Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Rekam : Jurnal, Fotografi, Televisi Animasi

Era Baru Televisi dalam Pandangan Konvergensi Media Rizca Haqqu
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 16, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v16i1.3721

Abstract

New Era of Television in the Perspective of Media Convergence. The development of internet technology has led to changes and developments in the world of mass communication. Because of the internet, new media emerges. The emergence of new media is changing the way people get information through the media. Initially, people got information and news through conventional media, such as newspapers, radio, or television. To be able to continue competing as a source of information demanded by the public, television media also innovates by converging. Convergence is a combination of several types of media and is present in the form of a digital platform. This research is a library research that aims to find out media convergence conducted by television media, especially in changing platforms from conventional television to digital media. Media convergence enables professionals in the mass media field to deliver news and present information and entertainment using a variety of media. The government as the regulator is fully responsible for creating regulations that can protect all elements of society from the bad influence of the media. Regulation becomes a logical consequence of the game of cultural symbols displayed by convergent media. The goal is clear, which is to avoid a conflict of interests that makes one party harmed, especially the users or the public, for they usually become the victim of the implementation of a convergence. ABSTRAKPerkembangan teknologi internet telah menimbulkan perubahan dan perkembangan dalam dunia komunikasi massa. Karena internet, muncullah media baru atau new media. Kemunculan media baru tersebut mengubah cara masyarakat mendapatkan informasi melalui media. Awalnya, masyarakat mendapatkan informasi dan berita melalui media konvensional, seperti surat kabar, radio, atau televisi. Untuk dapat terus berkompetisi sebagai sumber informasi yang diminati masyarakat, media televisi pun melakukan inovasi dengan cara berkonvergensi. Konvergensi adalah penggabungan dari beberapa jenis media dan hadir dalam bentuk platform digital. Penelitian ini adalah penelitian library research yang bertujuan untuk mengetahui konvergensi media yang dilakukan oleh media televisi khususnya dalam mengubah platform dari konvensional ke media digital. Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan berbagai macam media. Pemerintah selaku regulator bertanggung jawab penuh menciptakan regulasi yang dapat melindungi segenap elemen masyarakat dari pengaruh buruk media. Regulasi menjadi konsekuensi logis dari permainan simbol budaya yang ditampilkan oleh media konvergen. Tujuannya jelas, yakni agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang menjadikan salah satu pihak menjadi dirugikan. Terutama bagi kalangan pengguna atau publik, pihak ini biasanya menjadi pihak yang paling sering menjadi korban dari implementasi konvergensi.
Representasi Terorisme dalam Dua Adegan Film Dilan 1990 dengan Analisis Semiotika John Fiske Rizca Haqqu; Twin Agus Pramonojati
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 18, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v18i1.4762

Abstract

Dilan 1990 merupakan film yang diangkat dari novel bertajuk Dilan: Dia adalah Dilanku 1990. Film tersebut bergenre romantis yang menjadi salah satu film fenomenal tahun 2018. Di balik kepopuleran film Dilan 1990, ternyata hal ini memunculkan polemik pada warga terkait adegan kekerasan dalam film. Salah satu wujud kekerasan yang ditampilkan adalah dalam bentuk aksi teror yang dilakukan oleh geng motor. Riset ini bertujuan untuk mengenali bagaimana bentuk-bentuk aksi teror yang ada dalam film Dilan 1990 dan hubungannya dengan definisi terorisme yang ada. Guna menggapai tujuan riset ini, penulis memakai pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika John Fiske bersumber pada tiga tingkatan, yakni tingkatan realitas, tingkatan representasi, dan tingkatan ideologi. Hasil riset menampilkan bahwa ada dua adegan dalam film Dilan 1990 yang dikategorikan sebagai adegan teror. Ciri pada tataran realitas ditunjukkan lewat kode penampilan, kostum, lingkungan, perilaku, cara berbicara, dan ekspresi. Pada tataran representasi ditunjukkan melalui kode kamera, musik, revisi, suara, narasi, kepribadian, aksi, dan konflik. Sementara itu, pada tataran ideologis, adegan teror dalam film Dilan 1990 merepresentasikan terorisme. Dilan 1990 is a film based on a novel titled Dilan: Dia adalah Dilanku 1990.  The genre of the film is romantic and it became one of the phenomenal films in 2018. Behind the popularity of Dilan 1990 film, there was a polemic in the community regarding the violence scenes in the film.  One of violence scenes is an act of terror by a motorcycle gang.  This research aims to identify how the forms of the terror act in the film Dilan 1990 are related to the existing definition of terrorism. To achieve the objectives of this research, a qualitative approach was used along with John Fiske's semiotic analysis based on three levels, namely the level of reality, the level of representation, and the level of ideology. The results of the research showed that there are two scenes in the Dilan 1990 film which are categorized as terror scenes. Characteristics at the level of reality are shown through the code of appearance, costume, environment, behavior, way of speaking, and expression. At the representation level, it is shown through camera code, music, revision, sound, narration, personality, action, and conflict. While at  the ideological level, the terror scene in the 1990 film Dilan represents terrorism.