Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

Sistem Skoring sebagai Upaya Deteksi Dini Hipertensi Nurpratiwi, Nurpratiwi; Hatmalyakin, Debby; Safitri, Dewin; Amaludin, Mimi; Alfikrie, Fauzan; Hidayat, Uti; Akbar, Ali; Arisandi, Defa
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i9.14771

Abstract

ABSTRAK Hipertensi sering disebut sebagai “Silent Killer” karena penderita hipertensi mengeluhkan bahwa awalnya tidak merasakan keluhan atau gejala. Saat ini salah satu cara deteksi dini dilakukan dengan metode system skoring untuk memprediksi penyakit hipertensi. Tujuan dari kegiatan skrining kesehatan dengan menggunakan Early Detection of Hypertension Score (EDH) dan pemeriksaan tekanan darah untuk memprediksi kejadian hipertensi. Kegiatan PKM ini dilaksanakan dengan metode pemberian edukasi kesehatan tentang hipertensi, skrining kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah. Berdasarkan usia responden rata-rata 57 tahun dengan paling muda berusia 40 tahun dan usia paling tua 78 tahun. Kemudian tekanan darah sistolok dengan rata-rata 135,9 mmHg dengan tekanan darah sistolik paling rendah 109 mmHh dan paling tinggi 167 mmHg dan untuk tekanan darah diastolic rata-rata 85,56 mmgHg dengan tekanan darah diastolic paling rendah yaitu 60 mmHg dan paling tinggi 100 mmHg. Untuk skor Early Detection of Hypertension responden rata-rata sebesar 7 dengan skor paling tinggi 14 dan paling rendan 0. Berdasarkan karakteristik responden variabel jenis kelamin lebih dominan perempuan yaitu 19 orang (63,33%). Kemudian variabel pendidikan dominan pada SD dan SMP yaitu 33,33%. Variabel hipertensi lebih banyak yang menderita hipertensi yaitu 18 orang (60%). Variabel makanan asin dan gurih mayoritas mengkonsumsi makanan asin dan gurih yaitu sebesar 83,33%. Berdasarkan hasil pengabdian kepada masyarakat Early Detection of Hypertension score dapat dijadikan instrument untuk mendiagnosis awal kasus hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, Skrining, Early Detection of Hypertension Score (EDH Score)  ABSTRACT Hypertension is often referred to as the "Silent Killer" because hypertension sufferers complain that initially they do not feel any complaints or symptoms. Currently, one way of early detection is using a scoring system method to predict hypertension. The aim of health screening activities is to use the Early Detection of Hypertension Score (EDH) and blood pressure checks to predict the incidence of hypertension. This PKM activity is carried out using the method of providing health education about hypertension, health screening and blood pressure checks. Based on the average age of respondents, the average age is 57 years, with the youngest being 40 years old and the oldest being 78 years old. Then systolic blood pressure with an average of 135.9 mmHg with the lowest systolic blood pressure being 109 mmHh and the highest being 167 mmHg and for diastolic blood pressure an average of 85.56 mmgHg with the lowest diastolic blood pressure being 60 mmHg and the highest being 100. mmHg. For the Early Detection of Hypertension score, the average respondent was 7 with the highest score being 14 and the lowest being 0. Based on the characteristics of the respondents, the gender variable was predominantly female, namely 19 people (63.33%). Then the dominant education variable in elementary and middle school is 33.33%. The hypertension variable is that more people suffer from hypertension, namely 18 people (60%). The salty and savory food variable, the majority consumed salty and savory food, namely 83.33%. Based on the results of community service, the Early Detection of Hypertension score can be used as an instrument for early diagnosis of hypertension cases. Keywords: Hypertension, Screening, Early Detection of Hypertension Score (EDH Score)
Edukasi Budaya Keselamatan Pasien untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan di UPT Puskesmas Banjar Serasan Pontianak Anggreini, Yunita Dwi; Kirana, Wahyu; Priyatnanto, Hendra; Safitri, Dewin; Nuraini, Nuraini
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i2.17668

