Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika

Usul Revisi SK Gubernur Sumut Tentang Perikanan Keramba Jaring Apung di Danau Toba Sebagai Solusi Konflik Sosial Hutagaol, Manuntun Parulian; Tanjung, Tanjung; Nirmala , Kukuh; Pujihastuti, Yuni
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 4 No 3 (2022): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0403.290-295

Abstract

Pemerintah telah menetapkan Danau Toba (DT) sebagai tujuan wisata internasional , namun pengembangannya menghadapi banyak kendala, seperti kondisi air DT yang tercemar. Salah satu faktor penyebabnya adalah usaha perikanan keramba jaring apung ( KJAKJA), sehingga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menetapkan daya dukung DT untuk perikanan KJA sebesar 10.000 ton per tahun yang jauh lebih kecil dari rata rata-rata produksi yang dihasilkan nelayan lokal. Hal ini telah memicu t erjadinya konflik sosial. Untuk menemukan solusi ini maka dilakukan penelitian dan hasilnya menunjukkan kualitas air DT Status Mesotropik menuju Eutropik dan daya dukungnya sekitar 60.000 ton per tahun. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu dilakukan rev isi SK Gubernur Sumatera Utara tersebut menjadi 60.000 ton per tahun.
Kebijakan Inovatif untuk Akuakultur Berkelanjutan: Optimalisasi Peran Bivalvia dalam Pengolahan Limbah Pras, Eva Prasetiyono; Nirmala, Kukuh; Supriyono, Eddy; Sukenda; Hastuti, Yuni Puji
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 7 No 2 (2025): Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0702.1272-1276

Abstract

Pertumbuhan industri tambak udang intensif di Indonesia telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Namun tambak udang juga menimbulkan permasalahan lingkungan akibat buangan kaya nutrien seperti amonium, nitrat, ortofosfat, partikel organik dan tersuspensi. Kandungan nutrien yang tinggi dalam buangan tambak dapat memicu ledakan populasi mikroalga, menurunkan kualitas lingkungan dan terganggunya keseimbangan ekosistem perairan. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan setiap tambak udang memiliki unit pengolahan limbah sebagai bentuk pengendalian dampak lingkungan. Namun, implementasi kebijakan ini menghadapi tantangan besar terkait dengan besarnya biaya investasi dan operasional instalasi pengolahan limbah tersebut. Upaya untuk memberikan solusi alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan harus dilakukan, diantaranya dengan menggunakan bivalvia. Pemanfaatan bivalvia— seperti kerang darah—dapat menjadi pendekatan biotreatment yang efektif. Bivalvia berperan sebagai filter feeder yang mampu mengasimilasi mikroalga dan partikel nutrien di dalam air. Filtrasi menggunakan kerang darah terbukti mampu menurunkan konsentrasi mikroalga dan nutrien, masing-masing sebesar 72,80% untuk mikroalga, 36,78% untuk amonia, 50,00% untuk nitrit, 78,77% untuk nitrat, dan 89,13% untuk ortofosfat.. Rekomendasi alternatif kebijakan diarahkan pada integrasi penggunaan bivalvia dalam sistem pengolahan limbah tambak, dan penyusunan pedoman teknis biotreatment yang lebih efisien sebagai bagian dari strategi pengelolaan limbah berkelanjutan. Strategi ini tidak hanya memperkuat upaya perlindungan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi tambahan melalui produksi bivalvia sebagai komoditas konsumsi.