Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Desa-Kota : Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Pemukiman

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERADAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI SURAKARTA Maresty Krisandriyana; Winny Astuti; Erma Fitria Rini
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v1i1.14418.24-33

Abstract

Kawasan permukiman kumuh merupakan kawasan yang terabaikan dari pembangunan kota dengan kondisi lingkungan permukiman yang mengalami penurunan kualitas fisik, sosial ekonomi dan sosial budaya dan dihuni oleh orang-orang miskin, penduduk yang padat, serta dengan sarana prasarana yang minim. Di Surakarta terdapat tiga tipologi kawasan permukiman kumuh, yaitu kawasan permukiman kumuh bantaran sungai, kawasan permukiman kumuh padat perkotaan dan kawasan permukiman kumuh sepanjang rel kereta api. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan kawasan permukiman kumuh. Faktor-faktor tesebut antara lain urbanisasi, sarana prasarana, ekonomi, lahan perkotaan, tata ruang, daya tarik perkotaan, sosial budaya, status kepemilikan bangunan dan lama tinggal penghuni. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor prioritas yang mempengaruhi keberadaan kawasan permukiman kumuh di Surakarta dengan menggunakan analisis prioritas (Analytic Hierarchi Process). Berdasarkan analisis AHP, faktor prioritas yang mempengaruhi keberadaan kawasan permukiman kumuh di Surakarta berbeda tiap tipologinya. Faktor prioritas kawasan permukiman kumuh bantaran sungai adalah faktor lahan perkotaan, faktor tata ruang dan faktor status kepemilikan bangunan. Faktor prioritas yang mempengaruhi keberadaan kawasan permukiman kumuh padat perkotaan yaitu faktor lahan perkotaan, faktor tata ruang dan faktor ekonomi. Sedangkan faktor prioritas yang mempengaruhi keberadaan kawasan permukiman kumuh sepanjang rel kereta api adalah faktor status kepemilikan bangunan, faktor ekonomi dan faktor tata ruang
FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN LOKASI SHOPPING MALL DI KOTA SURAKARTA Darryl Hall; Winny Astuti; Erma Fitria Rini
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v1i2.12552.121-129

Abstract

Lokasi merupakan penentu daya tarik suatu pasar modern. Menurut (Berman & Evan, 2001), faktor yang menentukan lokasi optimum suatu retail/perdagangan yaitu aksesibilitas, specific site, kebijakan zonasi dan secara lebih detail (Marlina, 2008) dan (Kwak & dkk, 2013), menjelaskan bahwa faktor pemilihan lokasi yang mempengaruhi investor dalam menentukan lokasi Shopping Mall adalah Kesesuaian Aturan Zonasi, Aksesibilitas, Harga  Tanah, Ketersediaan Jaringan Prasarana, Kesesuaian kondisi geologi dan hidrologi, Jarak jangkauan customer, dan Tenant Mix. Shopping Mall umumnya merupakan bangunan besar, tertutup lantai lebih dari satu dengan luas minimal 9200 m2. Karakteristik utama Shopping Mall adalah merupakan pusat perbelanjaan dalam satu atap atau one stop (Levy & Weitz, 2009). Perkembangan penanaman modal di Surakarta sebagai Trade Centre membuat banyak investor yang menanamkan modalnya dibidang perdagangan. Salah satu jenis perdagangan yang sedang berkembang di Kota Surakarta adalah Shopping Mall. Perkembangan Shopping Mall diawali pada tahun 2004 ketika Solo Grand Mall berdiri, selanjutnya Solo Square pada tahun 2006 dan Solo Paragon pada tahun 2010. Ketiga Shopping Mall ini memiliki faktor pemilihan lokasi yang sama yaitu memilih lokasi di bagian selatan Kota Surakarta. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Faktor Prioritas yang mempengaruhi pemilihan lokasi Shopping Mall di Kota Surakarta dengan menggunakan analisis prioritas dalam Analytic Hierarchi Process. Berdasarkan hasil analisis AHP, faktor yang menjadi prioritas bagi Shopping Mall di Kota Surakarta secara berurutan yaitu Peraturan Zonasi Daerah Setempat, Konsumen dan Ketersediaan Moda Transportasi, Tingkat Arus Lalu Lintas, Kemudahan Dicapai dari Fasilitas Umum, Ketersediaan Jaringan Listrik, Biaya (Harga Lahan), Ketersediaan Jaringan Drainase, Kesesuaian Kondisi Geologi dan Hidrologi, Suspicient, Generative, dan yang terakhir adalah Lokasi dan Jarak dengan Pesaing
HUBUNGAN PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KUALITAS TRANSPORTASI UMUM DENGAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM DI KAWASAN WISATA BUDAYA KOTA SURAKARTA Agus Zulianto; Kuswanto Nurhadi; Erma Fitria Rini
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v1i2.15392.143-152

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi kualitas transportasi umum menurut persepsi pengunjung; 2) mengetahui pilihan moda transportasi pengunjung di Kawasan Wisata Budaya Surakarta; 3) mengetahui hubungan persepsi pengunjung terhadap kualitas transportasi umum dengan pemilihan moda tansportasi umum di Kawasan Wisata Budaya Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu metode analisis crosstab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengunjung di objek wisata budaya Kota Surakarta memberikan penilaian “cukup baik” (sebesar 4101). Penilaian koresponden terhadap kualitas transportasi umum Kota Surakarta memang cenderung cukup baik, tetapi penggunaan moda transportasi bukan umum lebih mendominasi dibandingkan penggunaan moda transportasi umum. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai p=0,000 dan nilai r=0,392. Maka dapat disimpulkan persepsi kualitas transportasi umum dengan pemilihan moda transportasi umum memiliki hubungan yang bermakna dengan korelasi yang cukup kuat, makin tinggi persepsi kualitas transportasi umum maka makin bertambah pemilih moda transportasi umum.Kata Kunci: kualitas, pemilihan moda, persepsi, tranportasi umum, wisata budaya.