Abstract

ABSTRAK Keselamatan pasien merupakan hal yang harus diutamakan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, termasuk di tingkat puskesmas.  Untuk meningkatkan pemahaman tenaga Kesehatan yang meliputi dokter, perawat, bidan, tenaga medis maupun non medispuskesmas tentang budaya keselamatan pasien untuk meningkatkan mutu pelayanan. Metode pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan melakukan penyuluhan kepada peserta selama 60 menit yang berkaitan dengan keselamatan pasien di puskesmas. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah petugas kesehatan dan non kesehatan. Jumlah peserta yang terlibat adalah 10 orang. Hasil pengukuran awal pengetahuan tenaga kesehatan tentang budaya keselamatan pasien didapatkan hasil bahwa sebagian besar peserta memiliki pengetahuan cukup yaitu sebesar 50%. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan tentang budaya keselamatan pasien maka didapatkan peningkatan pengetahuan dengan hasil pengetahuan baik sebesar 60%. Hasil penyuluhan kesehatan tentang keselamatan pasien meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan non kesehatan di puskemas. Kata Kunci: Keselamatan Pasien, Pendidikan Kesehatan  ABSTRACT Patient safety is a priority in improving the quality of health services, including at the health center level. To improve the understanding of health workers including doctors, nurses, midwives, medical and non-medical health center personnel about patient safety culture to improve the quality of service. The method in this community service activity is to provide counseling to participants for 60 minutes related to patient safety in health centers. Participants involved in this activity are health and non-health workers. The number of participants involved is 10 people. The results of the initial measurement of health workers' knowledge about patient safety culture showed that most participants had sufficient knowledge, namely 50%. Meanwhile, after being given counseling about patient safety culture, an increase in knowledge was obtained with good knowledge results of 60%. The results of health counseling about patient safety increased the knowledge of health and non-health workers in health centers. Keywords: Patient Safety, Health Education
Deteksi Dini Diabetic Foot Ulcer (DFU) dengan Mengenali Sensasi Sensorik Pada Kaki di Desa Temajuk Kab. Sambas Arisandi, Defa; Amaludin, Mimi; Safitri, Dewin; Hidayat, Uti Rusdian; Akbar, Ali; Alfikrie, Fauzan; Nurpratiwi, Nurpratiwi; Hatmalyakin, Debby
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.19112

Abstract

ABSTRAK Setiap tahunnya, prevalensi penderita DFU semakin meningkat, dari 0,5 % menjadi 3 % setiap tahunnya. Ulkus diabetes dan amputasi ekstremitas bawah merupakan komplikasi diabetes yang akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas setelah lima tahun amputasi pertama. Sebanyak 28 – 51 % pasien akan menjalani amputasi kedua. Tren terbaru panduan tambahan tentang pencegahan DFU mencakup salah satunya pemantauan sensasi sensorik. Mendeteksi secara dini sensasi sensorik pada kaki sebagai upaya pencegahan Diabetic Foot Ulcer (DFU) penyandang DM dengan pemeriksaan kaki yang mudah dipahami dan diaplikasikan secara mandiri. Kegiatan edukasi dilakukan di Desa Temajuk, Kab. Sambas yang diikuti oleh kelompok dewasa dan lansia. Pre-test diberikan sebelum edukasi kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi tentang pencegahan penyakit gagal ginjal kronik menggunakan media power point. Kegiatan diakhiri dengan pemberian pos-test kepada responden. Sebelum diberikan edukasi, sebagian besar pengetahuan responden rendah (53,3%), dan setelah diberikan edukasi sebagian besar pengetahuan responden tinggi (73,3%). Terdapat peningkatan pengetahuan pada kelompok dewasa dan lansia setelah diberikan Edukasi dan demonstrasi pengenalan sensasi sensorik pada kaki diabetes melitus sebagai upaya pencegahan Diabetic Foot Ulcer (DFU).   Kata Kunci: Deteksi Dini, Diabetic Foot Ulcer, Sensasi Sensorik  ABSTRACT Every year, the prevalence of DFU sufferers increases, from 0.5% to 3% every year. Diabetic ulcers and lower extremity amputations are complications of diabetes that will increase mortality and morbidity after five years of the first amputation. As many as 28 – 51% of patients will undergo a second amputation. The latest trend in additional guidance on preventing DFU includes monitoring sensory sensations. Early detection of sensory sensations in the feet as an effort to prevent Diabetic Foot Ulcer (DFU) for people with DM with foot examinations that are easy to understand and apply independently. Educational activities were carried out in Temajuk Village, Kab. Sambas was attended by adult and elderly groups. The pre-test was given before education, then continued with providing material about preventing chronic kidney failure using power point media. The activity ended with giving a post-test to respondents. Before being given education, most respondents' knowledge was low (53.3%), and after being given education, most respondents' knowledge was high (73.3%). There is an increase in knowledge in the adult and elderly groups after being provided with education and demonstrations regarding the introduction of sensory sensations in diabetes mellitus feet as an effort to prevent Diabetic Foot Ulcer (DFU). Keywords:  Early Detection, Diabetic Foot Ulcer, Sensory Sensation
Pendekatan Edukatif dalam Pencegahan Penyakit Gagal Ginjal Kronis pada Kelompok Remaja di Desa Temajuk Kabupaten Sambas Amaludin, Mimi; Arisandi, Defa; Hidayat, Uti Rusdian; Akbar, Ali; Alfikrie, Fauzan; Nurpratiwi, Nurpratiwi; Hatmalyakin, Debby; Safitri, Dewin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.19029

