Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : JSFK (Jurnal Sains Farmasi

Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Ibuprofen-Nikotinamida Rini Agustin; Novica Sari; Erizal Zaini
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 1, No 1 (2014): J Sains Farm Klin 1(1), November 2014
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.538 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2014.1.1.15

Abstract

One of the methods to increase the solubility is co-crystalization. As Ibuprofen can be used in topical application for rheumatoid arthritis, a study about formulation and release of ibuprofen-nicotinamide co-crystal in carbomer gel had been conducted. Co-crystal was obtained from a dissolve method, which ibuprofen and nicotinamida were mixed with equimol composition (1:1). Gel consisted of two formulas with the same amount of ibuprofen (5%). The first formula was gel co-crystal ibuprofen-nicotinamide and the second formula was pure ibuprofen. The basis used was carbormer 940. The release test was done using the horizontal type of Franz diffusion cell and measured using HPLC (High Performance Liquid Chromatography) with mobile phase of methanol: aquabidest (80:20) pH 3.5 with orthophosphate acid. The results showed both formulas were not stable in homogeneity aspect for several storage days. Separation was occurred at low and high temperatures. The result of release profiles at the 120th minutes was 4.4793 % and 4.4293 % and the release efficiencies were 3.8891 and 3.8612. The statistic analysis showed that release efficiencies of both formulas were not significantly different (p>0.05) using One-Way ANOVA. In a conclusion, the process of making gel of co-crystal ibuprofen-nicotinamide did not influenced ibuprofen release in gel preparation.
Profil Disolusi Tablet Sustained Release Natrium Diklofenak dengan Menggunakan Matriks Metolose 90 SH 4000 Rini Agustin; Hestiary Ratih
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 1, No 2 (2015): J Sains Farm Klin 1(2), Mei 2015
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.244 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2015.1.2.33

Abstract

Diclofenac sodium (Na-diclofenac) is a non-steroidal anti-inflammatory drug that is commonly used for arthritis patients. However, its short half-life time which is about 1-2 hours causes the drug should be administered repeatedly over a short time interval for oral administration. Therefore, the purpose of this study was to formulate a sustained release tablet of diclofenac sodium with metolose 90 SH 4000 as the matrix. In order to see the influence metolose 90 SH 4000 to the dissolution profile of diclofenac sodium tablet, metolose 90 SH 4000 was added with a ratio of 0% (F0), 5% (F1), 10% (F2), 15% (F3), 25% (F4). The tablets was prepared by wet granulation method. The dissolution results showed the formula F0, F1, F2, and F3 can be reached within 120, 240, 300, and 480 minutes, respectively. Meanwhile, F4 did not reach the dissolution for 480 minutes. According to the USP 26, only F3 qualified the dissolution of sustained release tablet.
Pengecilan Ukuran Partikel Dan Karakterisasi kolagen dari Kulit Ikan Gabus (Channa Striata) Dengan Metode Ball Milling Rini Agustin; Dwi Ramasepti Arta; Rahmi Nofita
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 10, No 1 (2023): J Sains Farm Klin 10(1), April 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.1.44-53.2023

