Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Pengaruh Anemia Terhadap Kegagalan Konversi Sputum Pada Penderita Tuberkulosis Paru Kasus Baru Yang Menjalani Pengobatan Fase Intensif di Instalasi PTT RSUDZA Banda Aceh Sarah Fadlaini; Dewi Behtri Yanifitri; Buchari Buchari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Vol 2, No 2: Mei 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.336 KB)

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan anemia. Anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terhadap infeksi. Sistem imun merupakan faktor yang mempengaruhi konversi sputum dan keberhasilan pengobatan. Salah satu target dalam program pemberantasan TB paru saat ini adalah pencapaian angka konversi minimal 80% pada fase awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh anemia terhadap kegagalan konversi sputum pada penderita tuberkulosis paru kasus baru yang menjalani pengobatan fase intensif di Instalasi PTT RSUDZA Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Subjek penelitian terdiri atas 49 pasien di Instalasi PTT RSUDZA Banda Aceh yang diperoleh dengan metode total sampling terhitung dari Januari 2015 sampai Agustus 2016. Hasil penelitian didapatkan frekuensi penderita TB yang anemia (35 pasien), tidak anemia (14 pasien), konversi (77,6%), dan tidak konversi (22,4%). Penderita TB yang anemia terbanyak mengalami konversi sputum yaitu 26 pasien (74,3%). Uji statistik Chi-square menunjukkan nilai p=0,386 (p0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh anemia terhadap kegagalan konversi sputum pada penderita tuberkulosis paru kasus baru yang menjalani pengobatan fase intensif di Instalasi PTT RSUDZA Banda Aceh.Tuberculosis (TB) is a chronic disease and causes anemia. Anemia can suppress immune system-the body's natural defence system. This increases vulnerability to infection. The immune system is a factor that affects sputum conversion and successful anti-tuberculosis drug therapy. One of national tuberculosis programme is to reach sputum conversion rate of 80% after the intensive phase of treatment. The aim of this study is to determine the effect of anemia on delayed sputum conversion among new tuberculosis cases patients during intensive phase of treatment in Instalasi PTT RSUDZA Banda Aceh. The study was designed as cross sectional. The sample of this research is 49 patients in Instalasi PTT RSUDZA by using total sampling  method from Januari 2015 to Agustus 2016. The result of this study showed that among patient with TB, had anemia(35 patients),without anemia (14 patients), conversion (77,6%), dan delayed conversion (22,4%). Most of patient with TB and anemia had sputum conversion (74,3%). The result of Chi-square statistic analysis showed that p=0,386 (p0,05) which means that there is no effect of anemia on delayed sputum conversion among new tuberculosis cases patients during intensive phase of treatment in Instalasi PTT RSUDZA Banda Aceh.
PENGARUH KADAR HEMATOKRIT TERHADAP DERAJAT KLINIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN ANAK RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Ikrima Ikrima; Buchari Buchari; Rachmat Hidayat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Vol 2, No 2: Mei 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.553 KB)

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi menular melalui vektor yang disebabkan oleh virus dengue dengan berbagai manifestasi klinis seperti demam, manifestasi perdarahan dan kegagalan sirkulasi. Penyakit ini dapat didiagnosis melalui kriteria klinis dan pemeriksaan laboratorium seperti trombositopenia (trombosit 100.000/ µL) dan hemokosentrasi (hematokrit ≥20%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh kadar hematokrit dengan derajat klinis DBD pasien anak ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medis yang dilakukan pada bulan November 2016. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total Sampling didapakan 61 pasien yang memenuhi kriteria inkulsi. Hasil penelitian menunjukkan nilai p = 0.006 dan nilai r = -0,350 yang berarti adanya pengaruh yang signifikan antara kadar hematokrit terhadap derajat klinis DBD dan sebagain besar responden dengan kadar hematokrit normal dengan diagnosis terbanyak yaitu DBD Derajat II.Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a vector-borne transmitted infections caused by dengue virus with various clinical manifestations such as fever, hemorrhagic manifestations, and circulatory failure. It can be diagnosed by clinical criteria and laboratorium tests such as thrombositopenia (platelet count 100.000/µL) and hemoconcentration (hematocrit ≥20%). The purpose of this study was to assess the effect of hematocrit levels with the degree of clinical DHF child patients Inpatient room at Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh by using secondary data tha medical records were conducted in November 2016. This study is observational analytic with cross sectional design. Sampling was done by total sampling technique, found 61 patients who met the inclusion criteria. The result showed p-value = 0,006 and r-value = -0,350 which means that there is an effect of hematocrit levels with diagnosis of dengue. And the most respondents showed with normal hematocrit levels with the diagnosis of dengue is highest grade II.