Abstract

ABSTRAK Ginjal berfungsi sebagai penyaring darah serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Apabila fungsi tersebut tidak berjalan maka munculah penyakit gagal ginjal. Pencegahan awal penyakit gagal ginjal penting dilakukan sejak dini pada anak maupun remaja, untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang pentingnya menjaga kesehatan ginjal. Memberikan pengetahuan pada remaja tentang pencegahan gagal ginjal kronik. Kegiatan edukasi dilakukan di Desa Temajuk, Kab. Sambas yang diikuti oleh kelompok remaja. Pre-test diberikan sebelum edukasi kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi tentang pencegahan penyakit gagal ginjal kronik menggunakan media power point. Kegiatan diakhiri dengan pemberian pos-test kepada responden. Sebelum diberikan edukasi, sebagian besar pengetahuan responden rendah (43,3%), dan setelah diberikan edukasi sebagian besar pengetahuan responden tinggi (83,3%). Terdapat peningkatan pengetahuan pada kelompok remaja setelah diberikan edukasi tentang pencegahan gagal ginjal kronik. Kata Kunci: Edukasi, Gagal Ginjal Kronik, Remaja  ABSTRACT The kidneys function as blood filters and regulate the normal balance of fluids and electrolytes in the body. If that function fails, renal failure will occur. Comprehensive prevention of kidney failure should begin in childhood and adolescence providing knowledge and comprehension regarding the significance of protecting renal health. To educate adolescents about the prevention of chronic kidney failure. The educational activity took place in Temajuk Village, Sambas Regency, with the participation of a group of adolescents. A pre-test was administered before to the educational session, which was succeeded by a presentation on the prevention of chronic kidney disease utilising Powerpoint media. The session ended with the distribution of a post-test to the participants. Prior to the educational intervention, a majority of respondents exhibited low knowledge (43.3%), however subsequent to the intervention, a majority demonstrated good knowledge (83.3%). The adolescent group exhibited an enhancement in knowledge following education on the prevention of chronic renal failure. Keywords: Chronic Kidney Failure, Non-Communicable Diseases
Deteksi Dini Diabetic Foot Ulcer (DFU) dengan Mengenali Suhu Kaki Arisandi, Defa; Amaludin, Mimi; Alfikrie, Fauzan; Hidayat, Uti Rusdian; Akbar, Ali; Nurpratiwi, Nurpratiwi; Hatmalyakin, Debby; Safitri, Dewin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.14698

Abstract

ABSTRAK Diabetic Foot Ulcer (DFU) menjadi salah satu komplikasi negatif dari penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang prevalensinya terus meningkat. DFU terjadi karena adanya gangguan persarafan, gangguan sirkulasi, dan infeksi pada tungkai bawah yang berakibat munculnya suatu kelainan. Lebih parahnya, sekitar 85% dari penyandang DM yang berisiko mengalami DFU harus dilakukan tindakan amputasi. Sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan dilakukanlah deteksi dini DFU dengan mengenali suhu kaki. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendeteksi secara dini suhu kaki sebagai upaya pencegahan Diabetic Foot Ulcer (DFU) penyandang DM dengan pemeriksaan kaki yang mudah dipahami dan diaplikasikan secara mandiri. Metode yang dilakukan pada kegiatan PKM ini adalah edukasi dan demonstrasi yang kemudian dilakukan pre dan post tes. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan terhadap deteksi dini DFU dengan mengenali suhu kaki. Pemberian edukasi dan demonstrasi deteksi dini DFU dengan mengenali suhu kaki dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan dapat menjadi salah satu upaya pencegahan DFU Kata Kunci: Diabetic Foot Ulcer, Diabetes Mellitus, Suhu Kaki  ABSTRACT Diabetic Foot Ulcer (DFU) is one of the negative complications of Diabetes Mellitus (DM), whose prevalence continues to increase. DFU occurs due to nerve disorders, circulation disorders, and infections in the lower limbs which result in the appearance of an abnormality. What's worse, around 85% of people with DM who are at risk of experiencing DFU have to undergo amputation. As a form of prevention effort, early detection of DFU is carried out by identifying foot temperature. This activity aims to detect early foot temperature as an effort to prevent Diabetic Foot Ulcer (DFU) for people with DM with a foot examination that is easy to understand and can be applied independently. the method used in this PKM activity is education and demonstration which is then carried out pre and post-tests. As a result of community service, it was found that there was an increase in knowledge regarding early detection of DFU by recognizing foot temperature. Providing education and demonstration of early detection of DFU by recognizing foot temperature can increase public knowledge and can be an effort to prevent DFU. Keywords: Foot Temperature, Diabetic Foot Ulcer, Diabetes Mellitus
Kewaspadaan Dini Masyarakat melalui Pemanfaatan Support System Penanggulangan Gagal Ginjal Kronis Akbar, Ali; Nurpratiwi, Nurpratiwi; Amaludin, Mimi; Safitri, Dewin; Arisandi, Defa; Hidayat, Uti Rusdian; Alfikrie, Fauzan; Hatmalyakin, Debby
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i6.14813

