Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Dielektrika : Jurnal Ilmiah Kajian Teori dan Aplikasi Teknik Elektro

IDENTIFIKASI SUARA MENGGUNAKAN METODE MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Erina Nursholihatun; Sudi Mariyanto Sasongko; Abdullah Zainuddin
DIELEKTRIKA Vol 7 No 1 (2020): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dielektrika.v7i1.232

Abstract

The voice is basic humans tool of communications. Speakers identifications is the process of recoqnizing the identity of a speaker by comparing the inputed voice features with all the features of each speaker in the database.There are two step of speaker identification process: feature extraction and pattern recognition. For the characteristic extraction phase using Mel Frequency Cepstrum Coefficient (MFCC) method. The method of pattern recognition using backpropagation artificial neural networks that compares the test data with the reference data in the database based on the variable result in the learning process. The result from the research show that increasing SNR (Signal to Noise Ratio) value will determine the success of the speaker recognition system. The higher SNR (Signal to Noise Ratio), will increase percentage level of recognition. Average accuracy speakers recoqnition of the speakers data without noise generating is 86%, the biggest average accuracy speakers recoqnition is 92 % in the data with 80 dB SNR level, and the lowest average accuracy is 45 % in the data with 80 dB SNR level. Rejection rate testing result of speakers outside the database is 100 %.
SPEAKER IDENTIFICATION MENGGUNAKAN METODE MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) DAN DYNAMIC TIME WARPING (DTW) Sri Agustini Yumiati; S. Mariyanto Al Sasongko; L. A Syamsul Irfan Akbar
DIELEKTRIKA Vol 2 No 2 (2015): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.4 KB)

Abstract

ABSTRAK Suara merupakan alat komunikasi yang paling dasar yang digunakan oleh manusia. Pengenal penutur merupakan proses mengenali identitas dari seorang penutur dengan membandingkan fitur-fitur suara yang di-input-kan dengan semua fitur-fitur dari setiap penutur yang ada dalam database. Dalam identifikasi penutur terdiri dari dua tahap yaitu tahap pengekstrakkan ciri dan tahap pengenalan pola. Untuk tahap pengekstrakan ciri digunakan metode mel frequency cepstrum coefficient (MFCC). Pada tahap pengenalan pola digunakan metode dynamic time warping (DTW) dimana membandingkan antara data uji dengan data referensi pada database dengan cara menghitung warping path. Hasil yang didapat dari penelitian membuktikan bahwa penggunaan nilai threshold akan menentukan keberhasilan sistem pengenalan penutur. Semakin rendah nilai threshold akan menyebabkan penurunan pada persentase tingkat pengenalannya. Ini terbukti dari pengenalan penutur dengan volume suara berbeda persentase terbesar terdapat pada nilai threshold 5,4 sebesar 94% dan nilai threshold terendah yaitu 0,9 sebesar 41%. Sedangkan untuk pengujian penutur diluar database hasil yang didapat adalah persentase tingkat pengenalan sebesar 79%. Ini dipengaruhi oleh besarnya nilai threshold. Nilai threshold antara 3,6 sampai 4,5 memiliki tingkat terima dan ditolak paling baik. Kata Kunci : MFCC, DTW, Pengenalan Penutur, Nilai threshold ABSTRACT The sound is the most basic means of communication used by humans. Identification of speakers is the process of recognizing the identity of a speaker by comparing the features-the inputted voice with all the features of each speaker in the database. In the speaker identification consists of two phases: feature extraction phase characteristics and pattern recognition. For the characteristic extraction phase used mel frequency cepstrum method coefficient (MFCC). At this stage of pattern recognition used method of dynamic time warping (DTW) which compares the test data with the reference data in the database by calculating warping path. The result from the research show that using the threshold value will determine the success of the speaker recognition system. The lower the threshold value will cause a decrease in the percentage level of recognition. This is evident from the introduction of different speakers with the largest percentage of the volume contained in the 5.4 threshold value of 94% and the lowest was 0.9 threshold value of 41%. As for testing the speakers outside the database results obtained recognition rate is the percentage of 79%. It is influenced by the magnitude of the threshold value. Threshold value between 3.6 to 4.5 have high levels of the most well received and rejected. Keywords : MFCC, DTW, Speaker Identification, Threshold Value
ANALISA KUALITAS HANDOVER PADA JARINGAN 3G BERDASARKAN DATA DRIVE TEST MENGGUNAKAN SOFTWARE G_NETTRACK DAN TEMS MOBILE INSIGHT DI WILAYAH MATARAM (STUDI KASUS PT. INDOSAT TBK) Yuliana Yuliana Fatmi; Abdullah Zainuddin; Sudi Mariyanto Al Sasongko
DIELEKTRIKA Vol 5 No 2 (2018): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.308 KB) | DOI: 10.29303/dielektrika.v5i2 Agustus.165

