Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) merupakan salah satu tanaman endemik Sumatera Utara yang pemanfaatannya masih sangat minim. Dengan adanya berbagai macam senyawa metabolit sekunder pada bahan alam, tidak menutup kemungkinan bahwa andaliman bisa berpotensi sebagai senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan dapat mencegah radikal bebas disebabkan karena adanya donor elekron dari senyawa antioksidan yang dapat mengikat elektron bebas pada senyawa radikal.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan senyawa antioksidan melalui ekstraksi andaliman, karakterisasi dengan beberapa instrumen, dan uji 1,1-difinil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Metode yang digunakan adalah secara eksperimental di laboratorium dengan sampel bahan alam yaitu buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium). Berdasarkan uji FT-IR dapat dilihat bahwa peak yang muncul pada 3300 cm-1 menunjukkan adanya gugus -OH (hidroksil) pada sampel. Pada 2900 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-H alifatik. Pada 1700 dan 1600 cm-1 menunjukkan adanya gugus karbonil. Berdasarkan uji menggunakan GC-MS diperoleh hasil ekstrak andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) mengandung senyawa 3-karen, D-limonen, 2-karen-4-ol, Geraniol, Geranil asetat, naftol, dodekatrienol trimetil asetat, asam heksadekanoat, asam suksinat, dan oktadekadienoil klorida. Berdasarkan uji DPPH dapat disimpulkan bahwa kekuatan antioksidan dari andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) menunjukkan hasil yang sedang sebesar 149 ppm dan dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Saran dari penelitian ini adalah menvariasikan pelarut dalam pengujian DPPH.Kata Kunci: Andaliman, bioaktivitas, antioksidan, uji DPPH