Abstract

Isolasi kolagen dari kulit ikan biasanya menghasilkan kolagen dalam bentuk serat padat yang tidak larut dalam air. Pembentukan partikulat kolagen dalam ukuran yang lebih kecil bahkan sampai mencapai ukuran nanometer menjadi hal yang penting terkait dengan aplikasi farmasetis kolagen. terutama dalam pembentukan sistem dispersi kolagen untuk aplikasi topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mikropartikulat kolagen hasil isolasi kulit ikan gabus (Channa striata) dalam ukuran yang lebih kecil menggunakan ball milling dengan variasi jumlah bola (75 dan 100 bola) dan  waktu penggilingan (30, 60, 120 dan 180 menit). Kolagen yang diperoleh dikarakterisasi sifat fisikokimianya meliputi ukuran partikel, sifat termal, pola difraksi sinar X, morfologi dengan SEM dan spektrum Infra merah. Mikropartikel kolagen dengan ball milling memiliki ukuran  4,653 µm dengan penggilingan yang optimal pada jumlah bola sebanyak 100 buah dalam waktu 120 menit. Karakteristik dari mikropartikel menunjukkan terjadinya pengurangan ukuran partikel pada kolagen, tidak terjadinya perubahan pada gugus fungsi dengan uji spektroskopi inframerah, adanya penurunan titik leleh dari hasil termogram DSC, penurunan intensitas pola difraksi sinar-X dan tampak fibril yang saling berhubungan dalam kumparan acak pada pengamatan dengan SEM. Dari penelitian ini dapat disimpulkan metoda ball milling untuk pengecilan ukuran partikel kolagen yang diisolasi dari kulit ikan gabus (Channa striata) dapat mengurangi ukuran partikel dengan penurunan 327 kali dan tidak terjadinya perubahan struktur triple helix pada kolagen hasil optimasi.
Pengaruh Variasi Suhu dan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Karakteristik Fisikokimia Kolagen Kulit Ikan Gabus (Channa striata Bloch) Rahmi Nofita; Rini Agustin; Mutiara Izmu Fajrin
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 10, No 1 (2023): J Sains Farm Klin 10(1), April 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.1.89-99.2023

Abstract

Kebutuhan kolagen sebagai bahan baku untuk industri farmasi dan kosmetika pada saat ini sangat tinggi. Hambatan dalam proses produksi kolagen, proses pembuatan sediaan yang mengandung kolagen, dan pada waktu penyimpanan bahan baku serta sediaan yang mengandung kolagen adalah stabilitas kolagen. Kolagen sangat rentan terhadap pengaruh perubahan suhu, diatas suhu ±40°C kolagen akan berubah menjadi gelatin, dimana struktur triple helix kolagen rusak menjadi rantai lurus, sehingga menyebabkan penurunan kualitas, perubahan susunan gugus fungsi, intensitas serapan, viskositas, perubahan suhu transisi kaca, bahkan perubahan suhu denaturasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu dan lama penyimpanan terhadap karakteristik fisikokimia kolagen kulit ikan gabus. Kolagen disimpan dan diamati sebagai serbuk dan dispersi pada kelembaban relatif 80% pada suhu 5, 26 dan 40°C selama 60 hari penyimpanan. Untuk serbuk kolagen, terdapat penurunan suhu transisi gelas dengan suhu terendah setelah penyimpanan adalah 55,05°C. Karakterisasi gugus fungsi serbuk kolagen menunjukkan perubahan hipsokromik pada bilangan gelombang gugus amida A seiring dengan peningkatan suhu penyimpanan. Pada dispersi kolagen, intensitas serapan UV tampak hiperkromik pada panjang gelombang ± 230 nm. Viskositas dispersi kolagen juga menurun seiring dengan peningkatan suhu dan waktu penyimpanan, serta terdapat penurunan suhu denaturasi dispersi kolagen menjadi 28,3°C. Selama penyimpanan, semakin tinggi suhu maka kualitas fisikokimia kolagen semakin rendah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa serbuk kolagen disimpan secara optimal pada suhu 5, 26 dan 40°C, sedangkan dispersi kolagen pada suhu 5 dan 26°C. 
Pengecilan Ukuran Partikel Dan Karakterisasi kolagen dari Kulit Ikan Gabus (Channa Striata) Dengan Metode Ball Milling Agustin, Rini; Arta, Dwi Ramasepti; Nofita, Rahmi
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 10 No 1 (2023): J Sains Farm Klin 10(1), April 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.1.44-53.2023

