Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fungsi Controlling dan Evaluasi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Lembar Lombok Barat Saryati Saryati; Abdul Sakban
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2980

Abstract

Abstrak: Kepala sekolah memiliki dua fungsi pokok yaitu sebagai controlling dan evaluasi terhadap kinerja guru, siswa dan mutu sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi controlling dan evaluasi kepala sekolah terhadap kinerja Guru di SMPN 1 Lembar Lombok Barat. Penelitian merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitiannya adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan Guru kelas SMPN I Lembar Lombok Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan kembali atau direduksi data kemudian ditarik kesimpulannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi controlling kepala sekolah yaitu melakukan pengawasan terhadap kedisplinan waktu, mengawasi guru yang sering absen sekolah, mengecek perangkat pemebelajaran, melihat cara guru membangun komunikasi dalam lingkungan sekolah, baik itu sesama guru maupun dengan siswa sarana dan prasarana sekolah. Karena dengan adanya sarana yang memadai mampu  menunjang keberhasilan dalam melakukan pembelajaran. Untuk mengevaluasi kinerja guru, peran kepala sekolah mengacu pada prinsip evaluasi yaitu  menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Jadi kepala sekolah memiliki tugas untuk menilai kinerja baik buruknya bawahannya dan memiliki peran penting untuk meningkatkan mutu sekolah dengan mengevaluasi secara berkala.Abstract:  The principal has two main functions, namely controlling and evaluating the performance of teachers, students and school quality. The purpose of this study was to determine the controlling and evaluation functions of school principals on teacher performance in SMPN 1 Lembar West Lombok. This research is a qualitative research. The research subjects were the principal, vice principal, and class teachers of SMPN I Lembar West Lombok Data collection methods used observation, interviews, and documentation. The data obtained is then analyzed and restated or the data is reduced and conclusions are drawn. The results of this study indicate that the controlling function of the principal is to supervise time discipline, supervise teachers who are often absent from school, check learning devices, see how teachers build communication in the school environment, both with fellow teachers and with students of school facilities and infrastructure. Because with adequate facilities capable of supporting success in learning. To evaluate teacher performance, the role of the principal refers to the principle of evaluation, which is to assess the ability of teachers to apply all competencies and skills required in the learning process, mentoring, or the implementation of additional tasks relevant to the school / madrasah function. So the principal has a duty to assess the good and bad performance of his subordinates and has an important role in improving the quality of the school by evaluating it regularly.
Pembelajaran Literasi Civic Education untuk Menanamkan Nilai Moral Siswa Wayan Resmini; Abdul Sakban; Fitriyani Fitriyani
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.672 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1791

Abstract

Gejala kemerosotan moral terdiri atas meluasnya kasus penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas, kekerasan dan aneka perilaku kurang terpuji lainnya. Sisi lain, akhlak terpuji, sifat ramah, tenggang rasa, rendah hati, suka menolong, solidaritas sosial yang merupakan jati diri bangsa Indonesia seolah-olah kurang begitu melekat secara kuat dalam diri mereka sehingga rusaklah nilai moral mereka. Metode penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran literasi civic education untuk menanamkan nilai moral siswa sangat membutuhkan pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran membentuk karakter kepribadian, social, dan kognitif. Pembentukan kepribadian moral tercantum dalam materi pembelajaran yang ditanamkan kepada siswa secara kontekstual. Implementasi materi pembelajaran literasi civic education untuk menanamkan nilai moral adalah dengan memberikan materi pembelajaran nilai-nilai karakter kebangsaan, aneka budaya bangsa, identitas nasional, dan hak dan kewajiban warganegara. Sedangkan untuk kegiatan di luar akademik peserta didik dapat memberikan kegiatan berupa pembinaan melalui penyuluhan, kajian islam, sosialisasi, pembinaan melalui kegiatan kesiswaan berupa KSR, Pramuka, Tapak Suci dan olah raga. Karena pembentukan nilai moral dibentukan oleh karakter kepribadian.The symptoms of moral deterioration consist of widespread cases of drug abuse, free association, criminality, violence, and various other less praiseworthy behaviors. On the other side, the moral was praised, the nature of the friendly, considerate, humble, helpful, social solidarity that is the identity of the Indonesian nation as if less so firmly inherent in them so that the moral value is damaged. The method of research is qualitative research with a descriptive approach. Data collection methods are observations, interviews, and documentation. Qualitative data analysis is done interactively and continuously until complete, with the data reduction phase, data presentation, and conclusion. The results showed that civic education literacy studies to instill the moral value of students desperately needed citizenship education as subjects to form personality, social, and cognitive characters. The formation of noble personalities was listed in the learning materials that students are contextually implanted. The implementation of civic education literacy learning materials to impart moral value is to provide material learning values of national character, diversity of the nation, national identity, and rights and obligations of citizenship. As for activities outside the academic, students can provide exercise in the form of coaching through counseling, Islamic studies, socialization, coaching through the events of the students in the way of KSR, Scout, the temple, and sports because the formation of moral values is formed by personality traits.
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Pertama Abdul Sakban; Wahyudin Wahyudin
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 7 No. 1: Maret 2019
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.96 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v0i0.924