Abstract

ABSTRAK Gagal ginjal kronik salah satu dari penyakit tidak menular yang jumlah penderitanya terus mengalami peningkatan. Untuk itu diperlukannya upaya kewaspadaan dini terhadap penyakit GKK salah satunya dengan pemanfaatan support system. Berbagai macam support system yang dapat dimanfaatkan adalah fasilitas kesehatan terdekat serta dukungan dari keluarga. Tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kewaspadaan dini masyarakat melalui pemanfaatan support system penanggulangan GGK. Metode: metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah pemberian edukasi. Hasil: sebelum diberikan edukasi pengetahuan tentang kewaspadaan dini melalui pemanfaatan support system penanggulangan GGK sebagian besar peserta memiliki pengetahuan dengan kategori rendah yaitu 46,67%, ketegori sedang 40% dan kategori tinggi 13,33%. Kemudian setelah diberikan edukasi diperoleh pengetahuan masyarakat pada kategori tinggi 73,3%. Kesimpulan: Pemberian edukasi yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kewaspadaan dini melalui pemanfaatan support system penanggulangan GGK. Kata Kunci: GGK, Kewaspadaan Dini, Support System ABSTRACT Chronic kidney failure is a non-communicable disease whose number of sufferers continues to increase. For this reason, early awareness efforts for GKK disease are needed, one of which is the use of a support system. Various types of support systems that can be utilized are the nearest health facilities and support from family. Purpose: This activity aims to increase knowledge about early community awareness through the use of a CKD prevention support system. Method: The method used in this PKM activity is providing education. Results: before being given knowledge education about early awareness through the use of a CKD management support system, most participants had knowledge in the low category, namely 46.67%, 40% in the medium category and 13.33% in the high category. Then, after being given education, public knowledge was found to be in the high category at 73.3%. Conclusion: The education provided can increase public knowledge about early awareness through the use of a support system for dealing with CKD. Keywords: Ckd, Early Awareness, Support System
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Amaludin, Mimi; Safitri, Dewin; Arisandi, Defa; Hidayat, Uti Rusdian; Akbar, Ali; Alfikrie, Fauzan; Nurpratiwi, Nurpratiwi; Hatmalyakin, Debby; Nurannisa, Nurannisa
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.14769

Abstract

ABSTRAK Penyakit Tidak Menular (PTM) dalam dua dekade terakhir menjadi beban dalam pembiayaan karena tingginya biaya pengobatan (penyakit katastropik) seperti penyakit jantung, kanker, dan gagal ginjal. Dalam hal ini tenaga kesehatan termasuk perawat memiliki peran penting terutama upaya promotive dan preventif agar dapat menekan angka kejadian sekaligus menurunkan beban biaya pengobatan. Sebagai upaya promotive maka dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan penyakit tidak menular serta memberdayakan masyarakat dengan keterampilan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit tidak menular. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya menurunkan peningkatan penyakit tidak menular serta ikut memberdayakan masyarakat agar terbentuk individu dan masyarakat yang mandiri. Metode yang dilakukan pada kegiatan PKM ini adalah Metode yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi, demonstrasi dan simulasi. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan. setelah diberikan edukasi pengetahuan masyarakat sebagian besar menjadi tinggi (73,33%). setelah dilakukan demonstarsi dan simulasi keterampilan masyarakat sebagian besar menjadi tinggi (70%). Pemberian edukasi dan demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dapat menjadi salah satu upaya pencegahan PTM. Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik, Penyakit Tidak Menular  ABSTRACT Introduction: Non-Communicable Diseases (NCDs) in the last two decades have become a financial burden due to the high costs of treatment (catastrophic diseases) such as heart disease, cancer and kidney failure. In this case, health workers, including nurses, have an important role, especially promotive and preventive efforts, in order to reduce the number of incidents while reducing the burden of medical costs. As a promotive effort, education is carried out to increase public knowledge of non-communicable diseases and empower the public with the skills to carry out health checks as an effort to early detect and prevent non-communicable diseases. Objective: The aim of this activity is to increase community participation in efforts to reduce the increase in non-communicable diseases and help empower the community to form independent individuals and communities. Method: the method used in this PKM activity is method that will be used in this activity is education, exposure and simulation. Results: The results of community service show that there is an increase in knowledge and skills. after being given education, the majority of people's knowledge became high (73.33%). after demonstrations and simulations, most people's skills became high (70%). Conclusion: providing education and education can increase knowledge and skills and can be one of the efforts to prevent Non-Communicable Diseases.  Keywords: Chronic Kidney Failure, Non-Communicable Diseases