Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Konstruksi Hukum

Kedudukan Anak Sebagai Ahli Waris yang Beralih–Alih Agama Menurut Hukum Waris Adat Bali Gede Cahaya Putra Nugraha; I Made Suwitra; I Ketut Sukadana
Jurnal Konstruksi Hukum Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Konstruksi Hukum
Publisher : Warmadewa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.778 KB) | DOI: 10.22225/jkh.1.1.2139.227-231

Abstract

The freedom of religion guaranteed by the State can lead to the possibility of a person converting or changing religions from one religion to another. According to Balinese traditional inheritance law, changing religions can affect a child as an heir. Based on this background, this research was conducted with the aims of describing the position of a child as heir who changed religion from Hinduism and outlining the legal consequences for a child as the heir who converted and then returned to Hinduism. The research method used was a normative research method with a statutory approach that used primary, secondary, and tertiary legal materials which were supported by the results of interviews and then analyzed. The results showed that the rank of children as heirs who converted from Hinduism legally no longer had rights and obligations towards their parents, relatives and society. Meanwhile, the legal consequence for children as heirs who change religions is the loss of the child's rights because they are unable to carry all the obligations that will be passed on by their parents and are considered disobedient to their parents and ancestors. However, with the return of the child to Hinduism, all rights and obligations that were previously abandoned can be accepted back with certain conditions agreed upon by the family concerned.
Keberadaan Asas Ius Curia Novit dalam Perkara Perdata I Made Dera Januartha; I Made Suwitra; Ni Made Puspasutri Ujianti
Jurnal Konstruksi Hukum Vol. 4 No. 3 (2023): Jurnal Konstruksi Hukum
Publisher : Warmadewa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/jkh.4.3.8028.268-274

Abstract

Asas ius curia novit yaitu hakim dianggap mengetahui dan memahami segala hukum, maka tersirat makna pengadilan dilarang untuk menolak, memeriksa, dan mengadili sebuah perkara memberikan beberapa pandangan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa dianggap mengetahui serta dapat memberi putusan pada setiap permasalahan dimasyarakat. Rumusan masalah yang dibahas yakni Bagaimana makna asas ius curia novit dalam perkara perdata? Dan Bagaimana kewenangan hakim dalam pelaksanaan asas ius curia novit?. Penelitian yang dipergunakan ialah penelitian normatif. Makna asas ius curia novit yaitu hakim dilarang untuk menolak sebuah perkara karena hakim memiliki kewenangan untuk menemukan hukumnya sesuai pasal 5 ayat (1) yang kemudian dijelaskan kembali dalam pasal 50 ayat (1) undang-undang nomor 48 tahun 2009. Unsur asas ius curia novit yaitu menerima, memeriksa, menentukan hukum, menemukan hukum dan putusan yang berpedoman dengan tujuan hukum. Wewenang hakim yaitu kekuasaan yang merdeka dan telah diatur dalam konstitusi. Hal ini bertujuan baik untuk peradilan, oleh sebab itu dengan ada kelongaran serta sikap merdeka hakim lebuis bisa memutus perkara sesuai atas hukum yang adil.
Peranan Desa Adat Sawagunung dalam Pengelolaan Objek Wisata Goa Garba Putu Wahyu Permana; I Made Suwitra; Diah Gayatri Sudibya
Jurnal Konstruksi Hukum Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Konstruksi Hukum
Publisher : Warmadewa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/jkh.5.1.8699.123-128

Abstract

Desa Adat Sawagunung memiliki objek wisata Goa Garba, ini dulunya sebagai tempat pasraman kaum bangsawan, ditempat ini pulalah Kebo Iwa ditempa sebelum menjadi mahapatih kerajaan Bedahulu. Objek wisata ini baru dikelola pada tahun 2021 sehingga di dalam pembahasan ini terdapat dua topik permasalahan yaitu yang pertama peranan Desa Adat Sawagunung dalam pengelolaan objek wisata Goa Garba dan pengawasan terhadap kesucian objek wisata Goa Garba. Penelitian ini memakai tipe penelitian Hukum empiris, pendekatan yang dipakai adalah pendekatan Hukum Adat, dalam mengumpulkan data, data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Untuk Menggali data dilakukan Teknik Wawancara, Observasi, dan studi dokumen. Hasil dari penelitian ini untuk mengamati dan mengetahui bentuk dari peranan Desa Adat dalam pengelolaan dan pengawasan objek wisata Goa Garba di Desa Adat Sawagunung. Pengelolaan objek wisata Goa Garba dilakukan dengan membentuk perjanjian kerjasama antara Desa Adat Sawagunung dengan Dinas Pariwisata kabupaten Gianyar. Dimana Desa Adat Sawagunung memberi pengawasan terhadap kebersihan, kelestarian dan keamanan dan memberi pengawasan terhadap kesucian objek wisata Goa Garba. Objek wisata Goa Garba yang merupakan kawasan tempat suci yang berdekatan langsung dengan pura Pengukur-ukuran harus diberi pengawasan.