Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)

Studi Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien Tbc Pemakai Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Paket Di Puskesmas Cakranegara Heri Susanto; Maruni Wiwin Diarti; Iswari Fauzi
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 4, No 1 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.105 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v4i1.85

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Faktor risiko penting untuk perkembangan TBC aktif salah satunya adalah diabetes mellitus. DM adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan akan melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan penderitanya memiliki kemungkinan 3 kali lebih tinggi untuk menderita TBC aktif. Pengobatan TBC pada  penderita DM sulit sembuh dengan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar glukosa darah sewaktu pada pasien TBC pemakai Obat Anti Tuberkulosis (OAT) paket di Puskesmas Cakranegara. Penelitian ini menggunakan metode  penelitian deskriptif, dimana peneliti melihat gambaran kadar glukosa darah sewaktu pada pasien TBC pemakai OAT paket di Puskesmas Cakranegara dengan jumlah responden 31 pasien TBC. Hasil penelitian yang didapatkan dari 31 responden pasien TBC yang berobat didapatkan pasien TBC sputum BTA positif yang belum minum obat rerata kadar glukosa darah sewaktu 176 mg/dL yang telah berobat 2 bulan rerata glukosa darah 144 mg/dL, yang telah berobat 5 bulan rerata glukosa darah 107 mg/dL dan yang telah berobat 6 bulan rerata glukosa darahnya 159 mg/dL Secara keseluruhan rerata kadar glukosa darah sewaktu pada penderita tuberkulosis di Puskesmas Cakranegara 145 mg/dL. Kesimpulan hasil penelitian ini kadar glukosa darah sewaktu pada penderita tuberkulosis di Puskesmas Cakranegara masuk dalam kategori belum pasti diabetes melitus.
Pemberian Tepung Beras Merah (Oryza Nivara) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Cindy Sanggar Velanie; Maruni Wiwin Diarti; Iswari Fauzi
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 4, No 2 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.68 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v4i2.90

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin atau aktivitas insulin oleh karena itu akan menyebabkan peningkatan glukosa darah. Pemberian tepung beras merah dapat melindungi sel dari pengaruh buruk radikal bebas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung beras merah (Oriza nivara) terhadap penurunan kadar glukosa darah hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar. Penelitian ini menggunakan metode pra-ekspriment dengan rancangan penelitian One group pretest-postest dengan jumlah hewan coba tikus putih 5 ekor. Tikus putih diinduksikan aloksan 125 mg/BB secara intraperitoneal dan diberikan tepung beras merah (Oriza nivara). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistik Uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian ini yaitu rerata hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada hewan coba tikus putih setelah pemberian tepung beras merah (Oriza nivara) adalah 169,4 mg/dl. Dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,043, karena p < (α=0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemberian tepung beras merah (Oriza nivara) selama 14 hari berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar
Pengaruh Kadar Glukosa Urine Metode Benedict, Fehling Dan Stick Setelah Ditambahkan Vitamin C Dosis Tinggi/ 1000 Mg Febrian Sulfia; Zainal Fikri; Iswari Fauzi
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 5, No 2 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.442 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v5i2.118

Abstract

Glukosa urine adalah pemeriksaan urine rutin, pemeriksaan dasar yang dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Secara rutin pemeriksaan glukosa urine ditekankan terhadap kemungkinan adanya glukosa dalam urine atau glukosuria. Glukosa dalam urine dapat deteksi dengan cara yang berbeda-beda. Pada pemeriksaan glukosa urine sebaiknya penderita jangan makan zat reduktor vitamin C. karena zat tersebut dapat memberikan hasil positif palsu dengan cara reduksi. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa urine metode benedict, fehling, dan stick pada urine setelah ditambahkan vitamin C. Metode Penelitian ini  bersifat Observasional Deskriptif. Penelitian ini berlangsung menggunakan Non Random Purposive Sampling. Sampel urine setelah ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg kemudian di periksa menggunakan metode benedict, fehling dan stick. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini positif  kadar glukosa pada urine setelah ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg dan setiap metodenya terjadi perbedaan positifitas. Kesimpulan pada penelitian ini adalah urine yang ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg berpengaruh secara signifkan terhadap perbedaan kadar glukosa urine  pada metode benedict, fehling dan stick.
Pemberian Obat Cacing Albendazol Terhadap Hasil Pemeriksaan Kecacingan Golongan Sth Pada Feses Siswa Sdn Bunduduk Lombok Tengah Masniati Masniati; Maruni Wiwin Diarti; Iswari Fauzi
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 5, No 1 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.447 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v5i1.105

Abstract

Angka kecacingan  berdasarkan hasil survey cacingan anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Ubung adalah sebesar 96,3% dengan angka tertinggi terjadi di Sekolah Dasar Negeri Bunduduk.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian obat cacing Albendazole terhadap hasil pemeriksaan kecacingan golongan STH pada feses siswa SDN Bunduduk Lombok Tengah. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan one grop pre dan post study yaitu melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu.Tehnik pengambilan sampel secara total sampling, dengan jumlah responden 143 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer melalui pemeriksaan feses siswa SDN Bunduduk yang menjadi subjek penelitian. Pemeriksaan feses dilakukan 2 kali, yaitu sebelum pemberian obat Albendazol, 21 hari setelah pemberian obat Albendazol. Analisis statistik menggunakan SPSS uji Mcnemar dengan taraf signifikannya < 0,05 menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna secara statistik dalam hal pemberian obat Albendazole terhadap hasil pemeriksaan kecacingan golongan STH dengan nilai p.value 0,000 yang berarti nilai lebih kecil dari nilai α 0,05 ( 0,000<0,05 ) Dari penelitian ini diharapkan untuk siswa SDN Bunduduk khususnya dan siswa SDN wilayah Puskesmas Ubung pada umumnya mempunyai kesadaran yang tinggi akan pentingnya minum obat cacing secara periodik sesuai dengan program Puskesmas khusus program UKS. 
Pengaruh Waktu Penyimpanan Antisera Terhadap Daya Aglutinasi Metode Slide Raehun Raehun; Yunan Jiwintarum; Iswari Fauzi
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 6, No 1 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.804 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v6i1.120

Abstract

Latar belakang: Penyimpanan reagen harus sangat diperhatikan agar mendapatkan hasil yang akurat. Antisera golongan darah merupakan reagen untuk melakukan pemeriksaan golongan darah metode slide, sebagai reagen alternatif dapat digunakan serum manusia.  Baik serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan segera digunakan atau disimpan dalam jangka waktu tertentu agar kandungan antibodi dalam serum tetap dalam keadaan optimal saat digunakan.  Penyimpanan pada suhu ruang (15-25°C) selama 4 jam praktis tidak mengubah metabolit, enzim-enzim dan elektrolit-elektrolit.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan antisera terhadap daya aglutinasi metode.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperimental Design).  Jumlah perlakuan sampel adalah 4 dengan replikasi sebanyak 6 kali sehingga menjadi 24 unit percobaan.  Analisis data dilakukan secara deskriptif, data yang dikumpulkan berupa data grade daya aglutinasi metode slide dengan menggunakan antisera dari serum sebagai reagen.Hasil: Didapatkan hasil daya aglutinasi pada 0 hari, 2 hari dan 4 hari penyimpanan antisera adalah +4, penyimpanan antisera pada 6 hari menyebabkan terjadinya perubahan daya aglutinasi menjadi +3.Kesimpulan: Ada pengaruh waktu penyimpanan antisera terhadap daya aglutinasi metode slide pada hari keenam penyimpanan