencegah terjadinya masalah pada bibir, seperti bibir pecah- pecah, kering dan juga menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman, maka dari itu dibutuhkan pelembab bibir. Kosmetik yang bisa digunakan untuk melembabkan bibir yaitu lip balm. Dalam formulasi sediaan lip balm salah satu bahan yang paling penting adalah pewarna. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai pewarna adalah sari umbi bit (Beta Vulgaris L.). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sediaan lip balm dengan menggunakan zat warna alami dari sari umbi bit (Beta Vulgaris L.), zat warna alami yang terkandung adalm umbi bit yaitu betalanin (merah keunguan) dan betaxantin (kuning). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah bit segar sebanyak 4 kg. Jenis penelitian eksperimental menggunakan sari umbi bit 15%, 20% dan 25%. Prosedur kerja dimulai dari persiapan bahan dan pengambilan sari umbi bit serta pembuatan sediaan lip balm. Evaluasi sediaan berupa uji organoleptis, homogenitas, titik lebur, pH, stabilitas sediaan, iritasi, uji kesukaan dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lip balm dengan konsentrasi 15 %, 20% dan 25% menghasilkan lip balm dengan tekstur, warna, aroma yang baik. memenuhi persyaratan uji homogenitas, titik lebur 55-56 ºC, pH 6-5, tidak mengiritasi kulit, tidak memenuhi persyaratan stabilitas, karena terjadi perubahan warna pada minggu kedua selama penyimpanan. sediaan lip balm dengan warna dan tekstur yang paling disukai oleh panelis adalah sediaan formula F4 yaitu sebanyak 6 panelis, dengan konsentrasi sari umbi bit yang digunakan sebanyak 25%. Aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa sari umbi bit memiliki nilai IC50 15,76 µg/ml , sediaan lip balm F2 19,7 µg/ml, F3 17,38 µg/ml, F4 17,34 µg/ml. Kesimpulannya sari umbi bit dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm, semakin tinggi konsentrasi sari umbi bit yang digunakan semakin kecil nilai IC50 yang diperoleh yang artinya sari umbi bit memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA IODIMETRI PADA TOMAT CHERRY KUNING (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK Fitri, Widya; Manurung, Kesaktian; Gustiani Tarigan, Yenni
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 3 No. 1 (2021): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vitamin C is a vitamin that is necessary for a healthy body. Vitamin C is one of the water-soluble vitamins and has a strong reducing power. This reducing power of vitamin C is the reason for choosing the method of determining its levels by iodimetry. The purpose of this study was to determine the levels of vitamin C contained in Yellow Cherry Tomatoes (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) which were hydroponically cultivated and those grown in soil were carried out by iodimetry.This method uses a descriptive method, namely to examine the levels of Vitamin C samples contained in Yellow Cherry Tomatoes (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) which are cultivated hydroponically and planted in the ground.Based on the results of the analysis carried out by iodimetric titration, the average level of vitamin C in Yellow Cherry Tomatoes cultivated hydroponically was 29,55 ± 1,2854 mg/100 g and the average level in Yellow Cherry Tomatoes grown in soil was 25,09 ± 1,2862 mg/100 g. Based on these results, it can be concluded that the levels of vitamin C in Yellow Cherry Tomatoes that are cultivated hydroponically are higher than the levels of vitamin C grown in the soil due to different growth factors and plant nutrients.
Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans dan Propionibacterium acne Fitri, Widya; Tarigan, Yenni Gustiani; Silitonga, Evawani Martalena; Telambenua, Fiki julfitra
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 4 No. 1 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Andaliman fruit is a cultivation plant that functions as an antibacterial. Streptococcus mutans is a bacterium that causes dental caries which causes damage to hard tissues. Acne propionibacterium Is a bacterium that causes skin diseases that cause inflammation of tissues associated with immune systems and supports inflammation of acne. Clindamicin is a broad spectrum broad-spectrum bacteriostatic antibiotic that is active against aerobic and anaerobic microorganisms, positive and negative bacteria. Isolation of andaliman fruit essential oil using the air distillation method using a stahl tool. Antibacterial activity test using disc diffusion on MHA media by determining the diameter of the inhibition zone. The concentration of andaliman fruit essential oil used was 2.5%, 5%, 10%, 20% and 40%, with n-hexane p.a solvent and clindamicin concentration 30 μg / ml which was used as a comparison with aquadest solvent. The results showed the diameter of the combined inhibitory zones in Streptococcus mutans bacteria. With a concentration of 2.5% inhibition zone 8.8 mm, inhibition zone 5% 9.0 mm, 10% inhibition zone 10.1 mm, 10% inhibition zone 11.1 mm, 40% 14.5. In acne bacteria Propionibacterium. 2.5% inhibition zone 9.1 mm, 5% inhibition zone 9.2 mm, 10% inhibition zone 10.3 mm, 20% inhibition zone 12.6 mm, 40% 14.1. And clindamicin as a comparison has a 30.6 mm inhibitory zone in acne Propionibacterium bacteria and in Streptococcus mutans. 29.2 mm. From the results of the antibacterial activity test of andaliman essential oil at a concentration of 2.5%, 5%, 10%, 20% and 40%, able to inhibit the growth of Streptococcus mutans and Propionibacterium acne. The results of isolation of Andaliman fruit essential oil by using the Stahl tool are available 4.76% essential oil