Abstract

ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya sistem komunikasi dan banyak orang yang menghendaki terjaminnya kontinuitas hubungan dalam berkomunikasi yang tidak terbatas pada saat pemakai dalam keadaan diam ditempat, juga ketika mereka dalam keadaan bergerak. Salah satu keunggulan dari komunikasi bergerak adalah Handover. Handover diperlukan untuk menjaga hubungan pembicaraan agar tidak terputus ketika sebuah MS (Mobile Station) keluar dari sebuah sel menuju ke sel yang lain. Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kualitas Handover jaringan 3G saat Jam Sibuk dan Jam tidak Sibuk sesuai dengan Standar yang diinginkan oleh Operator menggunakan metode Drive Test. Parameter yang dipakai oleh operator yaitu CSSR, BCR, DCR, HOSR dan RSL. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di area Mataram nilai RSL dengan G_NetTrack saat Jam Sibuk maupun tidak Sibuk masuk kategori Baik yaitu dalam rentang nilai -75 s.d -65 sedangkan nilai RSL dengan TEMS Mobile Insight masuk kategori cukup baik dalam Standar nilai RSL. Perhitungan kualitas layanan saat Handover pada Jam Sibuk diperoleh persentase Total CSSR sebesar 98.575%, Total BCR sebesar 0.569%, Total DCR sebesar 0.854% dan Total HOSR sebesar 100% sedangkan saat Jam tidak Sibuk Total CSSR sebesar 99.430%, Total BCR sebesar 0.284, Total DCR sebesar 0.284% dan Total HOSR sebesar 100%. Hasil dari Kualitas Layanan tersebut bekerja dengan baik karena masih memenuhi Key Performance Indikator (Standar KPI) dari PT. Indosat Tbk.
PENGUKURAN PERFOMANSI GAME ON LINE DI DAERAH RURAL DALAM VARIASI WAKTU DAN KARAKTER HERO PADA MOBILE LEGEND BANG BANG Made Sutha Yadnya; Sudi Mariyanto Sasongko; Lalu Alfian Wahyudi
DIELEKTRIKA Vol 7 No 1 (2020): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dielektrika.v7i1.235

Abstract

The use of online games in the Industrial 4.0 eras continues to grow to pamper its consumers. On the consumer side wants to get the best service from providers. This publication is describing the data and connection requirements of online games specifically for Mobile Legend Bam Bang in terms of telecommunications performance. Measurements were made using parameters of throughput, packet loss, and delay. Measurement variations are carried out according to time. The busy time used is 6 am to 11 pm. The results are in accordance with general hypotheses, but there are some things that are anomaly measurements.
KLASIFIKASI SUARA BERDASARKAN USIA MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT (MFCC) DAN K-NEAREST NEIGHBOUR (K-NN) Eva Susanti; Sudi Mariyanto Al Sasongko; I Gede Pasek Suta W
DIELEKTRIKA Vol 4 No 2 (2017): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.755 KB)

