Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses budidaya sistem bioflok melalui penghitungan FCR dan parameter pertumbuhan ikan lele di perairan pH rendah. Sistem budidaya ikan di bioflok telah dikenal bermanfaat bagi budidaya ikan. Apabila dalam sistem budidaya padat tebar terlalu tinggi maka dapat dihasilkan limbah (ammonia) yang tinggi pula. Selain itu, padat tebar yang tinggi juga dapat menghabiskan pakan sekitar 70% dari biaya operasional dan mempengaruhi nilai FCR (Feed Convertion Ratio). Untuk meminimalisasi kondisi tersebut dilakukan salah satu inovasi yaitu budidaya sistem bioflok. Sistem ini mampu untuk memperbaiki kualitas air dan mengurangi biaya pengeluaran pemberian pakan serta menurunkan nilai FCR (Feed Convertion Ratio). Kondisi balita stunting di Indonesia masih tinggi yaitu mencapai 30,8% yang disebabkan kekurangan protein dan kalsium. Daging ikan lele dipercaya mampu mengatasi permasalahan tersebut. Agar balita di Indonesia mendapat pemenuhan gizi untuk mengurangi stunting maka pembudidaya harus mampu memproduksi ikan lele yang tinggi. Telah dilakukan pengamatan terhadap perkembangan bobot ikan selama bulan Oktober 2023 – Desember 2023 pada kolam pH rendah berbasis bioflok di Desa Apung, Kabupaten Bulungan. Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi, pertumbuhan bobot mutlak, rasio konversi pakan, dan kelulushidupan, pada kondisi pH rendah (4 – 6) menggunakan budidaya sistem bioflok. Hasil pengamatan menunjukkan nilai pertumbuhan bobot mutlak tertinggi 32 gram dan terendah 3 gram, nilai Feed Convertion Ratio (FCR) atau rasio konversi pakan sebesar 0,8 Survival Rate (SR) atau kelulushidupan sebesar 96,2%.