Abstract

Isolasi kolagen dari kulit ikan biasanya menghasilkan kolagen dalam bentuk serat padat yang tidak larut dalam air. Pembentukan partikulat kolagen dalam ukuran yang lebih kecil bahkan sampai mencapai ukuran nanometer menjadi hal yang penting terkait dengan aplikasi farmasetis kolagen. terutama dalam pembentukan sistem dispersi kolagen untuk aplikasi topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mikropartikulat kolagen hasil isolasi kulit ikan gabus (Channa striata) dalam ukuran yang lebih kecil menggunakan ball milling dengan variasi jumlah bola (75 dan 100 bola) dan  waktu penggilingan (30, 60, 120 dan 180 menit). Kolagen yang diperoleh dikarakterisasi sifat fisikokimianya meliputi ukuran partikel, sifat termal, pola difraksi sinar X, morfologi dengan SEM dan spektrum Infra merah. Mikropartikel kolagen dengan ball milling memiliki ukuran  4,653 µm dengan penggilingan yang optimal pada jumlah bola sebanyak 100 buah dalam waktu 120 menit. Karakteristik dari mikropartikel menunjukkan terjadinya pengurangan ukuran partikel pada kolagen, tidak terjadinya perubahan pada gugus fungsi dengan uji spektroskopi inframerah, adanya penurunan titik leleh dari hasil termogram DSC, penurunan intensitas pola difraksi sinar-X dan tampak fibril yang saling berhubungan dalam kumparan acak pada pengamatan dengan SEM. Dari penelitian ini dapat disimpulkan metoda ball milling untuk pengecilan ukuran partikel kolagen yang diisolasi dari kulit ikan gabus (Channa striata) dapat mengurangi ukuran partikel dengan penurunan 327 kali dan tidak terjadinya perubahan struktur triple helix pada kolagen hasil optimasi.
Pengaruh Variasi Suhu dan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Karakteristik Fisikokimia Kolagen Kulit Ikan Gabus (Channa striata Bloch) Nofita, Rahmi; Agustin, Rini; Fajrin, Mutiara Izmu
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 10 No 1 (2023): J Sains Farm Klin 10(1), April 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.1.89-99.2023

Abstract

Kebutuhan kolagen sebagai bahan baku untuk industri farmasi dan kosmetika pada saat ini sangat tinggi. Hambatan dalam proses produksi kolagen, proses pembuatan sediaan yang mengandung kolagen, dan pada waktu penyimpanan bahan baku serta sediaan yang mengandung kolagen adalah stabilitas kolagen. Kolagen sangat rentan terhadap pengaruh perubahan suhu, diatas suhu ±40°C kolagen akan berubah menjadi gelatin, dimana struktur triple helix kolagen rusak menjadi rantai lurus, sehingga menyebabkan penurunan kualitas, perubahan susunan gugus fungsi, intensitas serapan, viskositas, perubahan suhu transisi kaca, bahkan perubahan suhu denaturasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu dan lama penyimpanan terhadap karakteristik fisikokimia kolagen kulit ikan gabus. Kolagen disimpan dan diamati sebagai serbuk dan dispersi pada kelembaban relatif 80% pada suhu 5, 26 dan 40°C selama 60 hari penyimpanan. Untuk serbuk kolagen, terdapat penurunan suhu transisi gelas dengan suhu terendah setelah penyimpanan adalah 55,05°C. Karakterisasi gugus fungsi serbuk kolagen menunjukkan perubahan hipsokromik pada bilangan gelombang gugus amida A seiring dengan peningkatan suhu penyimpanan. Pada dispersi kolagen, intensitas serapan UV tampak hiperkromik pada panjang gelombang ± 230 nm. Viskositas dispersi kolagen juga menurun seiring dengan peningkatan suhu dan waktu penyimpanan, serta terdapat penurunan suhu denaturasi dispersi kolagen menjadi 28,3°C. Selama penyimpanan, semakin tinggi suhu maka kualitas fisikokimia kolagen semakin rendah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa serbuk kolagen disimpan secara optimal pada suhu 5, 26 dan 40°C, sedangkan dispersi kolagen pada suhu 5 dan 26°C. 
Pembentukan dan karakterisasi kristal cair aceklofenak untuk sistem penghantaran transdermal Agustin, Rini; Mutiara Zulkarnaini; Zaini, Erizal
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 12 No 1 (2025): J Sains Farm Klin 12(1), April 2025
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.12.1.81-91.2025

