Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Syifa al-Qulub : Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik

Pendekatan Sufistik dalam Menafsirkan Al-Quran Badruzzaman M. Yunus
Syifa al-Qulub Vol 2, No 1 (2017): Juli, Syifa Al-Qulub
Publisher : Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/saq.v2i1.2384

Abstract

Karya-karya tafsir Alqur’ân bercorak sufistik  seperti halnya tasawuf sebagai disiplin ilmu, mendapat label plus-minus dari para pengkaji. Imam al-Thusiy mengomentari penafsiran sufi  sebagai “Penafsiran seperti itu keliru (خطاء ) dan dusta (بهتان) kepada Allâh”. Imam al-Suyuthiy menyatakan bahwa pendapat para sufi dalam memaknai Alqur’ân tidak dianggap sebagai tafsir. Ibn Shalah dalam Fatâwa-nya, Ia mengutip apa yang dikatakan oleh  Imam Abi Hasan al-Wahidi; siapa yang menganggap bahwa kitab al-Sulami itu kitab tafsir maka ia telah menjadi kafir. Demikian juga penolakan dari Imam al-Zarkasyiy, Imam al-Nasafi dan Imam al-Rafi’iy. Sementara itu, banyak ulama yang memandang bahwa tafsir sufistik memiliki faidah untuk mengurai sisi esoterik Alquran dengan asumsi bahwa Alqur’ân memiliki makna dzahir dan makna bathin. Jika demikian, maka tafsir sufistik memiliki kontribusi jelas pada pemaknaan dari aspek bathinnya dengan perangkat takwil atau isyarat-isyarat tertentu, sementara untuk makna dzâhir-nya sudah digarap oleh perangkat tafsir.  Imam al-Ghazali menegaskan bahwa tidak ada larangan seseorang menafsirkan Alqur’ân dengan penafsiran sufistik jika bermaksud untuk menampilkan kekayaan makna Alqur’ân hingga batas-batas pemaknaan dengan simbol atau isyarat-isyarat tertentu. Perdebatan tentang status tafsir sufistik antara kebolehan membaca, memahami dan mengamalkannya seperti yang representasikan oleh Imam al-Ghazali versus beberapa ulama yang menolak karya-karya tafsir sufistik, me-niscayakan untuk mendefinisikan tafsir sufistik dan me-meta-kan (mapping) tafsir sufistik dengan membuat kategori-kategori baik paradigma, karya-karya, kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangannya.Teori tafsir sufistik merujuk pada karakteristik metodologi tafsir Alqur’ân yang terbagi kedalam tiga bagian bersar; referensi tafsir (mashadir); referensi tafsir informatif (matsur), nalar (ma’qul) dan intuitif/esoterik (isyariy), metode tafsir (manhaj); ijmaliy, tahliliy, muqaran dan mawdluiy dan yang terakhir adalah teori tentang pendekatan/corak tafsir.Penelitian ini menemukan bahwa secara paradigmatik, posisi tafsir sufi mengambil ruang esoterik dengan memakai perangkat takwil. Tafsir sufistik terbagi kepada dua kategori; isyariy; tafsir yang diperoleh dari isyarat-isyarat ghaib dan nadzariy; penafsiran dengan teori-teori tasawuf dan filsafat (theosophy, tasawuf-falsafi). Pendekatan tafsir sufi berupaya memaknai Alquran dengan menggunakan tasawuf sebagai ilmu bantu. Tafsir dengan corak sufistik memiliki kelebihan terutama pada penyingkapan makna esoterik, bathin Alquran, sementara kelemahannya adalah tidak ada tolok ukur validitas dan hanya dikonsumsi oleh komunitas terbatas.
Co-Authors Abdul Rohman Ahmad Fuad Ahmad Izzan, Ahmad Ahmad Jalaludin Rumi Durachman Ahmad, Khadher Arifin, Syarah Sofiah Asep Muhyiddin, Asep Asep Mulyaden Asep Nursobah, Asep Asep Sufian Sya'roni Awadin, Adi Pratama Azni, Selly Rachmi Basyiruddin, Muhammad Hafizh Bustomi, Jenal Dadan Mardani Dadan Rusmana Deni Albar Fangesty, Maolidya Asri Siwi Fathurrohman, Asep Ahmad Fauzi, Muhammad Iqbal Fauziah, Debibik Nabilatul Fithria Khusno Amalia Ghinaurraihal Ghinaurraihal Gunawan, Iwan Caca Hafid, Moc Hamdan Taviqillaah, Muhamad Hanna Salsabila Haririe, Muhammad Ruhiyat Haura Alfiyah Nida Hezam, Motea Naji Dabwan Hikmah Maulani Ikhsan, Mocammad Ikhsan, Muhammad Jusuf Nur Imelda Helsyi Iqlima Nurul Ainun Ira Ryski Wahyuni Ismi Lutfi Rijalul Fikri Syukur Isop Syafe’i Izzah Faizah Siti Rusydati Khaerani Izzuddin Musthafa Lu’luatul Aisyiyyah M Solahudin Moch. Sya'ban Abdul Rozak Muhamad Yoga Firdaus Muhammad Rizaldi Syahputra Muhammad Yahya Muhammad Zainul Hilmi Muhlas Muhlas Muhyi, Asep Abdul Musthafa, Izzuddin Mutaqin, Ayi Zaenal Najihah, Bannan Naelin Nalahuddin Saleh Nida Husna Abdul Malik Novianti, Fitria Listi Noza Aflisia, Noza Nugraha, Sandi Qomaruzzaman, Bambang Ratih Rahmawati Ratminingtyas, Ratminingtyas Ridwan Setiawan Rohmanudin, Deden Rohmatulloh, Yasin Ruhendi, Ateng Rulia Rahmawati Sa’dina, Ahmad Midrar Saepurrohman, Aep Shaleh Atho, Yusuf Ali Solihin, Muhtar Sonny Permana Sunarya, Yaya Susanti Vera Syahrul Gopar Sidik Syu’aib, Ibrahim Syu’aib, Ibrahim Taufiq, Wildan Umillah, Hasya an Ummah, Wardatul Uwoh Abdullah Vera, Susanti Zulaiha, Eni