Abstract

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan terkadang dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik oleh siswa. Hal ini terjadi karena di karenakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru hanya menggunakan metode klasik dan guru yang tidak dapat menyesuaikan kondisi siswa dengan materi pembelajaran yang selalu dinamis. Untuk itu, diperlukan alternatif model pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang memungkinkan belajar secara optimal adalah menggunakan cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sekolah menengah pertama. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Sampel penelitian berjumlah 57 siswa, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan rumus t-test. Hasil analisis menunjukan bahwa hasil uji t diperoleh thitung =3,523. Hasil uji t tersebut kemudian di konsultasikan pada ttabel. Dengan taraf signifikan 5% dan db = 24 diperoleh ttabel =1,998 karena thitung ≥ ttabel maka hipotesis di terima dengan demikian terdapat pengaruh penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Pertama. Jadi semakin tinggi menggunakan variasi model pembelajaran semakin tinggi pula dampak hasil belajar siswa. Pancasila and Citizenship Education is sometimes considered a dull and uninteresting subject by students. The happens because the implementation of teaching and learning activities teachers only use classical methods and teachers who cannot adjust the conditions of students with learning materials that are always dynamic. For this reason, we need an alternative learning model that is applied to improve student learning outcomes that enable optimal learning is to use cooperative learning Type Numbered Head Together (NHT). The purpose of the study was to determine the effect of the application of Cooperative Learning models Type Numbered Head Together (NHT) on the learning outcomes of Pancasila education and junior high school citizenship. The research method uses quantitative research with an experimental approach. The research sample amounted to 57 students, the technique of collecting data used observation, tests, and documentation. Data analysis method uses the t-test formula. The results of the analysis show that the results of the t-test were obtained t = 3.523. The results of the t-test are then consulted on the table. With a significant level of 5% and db = 24 derived t table = 1.998 because t-count label t-table then the hypothesis is accepted thus there is an effect of applying the cooperative learning model Numbered Head Together (NHT) to the learning outcomes of Junior High School Pancasila and Citizenship Education. So the higher the variety of learning models using the more senior the impact of student learning outcomes.
Motif Terjadinya Konflik Intoleransi Pada Masyarakat Nusa Tenggara Barat Wayan Resmini; Abdul Sakban; Julae Pani
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 10, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v10i1.11530

Abstract

Komitmen pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan terhadap dokumen yang bersifat tradisional masih rendah sehingga hukum adat yang ada di masyarakat belum menunjukkan eksistensi sebagai pengontrol sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi motif terjadinya konflik intoleransi pada masyarakat Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis dan studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen.  Analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahapan reduksi data menyederhanakan data dan penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menujukkan bahwa motif konflik intoleransi pada masyarakat Nusa Tenggara Barat diperngaruhi oleh kurangnya lapangan pekerjaan, rendahnya ekonomi masyarakat, masalah asmara, kurang sosialisasi untuk bertoleransi, dan konsumsi minuman yang memabukan khususnya para remaja. Selain itu peran pemerintah daerah belum maksimal sehingga mampu menekan berkurangnya konflik intoleransi. The community's customary law has yet to demonstrate its presence as a social controller due to the local government's weak commitment to protecting traditional documents. The goal of this study is to pinpoint the causes of intolerant disputes among West Nusa Tenggara residents. This study used a qualitative technique, a descriptive analytical framework, and case studies. methods for gathering data that include document analysis, observation, interviews, and literature study. Data analysis employs an interactive analysis paradigm with steps of data simplification, data presentation, and data inference. The study's findings indicate that the lack of employment opportunities, the community's poor economy, problems with romance, a lack of socialization for tolerance, and alcohol consumption, particularly among teenagers, all have an impact on the conflicting causes of intolerance among the people of West Nusa Tenggara. Additionally, local governments' potential to lessen intolerance-related disputes has not been fully utilized.
Penerapan Peraturan Daerah untuk Pencegahan Perkawinan Usia Muda Bagi Masyarakat Suku Sasak di Lombok Tengah Maemunah Maemunah; Abdul Sakban; Hafsah Hafsah
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 10, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v10i2.13618

