Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmasi Tinctura

Pengaruh Ukuran Serbuk Biji Azadirachta Indica Dalam Minyak Kelapa Terhadap Organoleptik Siti Zamilatul Azkiyah
Tinctura Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.598 KB) | DOI: 10.35316/tinctura.v1i1.772

Abstract

Neem (Azadiractha indica) has a dominant secondary metabolite compound in the form of azadirachtin found in the seeds. The purpose of this study was to determine the effect of neem seed powder in coconut oil solvents on organoleptics. In this study using maceration and oil infusion extraction methods and organoleptic results were analyzed descriptively qualitatively including color, aroma and pH. Based on the results of the study showed that there was an effect of the size of neem seed powder in coconut oil solvent on organoleptic tests. In the observation of the color treatment of 80 mesh neem seed powder has the most concentrated color (+++) and the clearest (coconut oil) control. The results of the observation of the aroma of all treatments and controls are not rancid. In the pH measurement results are all acidic namely dick 5 and all treatments have a pH of 6. Keywords: Nimba Seeds, Coconut Oil, Organoleptic. ABSTRAK Nimba (Azadiractha indica) memiliki senyawa metabolit sekunder dominan berupa azadirachtin yang terdapat pada bagian biji. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh serbuk biji nimba dalam pelarut minyak kelapa terhadap organoleptik. Pada penelitian ini menggunakan metode ekstraksi maserasi dan infus minyak dan hasil organoleptik dianalisis deskriptif kualitatif meliputi warna, aroma dan pH. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh ukuran serbuk biji nimba dalam pelarut minyak kelapa terhadap uji organoleptik. Pada pengamatan warna perlakuan serbuk biji nimba 80 mesh memiliki warna tidak jernih (+++) paling pekat dan kontrol (minyak kelapa) jernih. Hasil pengamatan aroma semua perlakuan dan kontrol tidak tengik. Pada hasil pengukuran pH semuanya bersifat asam yaitu kontol 5 dan semua perlakuan memiliki pH 6. Kata Kunci: Biji Nimba, Minyak Kelapa, Organoleptik.
Pengaruh Uji Antibakteri Ekstrak Rimpang Jahe Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli Secara In Vitro Siti Zamilatul Azkiyah
Tinctura Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.191 KB) | DOI: 10.35316/tinctura.v1i2.1003

Abstract

The problem of resistance is increasing along with the need for antimicrobials as an alternative in overcoming resistance problems. One solution is to utilize the content of secondary metabolite compounds in rhizome plants such as ginger. The content of compounds that are usually the most dominant in ginger such as essential oils, flavonoids, terpenoids and phenols. This study aims to determine the effect of ginger rhizome extract as an antibacterial on the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli in vitro. This study was a laboratory experimental study with a completely randomized design (CRD) consisting of 7 treatments with 3 replications. The results showed that the ethanol extract of ginger rhizome had antibacterial activity against S. aureus and E. coli. At concentrations of 20%, 40% and 80% which are more effective in inhibiting the growth of these two bacteria. The higher the extract concentration level, the larger the diameter of the inhibition zone from bacterial growth. This inhibition of bacterial growth is thought to have an effect on the content of the ginger root. Keywords: Ginger rhizome, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, antibacterial ABSTRAK Permasalahan tentang resistensi semakin meningkat seiring dengan kebutuhan antimikroba sebagai alternatif dalam mengatasi masalah resistensi. Salah satu solusinya yaitu dengan memanfaatkan kandungan dari senyawa metabolit sekunder pada tanaman rimpang-rimpangan seperti rimpang jahe. Kandungan senyawa yang biasanya paling dominan pada jahe seperti minyak atsiri, flavonoid, terpenoid dan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak rimpang jahe sebagai antbakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in vitro. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak etanol rimpang jahe memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. Aureus dan E. coli. Pada konsenrasi 20%, 40% dan 80% yang lebih efktif dalam menghambat pertumbuhan kedua bakteri tersebut. Semakin tinggi tingkatan konsentrasi ekstrak maka diameter zona hambat dari pertumbuhan bakteri juga semakin besar. Terhambatnya pertumbuhan bakteri ini diduga adanya pengaruh dari kandungan pada rimpang jahe. Kata Kunci: Rimpang Jahe, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, antibakteri
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Widuri Terhadap Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus Siti Zamilatul Azkiyah
Tinctura Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.122 KB) | DOI: 10.35316/tinctura.v2i1.1539

