Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmanesia

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BLACK GARLIC DENGAN VARIASI WAKTU BERBEDA TERHADAP Streptococcusmutans PENYEBAB KARIES GIGI Purwandari, Vivi; Marpaung, Jon Kenedy; Suharyanisa, Suharyanisa
Jurnal Farmanesia Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v8i2.2797

Abstract

Dental cariesand gingivitis are the two mostcommon dental and oral diseases in human society. The main cause of both diseasesis a collection of bacteria bound in anorganicmatrix and firmlyattachedtothe tooth surface known as plaque. Black garlicis garlic that has been processed by fermentationat a certaintemperaturefor a long time, resulting in new compounds that have pharmacological effects showing broad antibiotic properties against gram-positiveand gram-negative bacteria, includingstrains that are multi-bacterial. Antibiotic resistance. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of black garlic against Streptococcus mutans bacteria and to determine the differences in the variation of the antibacterial fermentation time of blackgarlicon the antibacterial activity of Streptococcus mutans bacteria. The methodused in this study isanexperimentalmethod (experimentalresearch) to determine the effect of blackgarlic as anantibacterial against Streptococcusmutans. The resultsobtained fromthis study are blackgarlic extract containsalkal oids, flavonoids, tannins, andsaponins. Black garlic extract from variations of 7 days, 12 days, 15 days, and Chlorhexidine had an inhibitoryzone with a strong category while steriledistilled water had an inhibitionzone in the weakcategory.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thypi Nasution, Pandapotan; Marpaung, Jon Kenedy; Suharyanisa, Suharyanisa; Sitanggang, Rolastri
Jurnal Farmanesia Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v9i1.3430

Abstract

Kecombrang (Etlingera elatior) is a type of spice that has long been known and used by humans as medicine. Kecombrang flower parts contain several chemical compounds, namely: alkaloids, flavonoids, and saponins. In addition, kecombrang flowers can also inhibit the growth of Salmonella typhi bacteria. This study aims to determine the concentration of ethanolic extract of kecombrang flower (Etlingera elatior) which is effective in inhibiting the growth of Salmonella typhi bacteria. The research sample was Kecombrang Flowers purchased at the Tarutung traditional market. This research was carried out experimentally including sampling, drying simplicia, maceration using 70% ethanol solvent, making extracts made using a rotary evaporator, and testing the antibacterial activity of kecombrang flowers using the disc diffusion method. Data analysis was conducted to see the effect of kecombrang flower ethanol extract on the activity of Salmonella typhi bacteria. The results of the study found that the results of phytochemical screening showed simplicia and ethanol extract of kecombrang flower leaves contained alkaloids, flavonoids, and saponins. While the results of the antibacterial activity test of the ethanolic extract of kecombrang flower leaves have antibacterial properties against Salmonella typhi at extract concentrations of 45%, 50%, 55%, and 60% with inhibition zone diameters of 9.4 mm, 12.2 mm, 14.8 mm, respectively. , 16.3mm. The most effective concentration of ethanol extract to inhibit the growth of Salmonella typhi was at a concentration of 60% with a larger inhibition zone diameter of 16.3 mm.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL ALBEDO SEMANGKA MERAH (Citrulus Lanatus Thumb) Suharyanisa; Marpaung, Jon Kenedy; Suhendri, Martin; Ayu, Herti
Jurnal Farmanesia Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v11i2.5793

