Messawe di Saeyyang pattu’duq adalah merupakan tradisi luhur masyarakat mandar, tradisi ini memiliki unsur yang sangat signifikan dalam kehidupan masyarakt mandar. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (Library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa budaya saeyyang pattu’duq dan khatam al-Qur’an memiliki keterkaitan satu Budaya saeyyang pattu’duq diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi kepada seorang anak yang telah khatam al-quran. Bentuk pengapresiasian yang dilakukan dalam hal ini adalah ketika anak tersebut menuggangi kuda terlatih samnil diiringi oleh irama rebana yang meriah serta kalindaqdaq atau lebih dikenal sebagai puisi masyarakat Mandar yang berupa pujian-pujian kemudian anak tersebut diarak mengelilingi kampung. Tradisi kuda menari atau akrab disebut dengan tradisi Saeyyang pattu’duq adalah sebuah budaya yang menarik yang dimiliki oleh dari suku Mandar Sulawesi Barat, Tradisi Saeyyang Pattu’duq dilaksanakan dengan iringan pukulan rebana yang meriah dan lantunan syair bernuansa Islam-Mandar. Tradisi ini kerap kali dijumpai pada pesta penikahan, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW (Pammunuang) serta pada prosesi khatam Al-Qur’an.