Abstract

Antibiotics have a very important role in fighting bacterial infections in the body. However, the results given so far have not been optimal in overcoming the problem of bacterial infection. An alternative solution is to develop and study plants that have medicinal potential, for example thistle leaves (Calotrophis gigantean). The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of thistle leaf extract against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. This research is a laboratory-scale experimental research that is to test the activity of thistle leaf extract against Escherichia coli and Staphylococcus aureus including sample identification, extraction, activity testing by observing the inhibition zone of the two tested bacteria. Based on the results of the study stated that the ethanol extract of 70% Widuri leaves (Calotrophis gigantea) had antibacterial activity and could inhibit the growth of Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria. The active compounds that are thought to have antibacterial properties in the ethanol extract of Widuri leaves (Calotrophis gigantea) are flavonoids, alkaloids and terpenoids. Keywords: Widuri leaves, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Antibacterial ABSTRAK Pentingnya penanggulangan infeksi bakteri menggunakan antibiotik adalah hal yang lazim dalam terapi farmakologi. Dampak dari pemberian antibiotik masih belum maksimal dalam penanggulangannya terhadap infeksi bakteri. Pemilihan alternatif bahan alam dengan kandungan kimia yang memiliki potensi sebagai antibiotik dapat menjadi pilihan lain dalam mengurangi penggunaan antibiotik sintetik, misalnya tanaman widuri (Calotrophis gigantean). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun widuri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Desain penelitian meliputi identifikasi sampel, ekstraksi, hingga uji aktivitas dengan mengamati zona hambat dari kedua bakteri uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun Widuri memiliki aktivitas antibakteri dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Senyawa aktif yang diduga bersifat antibakteri pada ekstrak etanol daun Widuri adalah senyawa golongan flavonoid, alkaloid dan terpenoid. Kata Kunci: Daun Widuri, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Antibakteri
Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Absorpsi Besi (Fe) pada Mencit (Mus musculus) Anemia dengan Induksi Natrium Nitrit Siti Zamilatul Azkiyah; Delvi Noer Kholida Rahmaniyah; Istiana Istiana; Ismatun Wafiyah
Tinctura Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.028 KB) | DOI: 10.35316/tinctura.v2i2.1551

Abstract

Vitamin C is one component that can increase iron absorption in patients with iron deficiency anemia. This study aims to determine the effect of vitamin C supplementation on iron absorption as measured by hemoglobin levels in anemic mice. This type of research is an experimental laboratory design. Experimental animals (Mus. Musculus) male mice were made anemia induced with sodium nitrite and then divided into three treatment groups. Group I, was given distilled water, Group II, was given ferrous sulfate, Group III, was given ascorbic acid + ferrous sulfate at a dose of 4.5 mg. The treatment was given for 14 days after experiencing anemia. Data analysis was used ANOVA test. If it has an effect, it continued with the Duncan Multiple Range Test (DMRT). Changes in the average hemoglobin level of mice ranged from 12-15 grams/dL after 14 days of treatment, which means that the hemoglobin level returned to normal. Thus, the administration of vitamin C can increase iron levels in mice (Mus musculus) Anemia by induction of sodium nitrite. ABSTRAK Vitamin C merupakan salah satu komponen yang dapat menengkatkan absorpsi besi pada penderita anemia defisiensi besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian suplementasi vitamin C terhadap absorpsi besi yang diukur dari kadar hemoglobin hewan coba mencit anemia. Jenis penelitian berupa desain laboratory eksperimental. Hewan coba mencit (Mus. Musculus) jantan dibuat anemia dengan diinduksi dengan natrium nitrit kemudian dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan. Kelompok I diberi akuades, Kelompok II diberi ferro sulfat, Kelompok III diberi asam askorbat + fero sulfat dengan dosis 4,5 mg. Perlakuan diberikan selama 14 hari setelah mengalami anemia. Analisis data menggunakan ANOVA. Bila memiliki pengaruh maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Perubahan kadar hemoglobin rata-rata mencit berkisar 12-15 gram/dL setelah perlakuan selama 14 hari yang artinya kadar hemoglobin kembali ke keadaaan normal. Dengan demikian, pemberian vitamin C dapat meningkatkan kadar zat besi pada mencit (Mus musculus) Anemia dengan induksi natrium nitrit.
Pengembangan Kuesioner Tingkat Pengetahuan dan Pengalaman Pelayanan Pasien Tuna Netra Mahasiswa Farmasi Universitas Ibrahimy Azkiyah, Siti Zamilatul; Choirunniza, Aqidatun Naffiah
Tinctura Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/tinctura.v6i1.6024

Abstract

Penerapan etiket Braille dalam pelayanan kefarmasian dapat meningkatkan keamanan pengobatan bagi pasien tuna netra. Namun, di Situbondo, implementasi solusi ini belum terlaksana terutama berkaitan dengan kesiapan tenaga kefarmasian yang akan ditugaskan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan menguji kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa farmasi Universitas Ibrahimy sebagai calon tenaga kefarmasian dalam melayani pasien tuna netra. Proses pengembangan kuesioner dimulai dengan tahap perencanaan, yang akan menghasilkan kisi-kisi kuesioner yang berisi indikator atau dimensi yang akan diukur. Kemudian dirancang kuesioner awal dari kisi-kisi yang telah ditetapkan dan akan diujikan pada 35 responden yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha dan dilanjutkan uji validitas menggunakan Pearson Product Moment melalui SPSS versi 25. Hasil menunjukkan didapatkan 20 item kuesioner yang terdisi dari 10 pernyataan mewakili dimensi pengetahuan dan 10 pernyataan mewakili dimensi pengalaman. Dimensi pengetahuan menilai pemahaman tentang Braille dan relevansinya dalam pelayanan kefarmasian, sementara dimensi pengalaman mengevaluasi keterlibatan langsung responden dalam melayani pasien tuna netra. Kuesioner yang diperoleh memiliki reliabilitas tinggi dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,921, dan seluruh item dinyatakan valid. Kesimpulannya, kuesioner ini dinyatakan valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi serta mengembangkan kompetensi mahasiswa farmasi dalam memberikan pelayanan inklusif bagi pasien tuna netra.