Abstract

Klasifikasi suara berdasarkan usia dibuat dengan tujuan agar komputer mampu mengenali suara laki-laki dan perempuan. Dengan kemampuan komputer yang mampu membedakan suara berdasarkan usia akan memperkuat tingkat suatu sistem keamanan yang menggunakan password dengan suara. Pencocokan password tidak hanya berdasarkan kata saja, namun ditambah dengan pencocokan karakteristik suara sehingga akan lebih aman. Pengenalan suara berdasarkan usia dilakukan dengan teknik ekstraksi ciri sinyal audio dengan menggunakan mfcc. Teknik yang digunakan pada Mel Frequency Cepstral Coefficient diambil berdasar pendekatan pada pendengaran manusia karena itu metode ini sangat baik dalam pengolahan suara manusia. Pada tugas akhir ini telah dirancang dan direalisasikan suatu sistem yang dapat mengidentifikasikan suara manusia, untuk diketahuiusianya. Sistem klasifikasi suara ini terdiri dari ekstraksi ciri dan pengklasifikasian suara, dengan metode pengklasifikasiannya adalah K- NEAREST NEIGHBOUR (K-NN). Ciri yang telah didapatkan untuk membedakan suara adalah ada 14 koefisien yang mewakili dari suara yang digunakan pada penelitian ini.. Hasil dari pengklasifikasian suara ini dapat membedakan suara berdasarkan usia, dengan nilai rata-rata akurasi tertinggi 91,11 % dan FNR sebesar 6,49 % serta FPR 16,00 %. Hal ini dipengaruhi oleh nilai k dan banyaknya data yang digunkan. Pada penelitian ini nilai k yang terbaik ada pada k=3 dan nilai yang terburuk ada pada k=13. Secara keseluruhan kinerja sistem dalam mengklasifikasikan suara berdasarkan usia dapat dikatakan berhasil.
PENINGKATAN UNJUK KERJA ANTENA YAGI MIKROSTRIP DENGAN TEKNIK DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) DUMBBELL UNTUK APLIKASI INDOOR WIRELESS LAN 2,4 GHz Syachrir Eka Putra1 Eka Putra; Abddullah Zainuddin; Sudi Mariyanto Al Sasongko
DIELEKTRIKA Vol 2 No 1 (2015): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan peningkatan unjuk kerja antena yagi mikrostrip dengan penggunaan teknik Defected Ground Structure (DGS) dan menambahkan jumlah element direktor antena tersebut untuk mengatasi penurunan efisiensi radiasi akibat rugi-rugi gelombang permukaan (surface wave). Langkah penelitian dimulai dari proses simulasi menggunakan software High Frequency Structure Simulator v.10 (HFSS v.10) agar menghasilkan desain yang optimal dan bekerja pada frekuensi 2,4GHz. Setelah itu dibuat antena yagi mikrostrip dengan DGS yang sesungguhnya. Hasil simulasi dari penambahan jumlah elemen direktor dan DGS didapat gain sebesar 6,15dB, pola radiasi directional dengan horisontal beamwidth 180 dan bandwidth sebesar 80MHz. Sedangkan pada pengukuran diperoleh gain sebesar 5,89dB, pola radiasi directional dengan horizontal beamwidth 142,5 dan bandwidth sebesar 74MHz. Penambahan jumlah direktor pada yagi mikrostrip berpengaruh pada nilai gain. Sedangkan penambahan teknik DGS berpengaruh pada peningkatan nilai return loss dan VSWR.
DESAIN DAN REALISASI ANTENA ARRAY MIKROSTRIP COLLINEAR 4 ELEMEN UNTUK APLIKASI WIRELESS LAN OUTDOOR 2,44 GHz Fahroni Ardiansyah; Sudi Mariyanto i Al Sasongko; Abdullah Zainuddin
DIELEKTRIKA Vol 3 No 2 (2016): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.16 KB)

Abstract

Antena collinear merupakan rangkaian antena dipole yang dirangkai menjadi satu kesatuan sistem antenna. Penyusunan antenna dipole ini dalam suatu rangkaian akan membangkitkan penguatan gain. Antena mikrostrip merupakan antena yang mempunyai karakteristik yang kecil, ringan dan tipis sehingga menyebabkan antena ini semakin dikembangkan untuk aplikasi wireless LAN. Antena yang diaplikasikan diluar ruangan harus memiliki gain ≥15 dB. Untuk mencapai hal ini antena tunggal bisa disusun secara array. Karena dengan menyusun anena array diharapkan memilikigain yang besar. Pada dasarnya, jumlah antena tunggal dalam suatu susunan array tidak terbatas, tetapi faktor dimensi antena juga harus menjadi pertimbangan. Kata kunci :collinear, collinear mikrostrip, array