Abstract

Latar belakang: Menurut WHO tahun 2022, karies anak di seluruh dunia mencapai 514 juta. Berdasarkan Global Oral Health Status Report (2022), prevalensi karies anak tertinggi terdapat di wilayah Pasifik Barat sebesar 46,20%, Mediterania Barat sebesar 45,10% dam Asia Tenggara dengan persentase 42,77%(World Health Organization, 2022). Beberapa negara di Asia Tenggara dengan angka karies anak yang tinggi adalah Filipina dan Indonesia (World Health Organization, 2022). Dan data Riskesdas pada tahun 2018, persentase masyarakat Indonesia yang mengalami karies gigi sebesar 45,3% Tujuan: Untuk menganalisis efek pemutihan gigi dengan menggunakan formulasi gel pasta gigi ekstrak etanol albendo semangka merah (Citrulus Lannatus Thumb) memiliki efek antibakteri . Metode: Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yang meliputi pengumpulan sampel, identifikasi sampel, pengolahan simplisia, pembuatan ekstrak etanol albedo buah semangka merah,, formulasi sedian gel pasta gigi, dan uji gel pasta gigi terhadap pemutihan gigi. Hasil:3 Hasil identifikasi sampel albedo semangka yang diidentifikasi di Herbarium Medanese (MEDA), Laboratorium Herbarium FMIPA Universitas Sumatera Utara (USU) menunjukkan bahwa sampel yang digunakan benar kulit eemangka dengan famili Cucurbitales dan spesies Curullus lanatus (Thumb) Kesimpulan:    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol albendo semangka merah (Citrulus Lannatus Thumb) memiliki diameter zona hambat pada ketiga formula. Pada F1, yang mengandung 10 gram ekstrak etanol albedo semangka, diameter zona hambat yang terbentuk berada pada rentang 3,925 mm hingga 6,825 mm termasuk dalam kategori "Sangat Lemah". Untuk F2, yang mengandung 15 gram ekstrak, diameter zona hambat yang dihasilkan sedikit lebih besar dibandingkan F1, yaitu berkisar antara 7,425 mm hingga 7,7425 mm. mm termasuk dalam kategori "Lemah". Formula F3, yang mengandung 20 gram ekstrak etanol albedo semangka, menunjukkan hasil yang paling baik di antara ketiga formula, dengan diameter zona hambat yang berkisar antara 8,75 mm hingga 9,425 mm termasuk dalam kategori "Lemah". Hal ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol albendo semangka merah (Citrulus Lannatus Thumb) kurang memberikan aktivitas antibakteri yang bagus yang bagus terhadap Streptococus mutans.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH LUWINGAN (Ficus hispida L.f) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Wiratma, Dicky Yuswardi; Yudhistira, Yudhistira; Marpaung, Jon Kenedy
Jurnal Farmanesia Vol 12 No 1 (2025): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v12i1.5934

Abstract

Latar belakang: Pengetahuan tentang tumbuhan obat merupakan budaya bangsa yang diwariskan secara turun temurun. Obat tradisional dalam bahan kimia alam mengandung senyawa-senyawa yang dikenal dengan metabolit sekunder. Senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut memiliki khasiat yang berbeda-beda, sehingga mendorong pentingnya penggalian  sumber obat-obat tradisional dari bahan alam salah satunya dari tanaman Luwingan (Ficus hispida L.f). Tujuan: Untuk mengetahui apakah buah Luwingan (Ficus hispida L.f) memiliki aktivitas serta berapa konsentrasi yang efektif sebagai antidiabetes. Metode: Buah luwingan akan diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol. Menggunakan metode eksperimental dengan desain penelitian purposive sampling. Tikus di induksi aloksn dengan dosis 150mg kg/BB secara intraperitoneal. Sampel darah diukur dengan strip tes darah gluco Dr dan hasil kadar glukosa darah dianalisis dengan one way ANOVA. Hasil: Hasil uji pemberian ekstrak etanol buah luwingan (Ficus hispida L.f) memiliki aktivitas antidiabetes pada tikus putih jantan galur wistar yang di induksi aloksan dengan variasi konsentrasi 20% dapat menurunkan KGD 240,8 mg/dL, 40% menurunkan KGD 246 mg/dL dan 60% menurunkan KGD 248,4 mg/dL. Simpulan: Ekstrak etanol buah luwingan dapat menjadi alternatif terapi karena efektivitasnya dalam menurunkan kadar gula darah. Konsentrasi 60% memiliki aktivitas penurunan kadar glukosa darah yang paling baik jika dibandingkan dengan 3 konsentrasi yang di uji. Ekstrak etanol buah luwingan ini memiliki efektivitas yang mendekati glibenklamid sebagai kontrol positif.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Chromolaena odorata (L.) R.M King & H.Rob) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis Marpaung, Jon Kenedy; Suharyanisa, Suharyanisa; Simbolon, Lampita Putri
Jurnal Farmanesia Vol 12 No 1 (2025): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v12i1.6399

Abstract

Latar belakang : Penyakit infeksi menjadi kelompok penyakit yang terjadi karena infeksi virus, infeksi bakteri, dan infeksi parasit. Infeksi ini dapat merugikan berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan dan ekonomi baik secara individu dan nasional. Daun Kirinyuh digunakan sebagai obat luka, demam, bantuk, dan menghentikan pendarahan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri (Chromolaena odorata (L.) R.M King & H.Rob) terhadap pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi. Hasil : Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas pada bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis pada 5 konsentrasi yaitu 5%, 10%, 15%, 20%, 25%. Berdasarkan data hasil uji statistik Kruskal-Wallis daun Kirinyuh konsentrasi 25% pada penghambatan pertumbuhan Staphylococcus epidermidis didapati hasil 9,467 dan pada penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus didapati hasil 8,003. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Kirinyuh dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi terbaik sebesar 25%.