Abstract

Perkawinan usia muda dalam masyarakat sasak telah menjadi tradisi yang hingga kini masih terjadi kemudian berdampak adanya perceraiaan muda, kekerasan anak dan perempuan dan tingginya angka janda muda. Tujuan dalam artikel ini untuk menjelaskan penerapan peraturan daerah untuk pencegahan perkawinan usia muda bagi masyarakat suku sasak di Lombok Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris. Pendekatan penelitian yang digunakan pendekatan deskriptif analitis. Subyek penelitian adalah pasangan suami istri yang melakukan perkawainan pada usia anak. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan  Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lembaga perlindungan anak sepulau Lombok dan Lembaga Perlindungan Anak Nusa Tenggara Barat (LPA NTB). Data yang terkumpul baik berupa data kepustakaan maupun data lapangan akan dianalisis dengan menggunakan deskriptif analitis untuk menguraikan data lapangan dengan studi literatur dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan peraturan daerah untuk pencegahan perkawinan usia muda bagi masyarakat suku sasak di Lombok Tengah dilkaukan 3 hal yaitu melakukan sosialisasi peraturan PUP, menjadi pelopor dan pelapor dalam pencegahan perkawinan usia muda dan pemerintah daerah menerapkan kota layak anak dengan mengedepankan perlindungan kepada anak. saran bagi pemerintah daerah agar terus melakukan sosialisasi pernikahan usia perkawinan.Young marriages in the Sasak community have become a tradition that is still happening today and has resulted in young divorces, violence against women and children and high rates of young widows. The purpose of this article is to explain the application of local regulations to prevent young marriages for the Sasak people in Central Lombok. The method used in this research is empirical juridical research. The research approach used is descriptive analytical approach. The research subjects were married couples who were married at a young age. Head of the Office of Women's Empowerment, Child Protection, Population Control and Family Planning, West Nusa Tenggara Province, Lombok island child protection agency, and West Nusa Tenggara Child Protection Agency (LPA NTB). The data collected, both in the form of library data and field data, will be analyzed using analytical descriptive to describe the field data with a literature study with a statutory and conceptual approach. The results of this study indicate that the application of regional regulations for the prevention of young marriages for the Sasak people in Central Lombok is carried out in 3 ways, namely socializing PUP regulations, being a pioneer and reporter in preventing young marriages and the local government implementing child-friendly cities by prioritizing child protection. . suggestions for local governments to continue to socialize marriage at the age of marriage.
Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Pembelajaran Penddikan PKn Eva Indah Lestari; Abdul Wahidin; Abdul Sakban; Sitti Ramlah; Zumri Zumri
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 11, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v11i1.15021

Abstract

Rendahnya hasil belajar kognitif siswa disebabkan oleh Kesulitan dalam memahami pembelajaran PPKn di Kelas.  Dapat dilihat dari hasil ulangan harian  siswa mata pelajaran PPKn kelas X IPS 4 di bawah KKM dan Nilai rata-rata siswa kelas X IPS 4 yaitu 50,4 yang merupakan nilai yang jauh dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PPKn siswa kelas X IPS 4 SMA Negeri 3 Mataram melalui penerapan pembelajaran Discocery Learning.  Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama dua siklus.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan atau mencapai KKM di atas rata- rata 97.2. The low cognitive learning outcomes of students in Civic Education (PPKn) are caused by difficulties comprehending the classroom material. The results can be seen from the Civic Education (PPKn) daily tests for class X IPS 4 students under the Minimum Criteria of Mastery Learning (KKM) as well as the average value of class X IPS 4 students is 50.4 means a distant value from the Minimum Criteria of Mastery Learning (KKM) 75 that has been set. This study aims to improve the student's learning outcomes of Civic Education (PPKn) in class X IPS 4 SMA Negeri 3 Mataram, through the application of Discovery Learning learning. The research form is classroom action research conducted for two cycles. The results showed that the student's cognitive learning outcomes had increased or achieved the Minimum Criteria of Mastery Learning (KKM) above the average value of 97.2
Peran Guru PPKn Melalui Pembimbingan Intensif Sebagai Upaya Pencegahan Bullying di Sekolah Maemunah Maemunah; Abdul Sakban; Ziah Kuniati
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 11, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v11i1.16762