Abstract

Aceclofenac is a phenylacetic acid derivative classified as a nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) used to relieve pain caused by inflammation. It has potential for topical application through a transdermal delivery system. One promising approach is the use of liquid crystals as carriers in transdermal dosage forms. This study aims to develop a simple liquid crystal cream formulation for aceclofenac, using glyceryl monostearate as a mesogen and Pluronic as a stabilizer. The aceclofenac liquid crystal cream was characterized using Polarized Light Microscopy (PLM), Attenuated Total Reflectance-Fourier Transform Infrared Spectroscopy (ATR-FTIR), and Differential Scanning Calorimetry (DSC). Evaluations included drug release, permeation, viscosity, flow properties, zeta potential, and freeze-thaw stability. The optimal formulation consisted of oil: glyceryl monostearate–Pluronic P123: water in a 5:15:80% ratio. PLM results showed birefringence and a lamellar phase texture. FTIR analysis confirmed no new chemical bonds, while DSC indicated a reduced melting point and increased enthalpy of fusion. The release and permeation of aceclofenac after 6 hours were 27.849 ± 0.5479 µg/cm² and 21.093 ± 0.5761 µg/cm², respectively—higher than non-liquid crystal preparations. The cream exhibited thixotropic flow behavior, a zeta potential of -50.8 mV, and remained stable after six freeze-thaw cycles. In coclusion, Aceclofenac can be formulated into a liquid crystal cream with glyceryl monostearate as a mesogen, showing a birefringent lamellar phase that enhances its release and permeation
Formulation of Anti-Blackhead Rubber Mask from Purified Gambier (Uncaria gambir [Hunter] Roxb.) Agustin, Rini; Akrami, Hafizatul; Syafni, Nova
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 10 No 3 (2023): J Sains Farm Klin 10(3), Desember 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.3.340-347.2023

Abstract

The purified was isolated from  Uncaria gambir [Hunter] Roxb. that contains more than 90% of catechins. Its antioksidant  and antibacterial properties have  potential to  formulate  as cosmetics. Dry form formulation of cosmetic was one approach to minimize cathecins degradation in a product.  In this study, three formulation of rubber mask containing 5% of purified gambier was done. . Each formulation was formulated with calcium sulfate, propylene glycol, magnesium carbonate, citrus essential oil and variation of HPMC and chitosan as film former. The three formulas had  a brown color, smooth textures, the gambier odor, visually homogeneous, particle sizes at 112.24 – 116.39 µm, moisture values at 3.9 – 7.04%, pH of 6, drying times of 8 to 15 minutes, adhesive power of > 10 seconds and remained stable for 21 days at 4±2°C and 27±2°C. The actual catechin content in formula I, II, and III were 0.89%, 1.09%, and 1.39%, respectively. The best formula was formula III, which contained 40% HPMC and 10% chitosan due to the fastest drying time of 8.36 minutes ± 19 seconds and the highest catechins content at 1.39%.The purified was isolated from  Uncaria gambir [Hunter] Roxb. that contains more than 90% of catechins. Its antioksidant  and antibacterial properties have  potential to  formulate  as cosmetics. Dry form formulation of cosmetic was one approach to minimize cathecins degradation in a product.  In this study, three formulation of rubber mask containing 5% of purified gambier was done. . Each formulation was formulated with calcium sulfate, propylene glycol, magnesium carbonate, citrus essential oil and variation of HPMC and chitosan as film former. The three formulas had  a brown color, smooth textures, the gambier odor, visually homogeneous, particle sizes at 112.24 – 116.39 µm, moisture values at 3.9 – 7.04%, pH of 6, drying times of 8 to 15 minutes, adhesive power of > 10 seconds and remained stable for 21 days at 4±2°C and 27±2°C. The actual catechin content in formula I, II, and III were 0.89%, 1.09%, and 1.39%, respectively. The best formula was formula III, which contained 40% HPMC and 10% chitosan due to the fastest drying time of 8.36 minutes ± 19 seconds and the highest catechins content at 1.39%.