The experience of being a child in conflict with the law affects teenagers to adapt to their environment. The purpose of this study is to understand and describe social adaptation strategies that occur in adolescents who have been conflicted with the law. The research method used is qualitative-descriptive. This study involved two teenagers who had conflicted with the law at the Class IA Kutoarjo Child Correctional Institution, aged 17 and 19 years. The results showed that one of the two informants still felt social anxiety when returning to the community. In contrast, the other informant believed adapting to their environment. The informants' social adaptation strategy consisted of three kinds, namely behavioral adaptation, tactical adaptation, and process adaptation. The strategy for social adaptation of adolescents who have conflicted with the law is to begin to involve themselves in the community by establishing adequate communication with those around them, participating in community activities, and reversing the negative stigma of others against them. Pengalaman menjadi anak yang berhadapan dengan hukum mempengaruhi remaja beradaptasi dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah maemahami dan mendeskripsikan strategi adaptasi sosial yang terjadi pada remaja yang pernah berhadapan dengan hukum. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif-deskriptif. Penelitian ini melibatkan dua orang remaja yang pernah berhadapan dengan hukum di Lembaga Permasyarakatan Khusus Anak Kelas IA Kutoarjo yang berusia 17 dan 19 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa satu informan masih merasakan kecemasan sosial ketika kembali ke masyarakat, sementara informan lainnya yakin dirinya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Strategi adaptasi sosial yang dilakukan oleh informan terdiri dari tiga macam, yaitu adaptasi perilaku, adaptasi siasat, dan adaptasi proses. Strategi adaptasi sosial remaja yang pernah berhadapan dengan hukum adalah mulai melibatkan diri dalam masyarakat dengan menjalin komunikasi yang baik dengan orang di sekitarnya, mengikuti kegiatan dalam masyarakat, serta berusaha memperbaiki stigma negatif orang lain terhadap dirinya.