Abstract

Perkembangan kasus bullying hingga saat ini masih terjadi pada kalangan siswa sekolah menengah atas dengan berbagai bentuk tindakan bullying, yang berdampak pada hilangnya kepercayaan diri, suka menyendiri, depresi dan bunuh diri. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan peran guru PPKn melalui pembimbingan intensif sebagai upaya pencegahan bullying di Sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitia kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sebyek penlitian yang terlibat adalah siswa SMP Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima sebanyak 12 orang siswa dan 3 orang PPKn dan 1 orang guru Bimbingan Konseling. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, dokumentasi. Analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sangat berperan aktif disekolah yaitu mulai dari perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi seluruh kegiatan yang terjadi disekolah. Terkait perilaku bullying, guru tentu memiliki andil dalam mengatasinya dengan cara guru dalam mengatasi sikap atau perilaku bullying ialah dengan membimbing, menasehati, mengarahkan, membina, dan memberikan contoh sikap yang baik disekolah baik bullying verbal maupun non verbal.The development of bullying cases still occurs among high school students with various forms of bullying, which impact loss of self-confidence, loneliness, depression, and suicide. This study aims to explain the role of Civics teachers through intensive mentoring to prevent bullying in schools. The research method used in this study is qualitative research with a descriptive approach. The research subjects involved were 12 students of SMP Negeri, 1 Bolo, Bima Regency, 3 PPKn students, and 1 Counseling Guidance teacher. The methods of data collection used were observation, in-depth interviews, and documentation. Data analysis involves data reduction, presentation, and conclusion. The study results show that teachers play an active role in schools, starting with planning, implementing, and evaluating all activities that occur in schools. Regarding bullying behaviour, the teacher certainly has a hand in overcoming it. 
Pengaruh Media Pembelajaran Wordwall Terhadap Hasil Belajar PKn pada Materi Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia Kelas VII MTs Hafsah Hafsah; Abdul Sakban; Anis Wiranda
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 11, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v11i1.16875

Abstract

Media pembelajaran yang tersedia di media social sangat beragam namun pendidik belum mampu untuk memanfaatkan dalam pembelajaran, terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran menyebabkan menurunkan hasil belajar siswa. Tujuan artikel ini untuk menjelaskan pengaruh media pembelajaran wordwall terhadap hasil belajar PKn pada materi keberagaman dalam masyarakat Indonesia kelas VII MTs. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen. Sampel penelitian yang dilibatkan sebanyak 58 orang 29 kelompok eksperimen dan 29 kelompok control. Pengumpulan data melalui observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data menggunakan statistic deskripsi dan uji-tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh media wordwall terhadap hasil belajar PKn pada materi materi keberagaman dalam masyarakat Indonesia kelas VII MTs berpengaruh secara signifikan dengan nilai t-test lebih besar 0.156 dibandingkan nilai t-tabel < 0.005%. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak berpengaruh secara signifikan pada hasil belajar PKn setelah perlakuan pembelajaran media wordwall pada materi keberagaman dalam masyarakat Indonesia kelas VII MTs. Jadi hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima dengan hipotesisnya abhwa hasil belajar PKn sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran media wordwall pada materi keberagaman dalam masyarakat Indonesia kelas VII MTs berbeda signifikan. The learning media available on social media are very diverse, but educators have yet to utilize them in learning. The limited facilities and infrastructure that support the learning process cause a decrease in student learning outcomes. The purpose of this article is to explain the effect of word wall learning media on Civics learning outcomes on diverse material in Indonesian society for class VII MTs. This research method is quantitative research with a quasi-experimental approach. The research sample was 58 people, including 29 experimental and 29 control groups. They are collecting data through observation, tests, and documentation. Data analysis using descriptive statistics and uji-t-tests. The results showed that the effect of word wall media on Civics learning outcomes on diversity material in Indonesian society class VII MTs has a significant impact, with the t-test value being 0.156 more remarkable than the t-table value <0.005%. Thus, it was concluded that there was no significant effect on Civics learning outcomes after the word wall media learning treatment on diverse material in Indonesian society in class VII MTs. So hypothesis H0 is rejected, and hypothesis H1 is accepted with the hypothesis that Civics learning outcomes before and after participating in word wall media learning on diverse material in Indonesian society in class VII MTs are significantly different.