Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)

Studi Keragaman Populasi Ikan Tawes (Puntius javanicus) di Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng dan Sungai Opak berdasarkan Morfometri Ayyubi, Hasan; Budiharjo, Agung; Sugiyarto, S
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.612 KB)

Abstract

Ikan tawes (Puntius javanicus) merupakan salah satu kekayaan alam perairan Indonesia. Indonesia merupakan negara maritim yang dikelilingi perairan berikut sungai-sungai yang ada di dalamnya. Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng dan Sungai Opak merupakan sungai lokal yang mempunyai karakter dengan aliran Sungai Bengawan Solo bertemu dengan aliran Sungai Dengkeng sedangkan aliran Sungai Opak terpisah dari keduanya menjadikan sebuah fenomena keterpisahan populasi menjadi dua atau lebih yang menarik untuk diteliti keragaman dan hubungan kekerabatan antar populasi melalui penanda morfologi morfometrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman ikan tawes pada Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng dan Sungai Opak berdasarkan morfometri, penelitian dilakukan pada bulan Februari - Maret 2018 dengan metode purposive sampling pada masing-masing stasiun dari Sungai Bengawan Solo (7°45'6.37" LS dan 110°54'0.26" BT), Sungai Dengkeng (7°45'23.14" LS dan 110°41'32.24" BT ) dan Sungai Opak (7°46'39.53" LS dan 110°28'19.19" BT). Pengukuran faktor fisika kimia air meliputi suhu, kuat arus, kedalaman, pH, DO, BOD, kekeruhan dan tekstur sedimen. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan indeks morfometri antar populasi ikan tawes terdapat 4 dari 14 karakter beda nyata dengan taraf signifikansi < 0,05 yakni SL ( standart length/ panjang standar), CPD (caudal pundacle depth/ tinggi batang ekor), PFL ( pectoral fin length/ panjang sirip dada), BD ( body depth/tinggi badan), analisis cluster ikan tawes Sungai Bengawan Solo mempunyai kekarabatan lebih dekat dengan Sungai Dengkeng, sedangkan ikan tawes Sungai Opak lebih jauh dari kedua sungai tersebut. Hal ini menunjukan jarak jauh dekat antar populasi berbanding lurus dengan keragamanya.
Studi Analisis Biomorfometrik Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Kawasan Hutan Mangrove Wilayah Kabupaten Rembang Pambudi, Danang Setyo; Budiharjo, Agung; Sunarto, S
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.812 KB)

Abstract

Salah satu sumber daya alam laut indonesia yang bernilai ekonomis tinggi adalah Kepiting bakau (Scylla sp), hewan ini merupakan anggota dari kelompok Crustacea yang memiliki habitat di hutan mangrove. Pola pertumbuhan kepiting bakau di perairan estuari maupun di laut memiliki kebiasaan hidup yang berbeda, terutama dalam hal mencari makanan dan beradaptasi pada habitat mangrove. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Biomorfometrik kepiting bakau ditinjau dari jumlah, sebaran frekuensi, rasio kelamin, Korelasi lebar karapas dan berat, dan faktor kondisi kepiting dikawasan hutan mangrove wilayah kabupaten Rembang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2019 dengan metode analisis deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kepiting sebanyak 164 ekor, terdiri dari 102 ekor jantan dan 62 ekor betina, perbandingan rasio jantan dan betina 1,64 : 1,0 . ukuran lebar karapas antara 60,00 – 122,98 mm dengan berat antara 60,0 – 345,6 g. Pola pertumbuhan kepiting bersifat allometrik negatif dan allometrik positif, nilai faktor kondisi berkisar 1,003 – 1,025. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Biomorfometrik kepiting bakau di hutan mangrove kabupaten Rembang bersifat Allometrik negatif maupun positif dengan nilai faktor kondisi (kn) kategori Rendah, hal ini dipengaruhi oleh asupan makanan maupun kondisi lingkungan seperti vegetasi mangrove, ph, salinitas, karakter substrat dan suhu.
Karakteristik Habitat Bertelur Penyu di Pantai Taman Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan, Jawa Timur Septiana, Nieko Octavi; Sugiyarto, S; Budiharjo, Agung
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.939 KB)

Abstract

Penyu memiliki perilaku unik yaitu bertelur di pantai yang sama dengan tempatnya menetas. Penyu sebagai hewan yang dilindungi terus mengalami penurunan populasi yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu degradasi habitat peneluran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat Pantai Taman sebagai habitat bertelur penyu. Penelitian dilakukan selama bulan September-November 2016 dengan metode survei dengan mengukur parameter habitat Pantai Taman yang meliputi suhu pasir, suhu udara, kelembaban udara, lebar pantai, kemiringan pantai, jenis vegetasi, dan eksistensi predator. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Rata-rata suhu udara 28,06oC, rata-rata suhu pasir pada kedalaman 50 cm yaitu 29,95oC, rata-rata kelembaban udara yaitu 71,53%, rata-rata lebar pantai di yaitu 35,84 m, dan rata-rata kemiringan pantai yaitu 7,02o yang menunjukkan kategori pantai landai. Jenis vegetasi yang tumbuh di sepanjang pesisir pantai yaitu biduri (Calotropis gigantea), bintaro (Cerbera manghas), nyamplung (Calophyllum inophyllum), ketapang (Terminalia catappa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), tapak kuda (Ipomoea pes-caprae), kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus tectorius), rumput angin (Spinifex littoreus), rumput grinting (Thuarea involuta), dan cikumpai cikarao (Lepturus repens). Sedangkan untuk keberadaan predator yang teridentifikasi selama pengamatan yaitu kepiting hantu (Ocypode cursor).